JAKARTA - Teluk Ekas di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, menyimpan kekayaan alam yang luar biasa dengan potensi wisata bahari yang menjanjikan. Meskipun memiliki daya tarik alam yang memukau dan berbagai kegiatan wisata menarik seperti snorkeling dan surfing, pengembangan Teluk Ekas belum berjalan optimal. Hal ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat setempat yang berharap adanya dukungan lebih besar dari pemerintah daerah serta pelaku industri pariwisata untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Ketua Surf Club Ekas, Wirawan Ubur, menuturkan bahwa Teluk Ekas terkenal dengan keindahan alamnya yang menawarkan lima titik surfing unggulan dan area snorkeling seluas 10 hektare yang sangat cocok untuk wisata bawah laut. “Di area Ekas ada tiga titik yang bisa digunakan untuk surfing. Saat musim hujan, ombaknya sering dipakai seperti Kura-Kura dan Pantai Dagong berkembang karena banyak spot yang cocok,” ungkapnya.
Namun, potensi ini belum dikelola dengan maksimal. Banyak generasi muda setempat yang memilih merantau ke luar negeri karena terbatasnya kesempatan kerja di wilayah mereka sendiri. Wirawan mengungkapkan kekecewaannya terkait dominasi pihak luar dalam pengelolaan objek wisata di Teluk Ekas. Hal ini membuat masyarakat lokal kurang diberdayakan dan terlibat dalam pengembangan destinasi wisata yang ada di daerahnya sendiri.
“Anak-anak kami terpaksa merantau karena tidak diberdayakan di wilayah sendiri. Padahal Ekas ini sangat potensial. Sayangnya, dikuasai oleh orang luar dan tidak dimanfaatkan,” tambahnya dengan nada prihatin.
Meski begitu, Wirawan mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah daerah dalam membuka akses dan memberikan dukungan terhadap pengembangan pariwisata di Ekas. Menurutnya, kondisi saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan masa sebelumnya. “Sekarang 90 persen sudah baik. Tinggal bagaimana kita menata dan memperjuangkan agar masyarakat lokal bisa benar-benar dilibatkan dan mendapat manfaat ekonomi,” jelasnya.
Musim terbaik untuk berselancar di Teluk Ekas menurut Wirawan adalah antara Juli hingga Agustus, karena kondisi angin dan ombak saat itu sangat mendukung aktivitas surfing. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan diskusi dan menjalin kerja sama dengan pelaku wisata dari wilayah lain seperti Awang dan Lombok Tengah untuk mengelola potensi wisata secara bersama-sama.
Namun, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah koordinasi yang kurang efektif antara warga lokal dan pihak luar yang terlibat dalam pengelolaan wisata. Wirawan memberikan contoh bahwa wisatawan yang dibawa oleh orang dari daerah lain seperti Awang, kemudian dibawa ke spot surfing oleh warga Ekas, tetapi koordinasi antar pihak tersebut masih belum optimal.
“Orang dari Awang datang mengantar tamu, lalu warga Ekas yang membawa mereka ke spot surfing. Tapi, koordinasi masih kurang. Ini perlu kita benahi agar wisatawan mendapat pelayanan terbaik,” ujarnya.
Harapan besar warga setempat adalah Teluk Ekas bisa berkembang menjadi destinasi wisata unggulan di Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan pengelolaan yang berbasiskan masyarakat lokal serta prinsip keberlanjutan. Pengembangan yang memberdayakan masyarakat sekitar diyakini dapat memberikan dampak positif ekonomi sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya setempat.
Pengelolaan wisata yang berbasis masyarakat juga menjadi kunci agar hasil dari potensi alam dan budaya yang ada di Teluk Ekas dapat dirasakan langsung oleh warga, sehingga mereka tidak lagi harus mencari nafkah jauh dari kampung halaman. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan pelaku industri pariwisata, Teluk Ekas berpeluang besar menjadi magnet wisata yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga mengangkat kesejahteraan warga lokal.
Secara keseluruhan, Teluk Ekas memiliki modal kuat untuk berkembang menjadi destinasi wisata andalan, namun langkah konkret dalam pengelolaan, pemberdayaan masyarakat, dan sinergi antar berbagai pihak menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut. Jika tantangan koordinasi dapat diatasi dan dukungan pemerintah lebih ditingkatkan, Teluk Ekas akan mampu bersaing dengan destinasi wisata lain di Indonesia bahkan dunia.
Sebagai daerah yang kaya potensi alam dan budaya, Teluk Ekas membutuhkan perhatian serius untuk mengoptimalkan peluang yang ada demi kemajuan bersama. Dengan visi yang tepat dan kolaborasi erat antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pelaku industri, Teluk Ekas dapat menjadi contoh sukses pengembangan wisata bahari berbasis komunitas yang berkelanjutan dan memberikan manfaat luas bagi semua pihak yang terlibat.