penyebab keloid

Mengenal Penyebab Keloid, Ciri, dan Cara Menghilangkannya

Mengenal Penyebab Keloid, Ciri, dan Cara Menghilangkannya
penyebab keloid

JAKARTA - Penyebab keloid biasanya terkait dengan proses penyembuhan luka yang berlebihan, di mana jaringan parut tumbuh lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh.

Hal ini sering terlihat pada bekas luka yang membentuk benjolan menonjol di permukaan kulit. Keloid memiliki warna yang tidak merata, sehingga sering kali menjadi lebih mencolok di area kulit yang sembuh. 

Meskipun keloid tidak berbahaya, dampaknya pada penampilan dapat membuat beberapa orang merasa kurang percaya diri, terutama saat tampil di depan publik.

Penyebab keloid memang beragam, namun penanganannya bisa dilakukan untuk mengurangi dampak visualnya. Lalu, apakah keloid bisa disembuhkan? Temukan jawabannya di bawah ini. 

Apa Itu Keloid?

Keloid adalah jenis bekas luka yang terlihat tebal dan menonjol, sering kali muncul setelah luka sembuh di area yang terluka, seperti pada daun telinga, bahu, pipi, dada, dan lainnya. 

Pembentukan keloid terjadi karena adanya jaringan parut yang berfungsi untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan melindungi luka. Namun, dalam beberapa kasus, jaringan parut ini tumbuh berlebihan dan membentuk tonjolan pada kulit. 

Meskipun teksturnya menonjol, keloid sebenarnya tidak berbahaya karena tidak bersifat kanker dan tidak menular. 

Walau begitu, pada beberapa orang, keloid bisa mengurangi rasa percaya diri karena tonjolan tersebut sering kali menarik perhatian. Untungnya, bekas luka keloid dapat dicegah dengan perawatan yang tepat sejak awal.

Mitos tentang Keloid

Ada beberapa mitos yang sering beredar mengenai keloid yang tidak sepenuhnya benar, antara lain:

Hanya muncul pada luka besar

Faktanya, keloid bisa muncul dari luka kecil, seperti jerawat, tindik, atau gigitan serangga. 

Ukuran luka tidak selalu menentukan apakah keloid akan terbentuk, karena faktor genetik dan respons tubuh terhadap penyembuhan luka lebih mempengaruhi.

Tidak bisa diobati

Banyak yang percaya keloid tidak bisa dihilangkan. Padahal, meskipun sulit untuk menghilangkannya sepenuhnya, ada beberapa perawatan yang bisa mengurangi ukurannya, seperti injeksi steroid, terapi laser, cryotherapy, atau pembedahan yang dikombinasikan dengan terapi lain untuk mencegah kekambuhan.

Semua orang bisa mengalami keloid

Sebenarnya, tidak semua orang rentan terhadap keloid. Orang dengan riwayat keluarga atau faktor genetik keloid lebih berisiko mengalaminya. 

Keloid juga lebih sering ditemukan pada individu dengan kulit gelap, seperti orang Asia, Afrika, atau Amerika Latin.

Sama dengan bekas luka hipertrofik

Bekas luka hipertrofik sering disalahartikan sebagai keloid. Faktanya, bekas luka hipertrofik hanya tumbuh di area luka dan biasanya mengecil seiring waktu. 

Sementara keloid meluas di luar batas luka dan cenderung menetap atau bahkan terus membesar.

Operasi selalu efektif menghilangkan keloid

Operasi bisa menghilangkan keloid, tetapi tanpa terapi tambahan seperti injeksi steroid atau radiasi, keloid memiliki risiko tinggi untuk tumbuh kembali, bahkan bisa lebih besar dari sebelumnya.

Faktor Risiko Keloid

Beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan keloid. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan:

Genetik

Faktor genetik merupakan salah satu penyebab utama risiko keloid. Individu dengan riwayat keluarga yang memiliki keloid lebih cenderung mengembangkan kondisi serupa. 

Selain itu, ras-ras tertentu seperti Afrika, Asia, dan Hispanik juga lebih rentan mengalami keloid.

Usia

Keloid lebih sering berkembang pada individu muda, khususnya antara usia 10 hingga 30 tahun. Hal ini berhubungan dengan tingkat hormon yang lebih tinggi pada rentang usia tersebut.

Jenis kulit dan jenis luka

Orang dengan kulit gelap memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan keloid dibandingkan dengan mereka yang memiliki kulit terang. 

Selain itu, luka sayat, luka operasi, luka bakar, gigitan serangga, jerawat, dan bahkan bekas vaksinasi bisa memicu terbentuknya keloid, terutama jika luka tersebut tidak dirawat dengan baik atau mengalami infeksi.

Lokasi luka

Keloid lebih sering terbentuk pada area tubuh tertentu, seperti bahu, dada bagian atas, punggung, serta telinga setelah tindikan.

Ciri-ciri Bekas Luka Keloid

Keloid berbeda dengan luka bakar yang menonjol dan berisi cairan. Keloid berbentuk padat karena terbentuk dari jaringan parut. Untuk lebih memahami, berikut beberapa ciri bekas luka keloid yang perlu dikenali:

-Teksturnya tebal dan tidak teratur

-Mengkilap, tidak berbulu, padat, dan menonjol dari kulit

-Ukurannya bisa lebih besar daripada luka aslinya

-Tekstur bervariasi, mulai dari lembut, keras, hingga kenyal

-Warnanya bisa merah, coklat, atau keunguan, tergantung warna kulit

-Menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman

Pertumbuhan jaringan parut ini biasanya memerlukan waktu beberapa minggu atau bahkan bulan, hingga akhirnya berhenti berkembang.

