JAKARTA - Ketika ketegangan geopolitik dan proteksionisme kembali mencuat di kancah global, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tetap menjaga konsistensinya sebagai tulang punggung ketahanan energi gas nasional. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi sektor energi dunia, PGN memastikan bahwa pasokan gas dalam negeri tetap berjalan stabil dan aman.
PGN mengungkapkan bahwa ketahanan pasokan gas nasional sejauh ini dapat terjaga berkat dominasi pasokan gas dari dalam negeri. Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko, menegaskan sekitar 93% dari seluruh pasokan gas yang dikelola PGN berasal dari sumber domestik. Kondisi tersebut memberikan ketenangan bagi kebutuhan energi nasional karena minimnya ketergantungan terhadap sumber luar negeri.
“Keandalan ini tidak lepas dari kemampuan kami dalam mengelola proses bisnis secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir,” kata Arief dalam keterangan resminya. Ia menegaskan, pendekatan integrasi penuh yang dipegang PGN menjadi faktor utama yang membuat perusahaan tetap kuat menghadapi tekanan dari luar.
Pengelolaan rantai pasok dari hulu hingga hilir memungkinkan PGN mengontrol arus pasokan gas secara efisien, sekaligus meminimalisir dampak gangguan dari ketegangan global. Berbagai faktor eksternal seperti perang dagang, konflik geopolitik, hingga fluktuasi nilai tukar mata uang global tidak secara langsung mempengaruhi alur distribusi gas yang dikelola PGN.
Namun Arief tidak menampik bahwa tekanan global tetap memberikan dampak, khususnya terhadap konsumsi gas di segmen industri. Ia mengakui bahwa ketegangan global dapat memicu pelemahan nilai tukar rupiah dan menurunnya aktivitas ekspor, yang pada akhirnya bisa menekan permintaan gas nasional.
“Tekanan global bisa berdampak terhadap konsumsi industri domestik. Berdasarkan pengamatan kami, potensi penurunan konsumsi bisa mencapai 2,34%,” lanjut Arief.
Meski demikian, PGN masih berada di posisi yang solid. Diversifikasi portofolio pasokan terus diperkuat guna menjawab tantangan ini. Tidak hanya mengandalkan sumber gas dari satu titik, PGN mengoptimalkan jaringan pasokan dari berbagai sumber dalam negeri agar risiko gangguan pasokan bisa diminimalisir.
Tak hanya pada sisi pasokan, penguatan PGN juga terlihat dari penguasaan infrastruktur distribusi gas di Indonesia. Arief menjelaskan, PGN kini mengendalikan lebih dari 95% infrastruktur hilir gas nasional. Keunggulan ini menjadi kunci utama perusahaan untuk tetap gesit dan fleksibel mengatur distribusi gas ke berbagai sektor, mulai dari industri besar, UMKM, hingga rumah tangga.
Dalam upaya menjaga stabilitas pasokan dan memperluas jangkauan layanan, PGN juga menjalankan strategi bisnis jangka panjang yang dikenal dengan konsep G-A-S: Grow (bertumbuh), Adapt (beradaptasi), dan Step Out (mengembangkan pasar baru).
Melalui konsep “Grow”, PGN terus berfokus pada ekspansi pasar gas di dalam negeri. Sementara “Adapt” menitikberatkan pada kemampuan PGN beradaptasi terhadap perubahan regulasi dan dinamika pasokan yang bisa berubah setiap saat. Adapun pilar “Step Out” merupakan upaya PGN untuk menjangkau sektor pelanggan baru, khususnya industri menengah, pelaku UMKM, serta rumah tangga di berbagai wilayah Indonesia.
Sebagai bagian dari implementasi strategi tersebut, PGN juga terus mempercepat pembangunan infrastruktur gas yang merata dan berkelanjutan. Percepatan pembangunan jaringan pipa gas serta pembangunan terminal LNG di berbagai wilayah strategis menjadi prioritas utama perusahaan dalam rangka memperluas layanan sekaligus menjaga stabilitas energi nasional.
Arief menegaskan, kerja sama dengan berbagai pihak juga menjadi kunci penguatan ketahanan pasokan gas nasional. PGN aktif menjalin sinergi dengan Pertamina Group maupun pemerintah untuk mendukung efisiensi logistik energi nasional. Sinergi ini juga mencakup integrasi infrastruktur, yang diharapkan dapat menjaga harga gas domestik tetap kompetitif di tengah tekanan global.
“Kami senantiasa memantau dan mengevaluasi dampak perubahan global terhadap operasional dan struktur biaya perusahaan,” imbuh Arief.
Menurutnya, langkah mitigasi yang ditempuh PGN tak hanya berfokus pada penyesuaian harga, melainkan juga melalui efisiensi operasional dan optimalisasi infrastruktur agar dampak negatif dari dinamika global dapat diredam semaksimal mungkin.
Arief menegaskan bahwa secara fundamental PGN berada dalam kondisi usaha yang sehat. Dengan fokus menjaga stabilitas pasokan, mengembangkan pasar, serta memperluas jaringan infrastruktur, PGN yakin dapat menciptakan nilai berkelanjutan, baik bagi pelanggan, sektor industri, maupun bagi pemegang saham.
“Secara fundamental, PGN tetap berada dalam posisi yang kuat untuk menjaga keberlanjutan usaha dan menciptakan nilai bagi pelanggan serta pemegang saham,” tutup Arief.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, PGN membuktikan bahwa kemandirian energi nasional tetap bisa terjaga di tengah dinamika global. Ketahanan pasokan gas menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan sektor industri dan ekonomi nasional di masa yang penuh tantangan seperti saat ini.