Kereta Api

Kereta Api Diminati Wisman

Kereta Api Diminati Wisman
Kereta Api Diminati Wisman

JAKARTA - Bukan hanya warga lokal yang merasakan kenyamanan dan efisiensi transportasi kereta api di Indonesia. Wisatawan mancanegara pun kini kian melirik moda transportasi berbasis rel ini sebagai sarana utama dalam menjelajahi berbagai destinasi menarik di Tanah Air. Tren ini memperlihatkan bagaimana kereta api perlahan menjelma menjadi bagian penting dari ekosistem pariwisata nasional, bahkan bertaraf internasional.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat peningkatan signifikan jumlah wisatawan asing atau warga negara asing (WNA) yang memanfaatkan layanan kereta api jarak jauh (KAJJ). Dalam enam bulan pertama tahun ini saja, tercatat sebanyak 278.072 turis asing telah menggunakan kereta sebagai pilihan transportasi mereka saat melancong di Indonesia.

Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 10,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, ketika tercatat 251.647 WNA menggunakan kereta api. Fakta ini memberikan sinyal kuat bahwa transportasi berbasis rel tidak hanya relevan secara domestik, tetapi juga memiliki daya tarik global.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menilai bahwa daya tarik ini tidak lepas dari kombinasi antara kenyamanan, harga yang terjangkau, serta konektivitas antardaerah yang memudahkan wisatawan dalam merancang perjalanan. Ia menegaskan bahwa kereta api telah menjadi alternatif populer bagi turis asing, selain pesawat atau transportasi darat lainnya.

“Selain menjadi tulang punggung transportasi domestik, kereta api juga semakin diminati wisatawan asing karena kenyamanan, keterjangkauan, dan konektivitasnya antar daerah pariwisata,” kata Anne dalam keterangannya.

Puncak arus penumpang asing terjadi pada bulan Juni yang dikenal sebagai periode liburan musim panas bagi masyarakat internasional. Pada bulan tersebut, sebanyak 57.464 WNA tercatat menggunakan layanan kereta api, angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama, yaitu 50.330 orang.

Rute-rute favorit pun mulai terbentuk, menunjukkan preferensi wisatawan dalam menjelajahi berbagai kota di Indonesia. Rute Jakarta–Yogyakarta tercatat sebagai relasi paling diminati dengan jumlah 14.977 penumpang. Disusul oleh Bandung–Jakarta (14.504 penumpang) dan Jakarta–Bandung (13.589 penumpang). Rute antardaerah dengan kekayaan budaya dan kuliner seperti Yogyakarta–Malang (10.438), serta Yogyakarta–Surabaya Gubeng (9.562), juga menunjukkan angka yang tinggi.

Berikut adalah daftar lengkap sepuluh besar rute yang paling banyak digunakan oleh WNA selama paruh pertama tahun ini:

Gambir – Yogyakarta: 14.977 penumpang

Bandung – Gambir: 14.504 penumpang

Gambir – Bandung: 13.589 penumpang

Bandung – Yogyakarta: 11.325 penumpang

Yogyakarta – Malang: 10.438 penumpang

Yogyakarta – Surabaya Gubeng: 9.562 penumpang

Yogyakarta – Gambir: 8.174 penumpang

Surabaya Gubeng – Yogyakarta: 5.785 penumpang

Gambir – Semarang Tawang Bank Jateng: 4.827 penumpang

Semarang Tawang Bank Jateng – Gambir: 4.237 penumpang

Menurut Anne, kota-kota seperti Yogyakarta, Bandung, Semarang, dan Malang terus menjadi magnet utama bagi wisatawan luar negeri. Hal ini tidak lepas dari kekayaan atraksi sejarah, budaya lokal yang khas, serta keragaman kuliner yang memikat selera. Dalam beberapa kasus, pengalaman naik kereta itu sendiri menjadi bagian dari daya tarik wisata.

Tak sedikit pula turis asing yang membagikan kisah menyenangkan saat menggunakan layanan kereta api di Indonesia melalui media sosial, mulai dari keramahan petugas, keindahan panorama sepanjang perjalanan, hingga fasilitas yang dinilai bersih dan nyaman.

Sejumlah kalangan pun menyambut tren ini sebagai peluang strategis untuk mengembangkan pariwisata Indonesia berbasis konektivitas. KAI, menurut Anne, berkomitmen untuk terus membangun kerja sama dengan pelaku wisata, pemerintah daerah, dan kementerian terkait agar peran kereta api dalam mendukung industri pariwisata semakin kuat.

“Kami akan terus memperkuat kolaborasi dengan pelaku wisata, pemerintah daerah, serta kementerian terkait untuk menjadikan kereta api sebagai ekosistem pariwisata nasional berkelas dunia,” jelas Anne.

Dengan kinerja ini, KAI tidak hanya mencerminkan pertumbuhan layanan transportasi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana infrastruktur publik dapat memberi kontribusi nyata terhadap sektor ekonomi lainnya, seperti pariwisata. Pengalaman positif para pelancong mancanegara juga menjadi promosi gratis yang bernilai tinggi di kancah global.

Seiring makin pulihnya industri pariwisata pasca pandemi dan meningkatnya minat masyarakat dunia terhadap wisata berbasis budaya dan pengalaman lokal, kereta api Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mengambil peran lebih besar. Baik dalam mendukung kunjungan wisatawan maupun dalam menyebarluaskan akses ke destinasi yang lebih luas dari sekadar kota besar.

Dengan tren yang positif ini, bisa dipastikan bahwa kereta api akan terus menjadi bagian penting dari perjalanan wisatawan asing di Indonesia — tak hanya sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai pengalaman yang tak terlupakan selama menjelajahi nusantara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index