KEMENKES

Dosen UNM Tewas Tergantung di Pohon Kampus Poltekkes Kemenkes

Dosen UNM Tewas Tergantung di Pohon Kampus Poltekkes Kemenkes
Dosen UNM Tewas Tergantung di Pohon Kampus Poltekkes Kemenkes

JAKARTA - Lingkungan akademik kembali diguncang kabar duka yang mengejutkan. Seorang dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Harlin Yusuf, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada Jumat pagi 12 JULI 2025. Ia ditemukan tergantung di sebuah pohon di area Kampus Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Makassar, menciptakan kepanikan dan kesedihan mendalam di kalangan sivitas akademika.

Penemuan jasad Harlin Yusuf sontak menggemparkan mahasiswa dan staf kampus yang tengah memulai aktivitas pagi mereka. Lokasi kejadian yang masih berada dalam kawasan akademik menambah suasana pilu dan tragis dari peristiwa ini. Menurut informasi awal dari kepolisian, korban ditemukan dalam posisi tergantung di salah satu pohon besar di belakang gedung kampus, dengan tali yang melilit lehernya.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tamalate, Kompol Muhammad Aris, membenarkan peristiwa tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah menerima laporan.

“Benar, kami menerima laporan dari pihak kampus terkait penemuan mayat yang tergantung di pohon. Setelah olah TKP, identitas korban terkonfirmasi atas nama Harlin Yusuf, dosen aktif Universitas Negeri Makassar,” ujar Kompol Aris saat dikonfirmasi.

Kronologi Penemuan

Jasad Harlin Yusuf pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan kampus sekitar pukul 06.30 WITA. Saksi yang enggan disebutkan namanya mengaku curiga melihat seseorang tergantung di bawah pohon besar di salah satu sudut kampus yang relatif sepi.

“Awalnya saya kira itu jaket yang nyangkut, tapi setelah saya mendekat, ternyata ada orang tergantung. Saya langsung lari dan panggil petugas keamanan kampus,” kata saksi mata.

Tak lama kemudian, petugas keamanan dan kepolisian tiba di lokasi. Jasad korban kemudian diturunkan dan dievakuasi ke RS Bhayangkara Makassar untuk proses autopsi. Sejauh ini, pihak kepolisian belum menemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban selain bekas lilitan tali di leher.

Reaksi Sivitas Akademika dan Keluarga

Kabar meninggalnya Harlin Yusuf dalam kondisi tragis ini menjadi pukulan telak bagi rekan-rekan sejawatnya di UNM. Banyak dosen dan mahasiswa yang mengenal almarhum sebagai sosok yang ramah dan berdedikasi tinggi terhadap tugas-tugas akademik.

Rektor UNM, Prof. Dr. Husain Syam, dalam keterangannya menyampaikan rasa duka yang mendalam dan turut berbelasungkawa kepada keluarga.

“Kami kehilangan salah satu dosen terbaik kami. Harlin Yusuf dikenal sebagai pribadi yang bersahaja, berdedikasi, dan sangat mencintai dunia pendidikan. Kami sangat terpukul dengan kepergian beliau,” ungkap Prof. Husain.

Pihak keluarga korban pun telah dihubungi dan menerima kabar duka ini dengan penuh kesedihan. Salah satu kerabat, yang turut hadir di RS Bhayangkara, mengatakan bahwa Harlin tidak pernah menunjukkan tanda-tanda depresi yang mencolok.

“Dia orang yang tertutup, tapi tidak pernah kami duga akan seperti ini. Kami masih menunggu hasil autopsi,” ujar kerabat korban singkat.

Penyelidikan Masih Berlanjut

Pihak kepolisian hingga kini belum memastikan motif di balik dugaan bunuh diri ini. Polisi juga tengah memeriksa barang-barang pribadi korban serta rekaman CCTV yang mengarah ke lokasi kejadian. Menurut Kapolsek Tamalate, penyelidikan ini penting dilakukan secara hati-hati untuk memastikan tidak ada unsur pidana.

“Kami tidak ingin berspekulasi. Semua kemungkinan kami buka, apakah ini murni bunuh diri atau ada unsur lain. Saat ini kami masih menunggu hasil visum dan keterangan dari keluarga serta rekan-rekan terdekat korban,” tambah Kompol Aris.

Sementara itu, tim psikologi forensik dari Polda Sulsel juga mulai dilibatkan dalam penanganan kasus ini untuk mendalami latar belakang psikologis korban.

Isu Kesehatan Mental di Kalangan Akademisi

Kematian Harlin Yusuf memunculkan kembali diskusi penting tentang kesehatan mental, terutama di kalangan tenaga pendidik. Tuntutan pekerjaan yang tinggi, tekanan publikasi akademik, hingga beban administratif kerap menjadi tekanan tersendiri bagi para dosen.

Menurut psikolog pendidikan dari Universitas Hasanuddin, Dr. Wahyu Mulyadi, perlu ada perhatian lebih terhadap kondisi mental para akademisi, yang sering kali dipandang sebagai figur intelektual tanpa celah.

“Dosen dan akademisi bukan superhuman. Mereka juga punya beban emosional dan psikologis yang jika tidak dikelola dengan baik, bisa berdampak fatal,” ujar Wahyu.

Ia mendorong agar lembaga pendidikan tinggi memiliki sistem pendampingan psikologis yang lebih aktif, bukan hanya untuk mahasiswa tetapi juga untuk tenaga pendidik.

Rencana Pemakaman dan Doa Bersama

Menurut informasi yang diterima dari pihak keluarga, jenazah Harlin Yusuf akan dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pihak UNM juga telah mengagendakan acara doa bersama dan pelepasan jenazah di Aula Fakultas tempat almarhum mengajar.

Suasana duka menyelimuti seluruh lingkungan kampus, dan sejumlah mahasiswa bahkan membentuk forum khusus untuk mengenang jasa-jasa Harlin selama mengabdi sebagai dosen.

Peristiwa tragis ini meninggalkan luka mendalam, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga komunitas akademik di Makassar dan Indonesia secara luas. Kehilangan seorang pendidik, terlebih dalam kondisi yang menyedihkan, adalah pengingat bahwa di balik ketenangan dan senyum yang tampak, bisa saja tersembunyi pergolakan batin yang tidak terungkap.

Semoga kepergian Harlin Yusuf menjadi momentum bagi dunia pendidikan untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental para pendidik. Dan semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Amin.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index