JAKARTA - Di tengah disrupsi teknologi dan dinamika industri keuangan global yang semakin kompleks, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) menunjukkan langkah progresif melalui peluncuran BRIvolution Initiatives Phase 1. Inisiatif ini bukan sekadar gebrakan inovasi, melainkan bagian dari perjalanan panjang transformasi korporasi menuju posisi sebagai lembaga keuangan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Peluncuran tahap pertama dari transformasi bertajuk "Kicking Off a New Horizon" itu menjadi titik tolak baru bagi BRI dalam menata ulang strategi, memperkuat struktur bisnis, dan mempersiapkan seluruh unsur organisasi menyongsong masa depan perbankan yang terus berubah.
Langkah ini diresmikan oleh Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, yang secara simbolik membuka peluncuran BRIvolution Phase 1 dari Kantor Pusat BRI di Jakarta, diikuti oleh seluruh jajaran direksi dan karyawan dari berbagai wilayah secara virtual. Hery menegaskan bahwa peluncuran ini lebih dari sekadar acara seremonial.
“Peluncuran ini bukan hanya simbol komitmen kami, tetapi juga langkah nyata untuk terus beradaptasi, memperkuat struktur, dan mengoptimalkan kapabilitas internal BRI,” ujar Hery.
“Transformasi ini tidak berhenti pada sistem, melainkan menyasar cara berpikir seluruh Insan BRILiaN agar BRI semakin tangguh dan bernilai tambah bagi semua pihak,” lanjutnya.
Lima Inisiatif Strategis, Satu Tujuan Besar
Sebagai bagian dari fase pertama BRIvolution, BRI memperkenalkan lima inisiatif strategis utama yang dirancang untuk menjawab kebutuhan pasar dan memperkuat keunggulan kompetitif bank, yaitu:
Area Head – restrukturisasi manajemen wilayah yang lebih responsif terhadap dinamika lokal.
Commercial Business Center – pusat layanan bisnis komersial untuk mempercepat layanan korporasi.
New Sales Coverage Model – pendekatan baru dalam menjangkau nasabah dan memperluas akuisisi pasar.
Joint Financing – kolaborasi pembiayaan untuk memperluas akses pendanaan ke berbagai sektor.
Remodelling Mantri – pembaruan peran mantri BRI agar lebih relevan dan berdampak di era digital.
Kelima inisiatif tersebut tidak hanya mendorong efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat hubungan BRI dengan nasabah dari berbagai segmen, mulai dari usaha mikro hingga korporasi besar. Hery mengingatkan bahwa semua perubahan ini perlu dijalankan dengan semangat kolaboratif.
“Transformasi bukan tujuan akhir, melainkan perjalanan panjang yang harus kita jalani bersama,” tegasnya.
Dukungan Infrastruktur dan Sumber Daya yang Solid
Langkah transformasi BRI bukan tanpa pondasi. Bank milik negara ini memiliki salah satu struktur dan infrastruktur perbankan paling kokoh di Indonesia. Saat ini, BRI diperkuat oleh lebih dari 36 ribu tenaga pemasar, serta jaringan layanan fisik yang tersebar di lebih dari 6 ribu kantor di seluruh Indonesia.
Layanan digital dan elektronik BRI juga tidak kalah impresif. Tercatat terdapat lebih dari 742 ribu unit e-channel, lebih dari 10 ribu ATM, serta 9 ribu mesin CRM (Cash Recycling Machine) yang menjangkau hingga ke pelosok desa.
Jangkauan ke daerah pedesaan semakin diperluas melalui jaringan AgenBRILink, yang kini telah mencapai lebih dari 1,19 juta agen di 67 ribu desa. Kehadiran jaringan ini tidak hanya memperkuat inklusi keuangan, tetapi juga menghadirkan layanan perbankan kepada masyarakat yang selama ini sulit dijangkau oleh bank konvensional.
Kinerja Keuangan Tetap Solid di Tengah Tekanan Global
Meski kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, BRI terus menunjukkan performa keuangan yang solid. Hingga kuartal I 2025, BRI mencatat laba bersih sebesar Rp13,80 triliun, dengan total aset tumbuh 5,49% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp2.098,23 triliun.
Di sisi penyaluran kredit, angka mencapai Rp1.373,66 triliun atau naik 4,97% (yoy). Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp1.421,60 triliun, didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 65,77%.
Kepercayaan Investor Global Tetap Tinggi
Kepercayaan investor terhadap transformasi jangka panjang BRI juga terlihat dari aktivitas pasar modal. Salah satu nama besar, JP Morgan Chase & Co., tercatat membeli 117,42 juta lembar saham BBRI selama periode April hingga Juni 2025. Dengan pembelian ini, kepemilikan JP Morgan atas saham BBRI meningkat menjadi 1,54 miliar lembar.
Kehadiran investor institusional besar seperti JP Morgan menjadi indikator kuat bahwa strategi dan arah transformasi BRI dinilai menjanjikan dan solid untuk jangka panjang.
Menuju Bank Paling Inklusif dan Visioner
Dengan peluncuran BRIvolution Phase 1, BRI kian memantapkan langkah sebagai bank yang bukan hanya besar dalam angka, tetapi juga dalam visi. Transformasi ini bukan semata soal digitalisasi atau efisiensi, melainkan perubahan menyeluruh pada struktur, budaya kerja, dan nilai yang ingin dibawa oleh BRI dalam menghadapi masa depan industri keuangan.
“Kami ingin agar transformasi ini menjadi milik bersama, dijalankan oleh seluruh Insan BRILiaN di semua lini. BRI harus menjadi bank yang inklusif, berdampak, dan relevan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Hery dalam pernyataan penutupnya.
Dengan strategi yang matang, kekuatan infrastruktur, dan kepercayaan publik serta investor, BRI kini melangkah pasti sebagai bank masa depan yang tidak hanya kompetitif secara lokal, tetapi juga siap bersaing di kancah global.