Profil

Profil Sang Bek: Jordi Amat di Persija

Profil Sang Bek: Jordi Amat di Persija
Profil Sang Bek: Jordi Amat di Persija

JAKARTA - Setelah menapaki karier panjang di berbagai klub Eropa dan mencicipi atmosfer sepak bola Asia Tenggara, Jordi Amat akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia—tanah leluhur yang kini ia bela sepenuh hati. Kepastian itu datang melalui gebrakan khas Persija Jakarta yang mengumumkan kedatangan sang bek timnas lewat tampilan videotron megah di Jakarta International Stadium (JIS).

"Jodi Is Here," begitu kalimat singkat namun bermakna yang ditampilkan klub berjuluk Macan Kemayoran, mengiringi pengumuman rekrutan besar mereka untuk kompetisi Liga 1 musim 2025/2026. Persija bukan hanya mendapatkan pemain dengan pengalaman tinggi, melainkan juga figur yang memiliki ikatan emosional dengan negeri ini.

Dari Eropa ke Asia: Sebuah Perjalanan Karier yang Kaya Pengalaman

Jordi Amat bukanlah nama asing di dunia sepak bola. Berstatus sebagai pemain naturalisasi, ia memiliki rekam jejak yang panjang dan mengesankan. Bek berusia 33 tahun ini telah mengarungi berbagai kompetisi top Eropa, termasuk La Liga Spanyol dan English Premier League, sebelum akhirnya memutuskan bermain di kawasan Asia Tenggara.

Karier profesional Jordi dimulai bersama Espanyol pada 2010, di mana ia sempat merasakan diasuh oleh pelatih kawakan Mauricio Pochettino. Dari sana, langkah besarnya datang saat direkrut Swansea City pada 2013. Bersama klub Premier League itu, Jordi merasakan kerasnya sepak bola Inggris, pengalaman yang memperkaya karakter dan teknik bermainnya.

Meski sempat berpindah-pindah klub seperti Real Betis dan Rayo Vallecano, ia tetap tampil konsisten sebagai bek tengah andal. Bahkan, Jordi juga sempat bermain di Belgia bersama Eupen sebelum akhirnya menerima tantangan baru bersama Johor Darul Ta'zim (JDT) di Liga Malaysia sejak 2022.

Tiga tahun berseragam JDT cukup membuktikan bahwa Jordi bukan hanya petualang, tetapi juga pemain yang berkomitmen pada tim yang dibelanya. Kini, setelah kontraknya berakhir, ia memilih pulang ke Indonesia dan bergabung bersama Persija—sebuah keputusan yang mencerminkan kepeduliannya pada sepak bola nasional.

Jejak Internasional dan Ikatan Emosional dengan Indonesia

Di level internasional, Jordi Amat memiliki catatan panjang bersama Timnas Spanyol di kelompok usia. Ia tampil di enam level berbeda, mulai dari U-16 hingga U-21. Ketika membela Spanyol U-21, ia dilatih oleh Luis Milla, yang juga pernah menukangi Timnas Indonesia pada 2017–2018.

Kebersamaan Jordi dengan Milla sempat menjadi sorotan, terutama karena pemain ini dipercaya tampil dalam 15 pertandingan di bawah asuhan pelatih asal Spanyol tersebut. Itu menunjukkan bahwa sejak usia muda, Jordi telah dipandang sebagai pemain dengan prospek cerah.

Namun siapa sangka, di balik darah Spanyol yang mengalir, Jordi ternyata memiliki garis keturunan Indonesia. Neneknya berasal dari Makassar dan buyutnya dari Maluku, menjadikan Indonesia bukan sekadar tempat bermain, tetapi juga bagian dari identitas dirinya.

Keputusan Jordi untuk menjadi Warga Negara Indonesia pada 11 November 2022 bukanlah tindakan instan, melainkan hasil dari proses panjang yang sarat makna. Setelah resmi berstatus WNI, ia langsung rutin membela Timnas Indonesia di berbagai ajang internasional. Meski kini posisinya mulai tergeser setelah Jay Idzes muncul sebagai bek muda andalan, kontribusinya tetap dihargai.

Pilihan Strategis: Persija Dapatkan Pemain Serbabisa

Bagi Persija Jakarta, merekrut Jordi Amat adalah langkah strategis. Selain memiliki pengalaman mumpuni, Jordi dikenal sebagai pemain yang bisa menempati berbagai posisi. Meskipun posisi naturalnya adalah bek tengah, ia juga mumpuni bermain sebagai bek kanan, bek kiri, bahkan gelandang bertahan jika dibutuhkan.

Fleksibilitas ini tentu menjadi aset penting bagi pelatih dalam meracik strategi dan formasi. Apalagi Liga 1 kerap diwarnai dengan dinamika tak terduga, seperti cedera atau rotasi pemain yang padat. Dalam konteks ini, kehadiran Jordi bisa menjadi jawaban atas kebutuhan akan pemain bertahan yang solid dan adaptif.

Persija memberikan kontrak dua tahun kepada Jordi dengan opsi perpanjangan, menunjukkan bahwa klub serius membangun proyek jangka panjang bersama sang bek. Di tengah upaya membangun skuad kompetitif, sosok seperti Jordi bukan hanya pelengkap, tapi juga pemimpin di lini belakang yang bisa memberi pengaruh positif kepada pemain muda.

Pemain Naturalisasi yang Tetap Relevan

Masuknya Jordi ke Persija juga mengingatkan kita pada peran besar pemain naturalisasi dalam pengembangan sepak bola Indonesia. Selain Jordi, nama-nama seperti Thom Haye, Rafael Struick, Shayne Pattynama, Justin Hubner, dan Nathan Tjoe-A-On juga tengah menjadi bagian penting dari regenerasi timnas.

Namun dari keenam pemain tersebut, hanya Jordi yang saat ini bergabung dengan klub Liga 1. Ini bisa menjadi contoh positif bahwa pemain naturalisasi pun bisa memberikan kontribusi langsung di level kompetisi domestik, bukan hanya tampil di panggung internasional.

Keputusan Jordi untuk kembali ke liga lokal membuktikan bahwa ia bukan hanya mengejar karier, tapi juga ingin berkontribusi langsung pada perkembangan sepak bola Indonesia dari dalam negeri. Dengan pengalamannya, ia berpeluang menjadi mentor bagi generasi muda dan memperkuat kualitas kompetisi secara keseluruhan.

Lebih dari Sekadar Transfer Pemain

Kehadiran Jordi Amat di Persija bukan hanya tentang sebuah transfer, tetapi juga simbolisasi hubungan emosional, profesionalisme, dan komitmen terhadap negeri ini. Ia datang membawa cerita panjang sebagai pemain Eropa, sebagai warga keturunan Indonesia, dan kini, sebagai pahlawan baru di tengah pertarungan Liga 1.

Perjalanan Jordi belum usai. Di tengah sorak sorai Jakmania dan ekspektasi publik, ia kembali memulai lembaran baru. Bukan lagi sebagai pemain asing, tapi sebagai bagian dari bangsa yang telah ia pilih—dan kini ia bela, di lapangan hijau Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index