JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan percepatan elektrifikasi nasional dengan menggencarkan Program Listrik Desa (Lisdes) secara masif dalam lima tahun ke depan. Langkah ini diambil untuk menuntaskan kesenjangan akses listrik yang masih terjadi di berbagai wilayah pelosok Indonesia.
Berdasarkan data terbaru Kementerian ESDM, saat ini tercatat masih ada sekitar 780.000 rumah tangga dan 5.758 desa yang belum mendapatkan akses listrik secara memadai. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah karena elektrifikasi merupakan salah satu indikator utama pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Akses Listrik Jadi Fokus Pemerintah
- Baca Juga Energi Hijau dari PLTA Kerinci
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menegaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk mempercepat penyaluran listrik ke seluruh wilayah yang belum teraliri.
“Rumah tangga dan desa yang belum dialiri listrik harus segera dilayani. Pemerintah bersama PLN telah menyiapkan roadmap dan dukungan anggaran mencapai Rp50 triliun untuk merealisasikan program ini dalam lima tahun ke depan,” ujar Jisman dalam pernyataan resmi.
Anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur kelistrikan baru di daerah-daerah yang masih blank spot, termasuk di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Pembangunan akan mencakup jaringan distribusi, gardu, hingga penyediaan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) sesuai dengan kondisi geografis masing-masing wilayah.
Komitmen Pemerintah Capai Rasio Elektrifikasi 100 Persen
Hingga kini, rasio elektrifikasi nasional Indonesia telah mencapai sekitar 99,8 persen, namun masih ada titik-titik terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. Pemerintah berambisi untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen pada periode lima tahun ke depan, sejalan dengan target pembangunan nasional dan pemerataan energi.
Jisman menambahkan, program ini tidak hanya menyalurkan listrik ke rumah tangga, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Listrik bukan hanya penerangan. Ini soal akses ke pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ketika desa mendapatkan listrik, maka produktivitas dan taraf hidup masyarakat otomatis meningkat,” jelasnya.
Strategi dan Teknologi yang Digunakan
Untuk mempercepat proses elektrifikasi, pemerintah akan memanfaatkan teknologi energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), mikrohidro, dan biomassa di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan PLN. Ini juga merupakan bagian dari upaya nasional dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Selain itu, pemerintah juga membuka peluang kerja sama dengan swasta melalui skema Public Private Partnership (PPP) untuk memperluas jangkauan infrastruktur listrik.
“Pemanfaatan energi terbarukan sangat krusial, terutama di wilayah kepulauan atau pegunungan yang tidak ekonomis untuk disambungkan ke jaringan utama,” tambah Jisman.
PLN Siapkan Langkah Teknis
Menanggapi target pemerintah, PT PLN (Persero) menyatakan kesiapannya untuk menjalankan proyek elektrifikasi secara bertahap sesuai peta jalan yang telah disusun bersama Kementerian ESDM.
PLN akan memprioritaskan wilayah dengan jumlah rumah tangga terbanyak yang belum mendapatkan akses listrik, serta daerah 3T yang sangat membutuhkan kehadiran infrastruktur dasar.
Program Lisdes akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari survei wilayah, pembangunan jaringan, hingga penyaluran listrik ke rumah-rumah warga. PLN juga akan menyediakan program subsidi listrik bagi masyarakat kurang mampu yang menjadi penerima manfaat program ini.
Harapan Masyarakat Daerah
Program ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, khususnya masyarakat di daerah terpencil yang selama ini belum menikmati listrik secara penuh. Banyak di antaranya masih mengandalkan genset berbahan bakar solar atau lampu minyak untuk kebutuhan penerangan, yang tidak efisien dan berbiaya tinggi.
Dengan adanya listrik yang stabil, masyarakat desa bisa menjalankan usaha kecil, meningkatkan hasil pertanian, dan memberikan akses belajar yang lebih baik bagi anak-anak mereka.