cara menahan BAB

Beberapa Cara Menahan BAB yang Ampuh untuk Sementara Waktu

Beberapa Cara Menahan BAB yang Ampuh untuk Sementara Waktu
cara menahan BAB

JAKARTA - Cara menahan BAB sering dialami banyak orang, terutama saat jarak ke toilet jauh atau toilet tidak memungkinkan untuk digunakan.

Saat menghadapi keadaan seperti ini, biasanya kita akan berusaha menahan BAB sampai menemukan tempat yang lebih nyaman untuk buang air besar. Menahan 

BAB sesekali sebenarnya tidak berbahaya, namun jika kebiasaan ini terus dilakukan secara rutin, bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius. 

Untungnya, cara menahan BAB dapat dilakukan dengan metode yang aman dan sehat. Jadi, penting untuk mengetahui cara yang tepat agar kebiasaan ini tidak merugikan tubuh.

Cara Menahan BAB yang Ampuh

Menahan BAB merupakan proses mengendalikan otot-otot di area anus agar mencegah keluarnya tinja sekaligus mengurangi gerakan usus. 

Agar bisa melakukannya dengan benar dan aman bagi tubuh, mari kita pelajari lebih dalam tentang cara menahan BAB yang sehat tanpa menimbulkan rasa sakit atau gangguan.

Mengencangkan Otot Bokong

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salah satu metode untuk menahan dorongan buang air besar adalah dengan mengatur kontraksi otot di area anus. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mengencangkan otot bokong. 

Gerakan ini akan membantu menahan gerakan usus sehingga dorongan untuk buang air besar bisa tertahan. Disarankan untuk mengencangkan bokong dengan kuat agar kontraksi otot lebih efektif.

Mengubah Posisi Tubuh

Langkah lain yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari posisi tubuh yang memicu keluarnya tinja, seperti duduk atau jongkok. 

Kedua posisi ini secara alami memang mempermudah proses buang air besar karena memberi tekanan pada bagian perut. Untuk mengurangi dorongan tersebut, kamu bisa mencoba berbaring telentang atau berdiri. 

Posisi tersebut mampu mengurangi tekanan pada perut sehingga keinginan untuk buang air besar dapat diredam sementara waktu.

Menghindari Asupan Serat Tinggi

Jika kamu sedang berada di tempat umum dan sulit menemukan toilet, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menghindari makanan yang kaya akan serat. 

Makanan berserat memang baik untuk memperlancar pencernaan, tetapi di saat tertentu bisa mempercepat dorongan untuk buang air besar. 

Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi makanan tinggi serat ditunda dulu ketika kamu sedang berada di luar rumah, terutama jika dalam perjalanan jauh dan tidak ada akses ke toilet.

Mengurangi Minuman yang Merangsang Pencernaan

Ketika sedang berada dalam situasi yang menyulitkanmu untuk ke kamar mandi, sebaiknya hindari mengonsumsi minuman yang bisa memicu pergerakan usus. 

Contohnya seperti kopi dan jus buah yang bisa mempercepat proses pencernaan dan menimbulkan keinginan buang air besar. Untuk sementara waktu, akan lebih baik jika kamu menunda atau mengurangi konsumsi minuman tersebut. 

Selain membantu menahan buang air besar, mengurangi asupan kopi juga memberi dampak positif bagi kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan.

Bahaya Menahan Buang Air Besar secara Terus-menerus

Meskipun ada berbagai metode yang bisa dilakukan untuk menunda buang air besar secara aman dalam kondisi tertentu, praktik ini sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan. 

Jika terlalu sering menahan keinginan tersebut, hal itu justru bisa berdampak negatif bagi tubuh. Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin muncul akibat kebiasaan menahan buang air besar terlalu sering. Mari kita bahas lebih lanjut.

Sulit Buang Air Besar

Menunda keinginan buang air besar dapat memengaruhi kinerja sistem pencernaan. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Columbia University, ketika feses dibiarkan terlalu lama berada dalam usus, cairan di dalamnya akan diserap kembali oleh tubuh. 

Akibatnya, tinja menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Kondisi ini tidak hanya menyulitkan proses buang air besar, tetapi juga dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian anus.

Perut Terasa Kram

Salah satu dampak dari sering menahan buang air besar adalah timbulnya kram pada perut. Kondisi ini biasanya disertai dengan perut kembung dan rasa tidak nyaman sepanjang hari. 

Walaupun kram perut bukan termasuk kondisi yang berbahaya secara medis, rasa tidak nyaman tersebut bisa mengganggu aktivitas harian dan membuatmu merasa tidak bertenaga.

Mengalami Sembelit

Sebuah publikasi dari Oman Medical Journal mengungkapkan bahwa sembelit atau konstipasi kerap dialami oleh anak-anak, terutama ketika mereka enggan buang air besar karena takut merasa sakit. 

