BBM

Harga BBM Nonsubsidi Naik di Semua SPBU

Harga BBM Nonsubsidi Naik di Semua SPBU
Harga BBM Nonsubsidi Naik di Semua SPBU

JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi kembali terjadi di Indonesia, berdampak langsung pada konsumen dari berbagai lapisan masyarakat. SPBU dari berbagai operator—baik milik negara maupun swasta—mengumumkan penyesuaian tarif jual BBM mereka secara serentak pada awal Juli. Harga BBM di Pertamina, Shell, BP, dan Vivo mengalami lonjakan hampir di semua jenis bahan bakar nonsubsidi.

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan potensi efek domino terhadap biaya logistik, harga barang pokok, hingga daya beli masyarakat. Di sisi lain, pihak SPBU menegaskan bahwa penyesuaian ini merupakan langkah yang mengikuti dinamika harga minyak mentah dunia serta kurs mata uang asing yang menjadi komponen penting dalam penentuan harga jual BBM.

Pertamina: Seluruh Jenis BBM Nonsubsidi Alami Kenaikan

Sebagai operator SPBU terbesar di Indonesia, Pertamina mencatatkan kenaikan pada semua jenis BBM nonsubsidi yang mereka tawarkan. Jenis BBM populer seperti Pertamax kini dibanderol Rp12.500 per liter, naik dari sebelumnya Rp12.100. Begitu pula Pertamax Turbo yang kini mencapai Rp13.500 per liter, meningkat dibandingkan harga bulan lalu di Rp13.050.

Tidak hanya itu, varian Pertamax Green, yang dikenal ramah lingkungan karena kandungan bioetanolnya, juga mengalami kenaikan menjadi Rp13.250 per liter dari harga sebelumnya Rp12.800.

Sementara itu, produk diesel seperti Dexlite kini dipatok seharga Rp13.320 per liter dari sebelumnya Rp12.740, dan Pertamina Dex naik menjadi Rp13.650 per liter dari posisi sebelumnya Rp13.200.

Namun, dua jenis BBM bersubsidi, yakni Pertalite dan Solar, tetap mempertahankan harga masing-masing di level Rp10.000 dan Rp6.800 per liter. Stabilnya harga dua jenis BBM tersebut menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.

Shell Sesuaikan Harga untuk Seluruh Varian BBM

Operator SPBU asal Belanda, Shell, juga turut menyesuaikan tarif jual BBM mereka di Indonesia. Produk unggulan mereka, Shell Super, kini dijual seharga Rp12.810 per liter, naik dari sebelumnya Rp12.370. Kenaikan juga terjadi pada varian V-Power, yang kini menyentuh harga Rp13.300 per liter, meningkat dari Rp12.840.

Untuk produk premium lainnya seperti V-Power Diesel, konsumen kini harus merogoh kocek sebesar Rp13.800 per liter, naik dari Rp13.250. Sementara itu, V-Power Nitro+, yang menyasar konsumen kendaraan premium, kini dijual di harga Rp13.540 per liter, lebih tinggi dibanding harga bulan lalu sebesar Rp13.070.

Shell menyampaikan bahwa penyesuaian ini mengikuti tren global harga minyak mentah serta fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang memengaruhi biaya impor dan distribusi BBM.

BP dan Vivo Juga Terapkan Harga Baru

British Petroleum (BP) dan Vivo juga tidak ketinggalan menaikkan harga BBM di SPBU mereka. BP Ultimate, produk andalan BP, kini dibanderol Rp13.300 per liter, naik dari Rp12.840. Produk setara Pertalite mereka, yakni BP 92, juga mengalami kenaikan menjadi Rp12.600 per liter dari sebelumnya Rp12.370.

Untuk konsumen diesel, BP Ultimate Diesel kini menyentuh angka Rp13.800 per liter, naik dari harga bulan sebelumnya sebesar Rp13.250.

Di sisi lain, Vivo yang dikenal dengan BBM ekonomisnya juga mengoreksi harga ke atas. Revvo 90, yang menjadi alternatif bagi konsumen kendaraan harian, kini dipatok Rp12.730 per liter, naik dari sebelumnya Rp12.260. Sementara Revvo 92 dijual Rp12.810 per liter, naik dari Rp12.340, dan Revvo 95 kini seharga Rp13.300 per liter, naik dari Rp12.810.

Produk diesel mereka, Diesel Primus Plus, juga mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp13.800 per liter, naik dari Rp13.210.

Mengapa Harga BBM Naik?

Fenomena kenaikan harga BBM pada awal bulan ini tak lepas dari pengaruh global. Pergerakan harga minyak mentah dunia yang cenderung fluktuatif akibat geopolitik internasional, perubahan permintaan dan pasokan, serta penguatan nilai dolar AS, menjadi penyebab utama.

Sebagian besar jenis BBM yang dijual di SPBU Indonesia adalah hasil impor atau menggunakan komponen yang mengacu pada harga pasar internasional. Oleh karena itu, ketika harga minyak dunia dan kurs dolar mengalami tekanan, harga BBM domestik turut disesuaikan untuk menjaga margin operasional perusahaan penyedia bahan bakar.

Respons Masyarakat dan Pemerintah

Kenaikan harga ini tentu menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian mengeluhkan beban pengeluaran yang meningkat, terlebih di tengah kenaikan harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Para pengemudi ojek daring dan pelaku logistik kecil turut merasakan dampak langsung karena meningkatnya biaya operasional harian.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian ESDM menyatakan bahwa penyesuaian harga BBM nonsubsidi adalah kewenangan masing-masing badan usaha sesuai mekanisme pasar, namun tetap diawasi untuk mencegah penyimpangan atau ketidaksesuaian harga dengan standar keekonomian yang berlaku.

Kementerian menegaskan bahwa harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar masih akan tetap dijaga agar tetap terjangkau oleh masyarakat luas, sementara opsi BBM nonsubsidi tetap tersedia bagi masyarakat yang ingin kualitas lebih tinggi dan efisiensi mesin kendaraan.

Apa yang Bisa Dilakukan Konsumen?

Konsumen diharapkan semakin cermat dalam memilih jenis BBM yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan dan kondisi keuangan. Mengingat saat ini setiap SPBU memiliki struktur harga dan spesifikasi produk yang beragam, perbandingan harga dan efisiensi bahan bakar bisa menjadi strategi dalam menekan pengeluaran bulanan.

Langkah lainnya adalah memperhatikan promo-promo loyalitas dari masing-masing SPBU, seperti diskon kartu kredit, program cashback, atau penggunaan aplikasi digital yang menawarkan poin atau potongan harga.

Dengan kenaikan harga BBM di seluruh jaringan SPBU besar di Indonesia, masyarakat dihadapkan pada pilihan dan tantangan baru dalam mengatur pengeluaran. Meski penyesuaian harga merupakan bagian dari dinamika ekonomi global, penting bagi semua pihak untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan keberpihakan pada daya beli rakyat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index