JAKARTA - Meskipun pasar saham domestik menunjukkan volatilitas tinggi, pelaku pasar tetap mendapatkan peluang dari sektor-sektor tertentu yang berhasil menopang laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada perdagangan terakhir, pergerakan IHSG mencerminkan optimisme yang tumbuh dari saham-saham energi, infrastruktur, dan barang baku, yang menjadi motor utama penguatan indeks menuju zona hijau.
IHSG berhasil ditutup menguat tipis sebesar 0,05%, mencatatkan apresiasi di posisi 6.904,39. Meskipun penguatannya tidak signifikan, indeks nyaris menembus titik tertinggi harian di level 6.916,83. Sementara itu, level terendah sempat disentuh di posisi 6.885,28, yang merupakan harga pembukaan pagi hari.
Kinerja indeks ini semakin menarik untuk dicermati mengingat dukungan kuat dari sektor energi yang mencatatkan kenaikan 0,99%, sektor barang baku sebesar 0,84%, dan sektor infrastruktur yang mengalami lonjakan hingga 1,03%. Ketiganya memberikan dorongan signifikan bagi IHSG untuk rebound dari tekanan jual yang terjadi sejak awal pekan.
- Baca Juga Merry Riana Bawa MERI ke Bursa
Volume transaksi di bursa pun cukup tinggi. Tercatat sebanyak 16,36 miliar saham berpindah tangan dengan nilai mencapai Rp11,16 triliun. Aktivitas perdagangan dilakukan dalam 1,08 juta kali transaksi. Dalam sesi tersebut, 276 saham berhasil menguat, 308 saham mengalami penurunan, dan 209 saham stagnan tanpa perubahan harga.
Situasi tersebut memberikan sinyal campuran, tetapi juga menunjukkan adanya rotasi sektor dan potensi rebound di saham-saham pilihan yang dianggap undervalued atau sedang memasuki tren kenaikan (uptrend).
Melihat kondisi pasar tersebut, sejumlah perusahaan sekuritas merilis rekomendasi saham untuk perdagangan hari ini, yang berpotensi melanjutkan tren positif di tengah ketidakpastian global dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Rekomendasi ini mencakup berbagai sektor, mulai dari energi, telekomunikasi, pertambangan, hingga sektor konsumer dan infrastruktur.
Rekomendasi Saham Hari Ini dari Berbagai Sekuritas:
BRI Danareksa Sekuritas
PTRO – Emiten pertambangan dengan eksposur pada jasa kontraktor tambang.
BUMI – Saham batubara yang cukup aktif di tengah sentimen energi global.
INET – Emiten teknologi yang mulai mencuri perhatian investor retail.
BNI Sekuritas
CBDK
CUAN
TPIA – Emiten petrokimia dengan prospek jangka menengah cerah.
PGEO – Perusahaan panas bumi yang relevan dengan tren energi hijau.
AMMN – Tambang emas dan tembaga yang tengah dalam ekspansi produksi.
TOBA – Saham energi dan kendaraan listrik yang patut dicermati.
Phillip Sekuritas
BNLI – Sektor perbankan yang dinilai undervalued.
TAPG – Emiten perkebunan dengan potensi harga komoditas meningkat.
MNC Sekuritas
AVIA
JPFA – Emiten agribisnis yang stabil di tengah kebutuhan pangan nasional.
JSMR – Emiten jalan tol dengan prospek cerah akibat proyek strategis nasional.
ULTJ – Perusahaan FMCG yang konsisten dari sisi kinerja keuangan.
CGS International Sekuritas
BRIS – Bank syariah yang agresif dalam ekspansi digital.
PTRO
TPIA
MDKA – Emiten emas dan nikel dengan portofolio tambang yang luas.
JPFA
ENRG – Emiten energi dengan proyek eksplorasi baru.
Phintraco Sekuritas
BUMI
TAPG
INTP – Emiten semen yang menarik saat proyek konstruksi kembali aktif.
JPFA
ISAT – Operator telekomunikasi dengan pertumbuhan data yang kuat.
Panin Sekuritas
MTEL – Emiten menara telekomunikasi dengan fundamental solid.
SCMA – Emiten media dengan ekspektasi pertumbuhan digital.
JSMR
EXCL – Operator seluler yang memperluas jaringan 5G.
Mirae Asset Sekuritas
BREN
BKSL
BUMI
CPIN – Perusahaan ayam terintegrasi yang kuat dalam pengendalian biaya produksi.
BRMS – Emiten pertambangan emas yang sedang menggenjot produksi.
INET
PSAB – Tambang emas dengan aset strategis di wilayah Sumatra.
Rekomendasi saham yang dirangkum dari berbagai sekuritas ini merupakan kombinasi antara saham-saham defensif dan saham-saham dengan potensi momentum teknikal yang positif. Investor tetap diimbau untuk berhati-hati dengan tetap memperhatikan aspek manajemen risiko, baik dari sisi fundamental maupun teknikal.
Sinyal Market Masih Campuran, Momentum Saham-Saham Energi dan Komoditas Terjaga
Meskipun IHSG mengalami penguatan tipis, tekanan jual dari investor asing masih tercatat cukup tinggi. Hal ini terlihat dari aktivitas net sell investor asing yang nyaris menembus angka Rp1 triliun. Beberapa saham perbankan dan blue chip menjadi target aksi jual, memperlihatkan rotasi sektor sedang berlangsung.
Namun, sentimen terhadap sektor energi, logam, dan infrastruktur tetap positif. Kenaikan harga komoditas global seperti batubara, nikel, dan minyak mentah, masih menjadi katalis bagi saham-saham di sektor ini. Di sisi lain, stabilnya nilai tukar rupiah serta ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral global memberikan ruang bagi IHSG untuk bertahan dalam tren naik jangka menengah.
Dengan mempertimbangkan kondisi makro dan teknikal, investor disarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio, memanfaatkan saham-saham sektor primer seperti energi dan bahan baku sebagai penyeimbang di tengah ketidakpastian pasar global.