Hal ini umum terjadi pada masa pelatihan menggunakan toilet. Namun, sembelit tidak hanya menyerang anak-anak, melainkan juga bisa dialami oleh orang dewasa. 

Sembelit adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau ketika tinja menjadi sangat keras hingga sulit dikeluarkan. Ini merupakan salah satu akibat dari menahan buang air besar yang perlu diwaspadai.

Jika kotoran menumpuk terlalu lama di dalam tubuh, hal ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh.

Feses Tersangkut di Usus (Impaksi Feses)

Impaksi feses merupakan gangguan serius pada sistem pencernaan, di mana tinja yang sangat keras dan kering menjadi tersangkut di bagian akhir usus besar atau di area rektum. 

Ketika kotoran sudah dalam kondisi padat dan tidak dapat bergerak, maka aliran limbah dari tubuh akan terhenti dan terjadi penumpukan dalam perut. 

Akibatnya, jalur alami dari usus menuju anus tertutup sepenuhnya sehingga sisa metabolisme tidak bisa dikeluarkan.

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kebiasaan menahan buang air besar dalam jangka waktu yang lama. Karena terlalu lama tertahan, kotoran di dalam tubuh akan kehilangan kelembapannya dan mengeras. 

Dalam beberapa kasus, tinja bisa benar-benar tersumbat dan tidak bisa dikeluarkan tanpa bantuan medis. Masalah seperti ini biasanya membutuhkan penanganan khusus oleh tenaga kesehatan agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih berat.

Peregangan pada Area Rektum (Distensi)

Dampak lain dari menahan buang air besar secara terus-menerus adalah terjadinya distensi, yaitu peregangan berlebihan pada area rektum. 

Berdasarkan informasi dari Journal of Neurogastroenterology and Motility, gangguan ini berkaitan dengan penurunan sensitivitas rektum yang disebut sebagai hipersensitivitas rektal. 

Secara klinis, kondisi ini didefinisikan sebagai meningkatnya ambang rasa terhadap peregangan di bagian rektum akibat adanya balon atau tekanan, yang kemudian memicu terganggunya fungsi sistem pencernaan bagian bawah.

Terjadinya Wasir

Kebiasaan menunda buang air besar juga bisa memicu timbulnya wasir. Gangguan ini menjadi salah satu dampak umum dari sering menahan keinginan untuk buang air besar, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pada sistem pencernaannya. 

Wasir merupakan kondisi ketika pembuluh darah di area bawah anus dan rektum mengalami pembengkakan. Jika pembuluh darah ini mengalami tekanan berlebih dan meregang, maka bisa menimbulkan iritasi dan rasa tidak nyaman.

Meskipun penyakit ini terasa nyeri dan mengganggu aktivitas, wasir sebenarnya termasuk gangguan yang masih dapat diobati dengan mudah serta bisa dicegah sejak dini. 

Namun jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisinya bisa memburuk secara perlahan seiring berjalannya waktu.

Peradangan pada Usus Buntu

Dampak lain dari sering menahan buang air besar adalah kemungkinan terjadinya radang pada usus buntu. Masalah ini muncul ketika bagian usus buntu mengalami pembengkakan, infeksi, dan dipenuhi dengan nanah. 

Usus buntu sendiri merupakan sebuah kantung kecil berbentuk jari yang berada di sisi kanan bagian bawah perut dan terhubung langsung ke usus besar. 

Fungsi pasti dari bagian tubuh ini masih belum sepenuhnya dipahami, namun diduga berperan sebagai tempat penyimpanan bakteri baik yang membantu dalam proses pencernaan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. 

Radang usus buntu dapat disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari saluran pencernaan atau akibat penumpukan tinja yang sangat keras di dalam usus buntu hingga menyebabkan infeksi. 

Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa berusia sekitar 30 tahun.

Risiko Kanker Usus Besar

Menurut hasil penelitian yang diterbitkan dalam Danish Medical Journal, menahan buang air besar terlalu lama dapat menyebabkan akumulasi tinja dalam usus besar. 

Penumpukan ini berisiko meningkatkan jumlah bakteri jahat dan menimbulkan peradangan kronis pada usus besar. Jika kondisi ini dibiarkan terus terjadi, maka dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker usus besar. 

Penyakit ini tergolong sebagai salah satu penyebab kematian paling tinggi ketiga di Amerika Serikat. 

Bahkan, pada tahun 2019, American Cancer Society memperkirakan sekitar 101.420 orang di Amerika Serikat menerima diagnosis baru terkait kanker usus besar. 

Oleh karena itu, apabila mulai merasakan gejala-gejala yang mencurigakan, sangat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke tenaga medis agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah kondisi menjadi lebih serius.

Sebagai penutup, meskipun ada cara menahan BAB yang bisa dilakukan sementara, sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan agar kesehatan pencernaan tetap terjaga.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index