Listrik

PLN Perkuat Sistem Pertahanan Kelistrikan Bali Hadapi Potensi Blackout

PLN Perkuat Sistem Pertahanan Kelistrikan Bali Hadapi Potensi Blackout
PLN Perkuat Sistem Pertahanan Kelistrikan Bali Hadapi Potensi Blackout

JAKARTA - Menanggapi ancaman kelistrikan yang kian nyata di Bali, PT PLN (Persero) bergerak cepat membangun sistem pertahanan listrik berlapis. Langkah ini menyusul kejadian blackout dua bulan lalu yang memicu kekhawatiran akan stabilitas sistem energi di salah satu destinasi wisata utama Indonesia tersebut.

Peningkatan kapasitas daya dan sistem keamanan dilakukan melalui penambahan pembangkit serta instalasi teknologi proteksi canggih di berbagai titik strategis. PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali memastikan bahwa potensi gangguan, baik teknis maupun eksternal, kini ditangani dengan kesiapan yang lebih matang.

Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Bali, Imbar Susanto, menegaskan bahwa pihaknya kini mengandalkan penambahan daya dari sejumlah pembangkit baru. Hal itu bertujuan memperkuat sistem kelistrikan, terutama apabila terjadi kendala transmisi seperti sebelumnya. Dalam konferensi pers, Imbar yang didampingi Manajer Komunikasi Eka Susana menjelaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan sistem mampu bertahan dalam skenario terburuk.

Salah satu penguatan utama terletak di wilayah timur Bali. Di Karangasem, PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) berkapasitas 25 MW telah mulai beroperasi. Di wilayah utara, PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) Pemaron di Buleleng juga telah meningkatkan kapasitasnya dari 60 MW menjadi 110 MW.

“Selain itu, saat ini juga tengah dibangun pembangkit baru di Kubu, Karangasem, dengan kapasitas 170 MW yang direncanakan akan memperkuat cadangan listrik di Bali,” ujar Imbar.

Ia menjelaskan bahwa pola pengoperasian pembangkit akan menyesuaikan dengan beban listrik aktual. Mengingat suhu udara Bali yang belakangan ini lebih sejuk, kebutuhan energi untuk pendingin ruangan (AC) turut menurun. Hal itu membuat sejumlah pembangkit tidak harus aktif secara serempak.

“Kondisi sekarang cukup dingin, jadi ada pembangkit yang tidak aktif. Kami maksimalkan suplai dari kabel laut,” jelasnya.

Dari sisi transmisi, PLN juga terus memperketat pengawasan terhadap jalur kabel laut. Keberadaan kapal KMP Tunu Pratama, yang sempat berada terlalu dekat dengan jalur kabel, kini telah berada pada jarak aman sekitar 3,6 kilometer. Meski demikian, koordinasi dengan pihak TNI AL terus dilakukan guna mengantisipasi ancaman dari lalu lintas laut lainnya.

PLN UID Bali juga mengintensifkan koordinasi lintas sektor, termasuk dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Sekda Provinsi Bali, Kepala BIN Daerah, serta jajaran internal PLN dari sisi pembangkitan, transmisi, hingga distribusi. Imbar menegaskan, “Seluruh sistem disiagakan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.”

Selain penguatan di sisi suplai daya dan pengawasan transmisi, PLN Bali juga mengambil langkah preventif terhadap bahaya kebakaran yang dapat mengganggu distribusi. PT PLN Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) Bali tengah membangun sistem pemadam otomatis berbasis gas di Gardu Induk (GI) Sanur, kawasan padat penduduk di Denpasar Selatan.

Sistem ini, yang disebut Gaseous Suppression System, dipasang pada 57 kubikel tegangan menengah 20 kV. Teknologi ini dirancang untuk mendeteksi suhu atau asap secara otomatis dan segera memulai pemadaman berbasis gas yang efektif, tanpa merusak peralatan listrik di dalam ruang panel distribusi.

Manajer UP2D Bali, Petrus Irwan Ichwansaputra, menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari modernisasi sistem proteksi. “Pemasangan Gaseous Suppression System pada kubikel merupakan langkah konkret PLN dalam mengantisipasi risiko kebakaran serta menjaga keandalan layanan,” ujarnya.

Lebih lanjut, sistem ini dilengkapi dengan fitur pemantauan jarak jauh yang memungkinkan pengawasan real-time dari kantor PLN tanpa perlu intervensi langsung di lokasi. “Dengan sistem ini, kami tidak hanya bisa mendeteksi potensi bahaya sejak dini, tetapi juga melakukan pemantauan kondisi kubikel dari kantor secara remote. Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam memenuhi ekspektasi pelanggan terhadap layanan listrik yang selamat dan berkesinambungan,” jelas Petrus.

Sistem pemadam berbasis gas ini juga terhubung dengan alarm deteksi dini dan memiliki respons otomatis yang cepat, sehingga mampu mengeliminasi bahaya sebelum berkembang menjadi kebakaran besar.

Secara keseluruhan, langkah PLN di Bali tidak hanya bersifat reaktif, tetapi telah bertransformasi menjadi pendekatan proaktif dan sistematis dalam menjaga keandalan energi. Penambahan pembangkit, perkuatan jalur transmisi, serta pemasangan teknologi mitigasi risiko menjadi komponen penting dalam menjaga pasokan listrik tetap stabil, aman, dan berkelanjutan.

Dengan momentum ini, PLN UID Bali berharap masyarakat dan sektor industri di Pulau Dewata bisa menjalani aktivitasnya tanpa gangguan, sekaligus membangun kepercayaan terhadap kesiapan sistem energi nasional di tengah dinamika kebutuhan dan tantangan eksternal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index