Penyebab Keloid

Beberapa orang mungkin tidak memiliki bekas luka keloid, sementara yang lain mengalaminya. Banyak orang bertanya-tanya tentang penyebab keloid ini. 

Para ahli dari Mayo Clinic menyatakan bahwa meskipun penyebab pasti belum sepenuhnya dipahami, mereka berkesimpulan bahwa keloid terjadi akibat disfungsi proses penyembuhan luka yang berlebihan.

Biasanya, tubuh memproduksi kolagen untuk membantu penyembuhan luka. Namun, dalam kasus keloid, tubuh menghasilkan kolagen secara berlebihan, yang menyebabkan terbentuknya keloid. 

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya bekas luka keloid:

-Bekas jerawat

-Luka bakar

-Cacar air

-Tindik telinga

-Garukan atau luka baret

-Bekas luka operasi bedah

-Suntikan vaksin

Menurut American Osteopathic Association, hanya sekitar 10% orang yang mengalami keloid. Baik pria maupun wanita memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalaminya. 

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya keloid adalah:

-Kulit berwarna gelap, yang lebih rentan terhadap keloid.

-Riwayat keluarga dengan keloid, yang menunjukkan adanya faktor genetik.

-Usia di bawah 30 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi terkena keloid.

Bekas Luka Hipertrofi Berbeda dengan Bekas Luka Keloid

Tahukah kamu, kadang bekas luka keloid bisa terlihat mirip dengan bekas luka hipertrofi. Luka hipertrofi umumnya memiliki bentuk datar, kecil, dan warnanya bisa berkisar antara coklat hingga merah muda. 

Sementara itu, keloid lebih menonjol dan cenderung lebih besar dibandingkan dengan luka asalnya.

Berbeda dengan keloid, bekas luka hipertrofik biasanya akan menghilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu tanpa meninggalkan bekas permanen. 

Meskipun demikian, pada tahap awal pembentukan luka, bekas luka ini dapat menimbulkan rasa gatal dan nyeri, namun akan sembuh dengan sendirinya.

Cara Mencegah Timbulnya Bekas Luka Keloid

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya bekas luka keloid. Meskipun belum ada jaminan apakah metode rumahan ini efektif, tidak ada salahnya untuk mencoba.

Perawatan Bekas Luka Keloid

Bekas luka keloid tidak boleh dibiarkan begitu saja. Agar teksturnya tidak terlalu menonjol, penting untuk menjaga luka tetap bersih dan lembap. 

Cuci area bekas luka dengan sabun tanpa aroma dan air secara lembut, lalu keringkan. Setelah itu, aplikasikan petroleum jelly atau salep khusus keloid secara tipis. 

Jika perlu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi perawatan lebih lanjut dan ikuti anjuran dokter terkait pengobatan atau salep.

Lindungi Kulit dari Cedera

Bagi yang memiliki riwayat keloid, sebaiknya hindari segala bentuk cedera pada kulit, seperti tindik telinga, tato, atau luka lainnya. Jaga agar kulit tetap terlindungi agar luka tidak berkembang menjadi keloid.

Bagaimana Cara Menghilangkan Keloid?

Bagi kamu yang sedang berusaha menghilangkan bekas luka keloid, berikut beberapa tips yang bisa dicoba:

Oleskan Salep Obat untuk Bekas Luka Keloid

Salep obat yang diformulasikan khusus untuk bekas luka keloid bisa membantu. Misalnya, krim yang mengandung kortikosteroid untuk meredakan gatal, atau salep silikon gel yang efektif mengurangi bekas luka. 

Pilih salep yang sesuai dengan kebutuhan dan jangan lupa untuk melindungi bekas luka dari paparan sinar matahari dengan menggunakan sunscreen, guna mencegah perubahan warna pada keloid.

Operasi Bekas Luka Keloid

Keloid lebih sering dianggap sebagai masalah estetika daripada masalah kesehatan. Namun, jika bekas luka keloid mengganggu aktivitas atau tumbuh terlalu besar, operasi bisa menjadi pilihan terbaik. 

Operasi dilakukan untuk mengangkat keloid yang mengganggu pergerakan atau penampilan.

Perawatan Laser

Sebagai alternatif, dokter mungkin merekomendasikan perawatan laser untuk mengatasi keloid. Laser dapat membantu meratakan tekstur keloid agar sejajar dengan kulit di sekitarnya. 

Meski demikian, perawatan laser memiliki risiko memperburuk keloid atau menyebabkan jaringan parut baru. Dokter akan memberikan penjelasan tentang potensi risiko dan melakukan perawatan dengan hati-hati.

Dengan mengetahui cara-cara merawat dan mencegah keloid, kamu dapat lebih berhati-hati dalam merawat kulit. Jika kamu belum memiliki keloid, tetap perhatikan perawatan kulitmu dengan baik. 

Jika sedang merawat bekas luka keloid, konsultasikan dengan dokter selain menggunakan salep untuk hasil terbaik.

Sebagai penutup, meskipun penyebab keloid belum sepenuhnya dipahami, perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risikonya dan memperbaiki penampilan bekas luka tersebut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index