MINYAK

Harga Minyak Stabil Usai AS Perpanjang Pembicaraan Perdagangan dengan Uni Eropa

Harga Minyak Stabil Usai AS Perpanjang Pembicaraan Perdagangan dengan Uni Eropa
Harga Minyak Stabil Usai AS Perpanjang Pembicaraan Perdagangan dengan Uni Eropa

JAKARTA - Harga minyak global tercatat stabil pada perdagangan hari Senin 26 MEI 2025, setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk memperpanjang batas waktu pembicaraan dagang dengan Uni Eropa. Langkah ini dianggap sebagai sinyal positif oleh pelaku pasar, karena meredakan ketegangan yang sempat meningkat terkait potensi penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat terhadap produk dari blok Eropa tersebut. Stabilitas harga ini menjadi cerminan langsung dari sentimen pasar yang merespons dinamika kebijakan luar negeri AS terhadap mitra dagangnya.

Harga Minyak Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Mengutip laporan dari Reuters, harga minyak mentah berjangka jenis Brent tercatat turun tipis sebesar 17 sen, menjadi US$ 64,61 per barel pada pukul 08:35 waktu Timur AS (ET). Sementara itu, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) asal Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 18 sen ke level US$ 61,35 per barel.

Meskipun terjadi sedikit penurunan, pergerakan harga ini tetap dikategorikan stabil mengingat potensi gejolak yang bisa terjadi apabila negosiasi antara dua kekuatan ekonomi besar dunia mengalami kebuntuan. Dengan keputusan Presiden Trump yang memperpanjang jangka waktu negosiasi, para investor kini mengambil sikap menunggu sambil mengamati perkembangan lebih lanjut dari hubungan perdagangan transatlantik.

Tarik Ulur AS–UE Pengaruhi Sentimen Permintaan Energi

Kekhawatiran utama yang sempat mencuat adalah potensi menurunnya permintaan bahan bakar secara global apabila AS memberlakukan tarif tinggi terhadap produk Uni Eropa. Ketegangan tersebut dikhawatirkan akan menurunkan aktivitas ekonomi antar kedua kawasan, yang secara langsung berdampak pada konsumsi energi, terutama bahan bakar minyak.

Dalam analisisnya, beberapa ekonom dan pelaku pasar mencatat bahwa kebijakan proteksionisme AS selama beberapa tahun terakhir telah memengaruhi pola perdagangan internasional dan menciptakan ketidakpastian di pasar energi. Keputusan memperpanjang pembicaraan kali ini dinilai sebagai langkah meredakan tensi jangka pendek yang selama ini membayangi pasar minyak global.

“Langkah perpanjangan negosiasi oleh Presiden Trump membuat pasar sedikit bernapas lega. Ini menunjukkan ada keinginan untuk menyelesaikan perbedaan secara diplomatis dan mencegah terjadinya gangguan ekonomi yang lebih luas,” ujar seorang analis komoditas energi dari sebuah firma investasi yang tidak disebutkan namanya.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Harga Minyak

Meskipun fokus utama pelaku pasar saat ini tertuju pada isu geopolitik dan perdagangan, harga minyak global juga tidak terlepas dari berbagai faktor fundamental lainnya. Salah satunya adalah data stok minyak mentah Amerika Serikat yang dilaporkan oleh Badan Informasi Energi (Energy Information Administration/EIA).

Selain itu, pengaruh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal dengan sebutan OPEC+, turut memberi pengaruh besar terhadap keseimbangan pasokan dan permintaan. Kebijakan pemangkasan produksi yang dilakukan oleh kelompok ini selama beberapa tahun terakhir terbukti efektif dalam menjaga stabilitas harga di tengah fluktuasi global.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, khususnya yang melibatkan Iran dan negara-negara Teluk, masih menjadi latar belakang yang rentan memicu volatilitas harga minyak dunia.

Proyeksi Pasar: Menanti Kepastian dari Negosiasi

Pasar energi kini memproyeksikan bahwa harga minyak akan tetap berada dalam rentang yang relatif stabil dalam jangka pendek, setidaknya hingga ada kejelasan lebih lanjut dari hasil negosiasi antara AS dan Uni Eropa. Langkah lanjutan dari Gedung Putih, apakah akan memilih pendekatan diplomatik atau kembali mengancam dengan tarif baru, akan menjadi penentu utama arah harga minyak mentah dalam beberapa pekan mendatang.

“Pasar sangat sensitif terhadap kebijakan luar negeri AS, terutama yang menyangkut tarif dan perdagangan. Setiap pernyataan dari Presiden Trump atau pejabat tinggi AS lainnya bisa langsung menciptakan reaksi harga yang signifikan,” ujar seorang analis ekonomi global yang berbasis di London.

Tanggapan Investor dan Perusahaan Energi

Perusahaan-perusahaan energi besar juga mulai menyesuaikan strategi mereka dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini. Beberapa di antaranya menahan rencana ekspansi atau eksplorasi baru sambil menanti perkembangan geopolitik yang lebih stabil.

Investor juga semakin berhati-hati dalam mengambil posisi di pasar komoditas, khususnya dalam kontrak minyak berjangka. Banyak dari mereka memilih untuk mengambil pendekatan konservatif sembari memperhatikan rilis data ekonomi utama dan hasil pertemuan internasional, termasuk dari G7 atau pertemuan negara-negara OPEC+.

Stabilitas Harga Cerminkan Sentimen Positif Pasar

Meski mencatat penurunan tipis, stabilnya harga minyak mentah pada awal pekan ini merupakan indikator bahwa pasar merespons positif langkah perpanjangan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dengan meningkatnya harapan akan penyelesaian diplomatik dan menurunnya ketegangan tarif, pasar energi global saat ini dalam posisi menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum menentukan arah harga secara lebih signifikan.

Perhatian utama investor dan pelaku pasar energi kini tertuju pada perkembangan hasil negosiasi dagang dalam beberapa pekan ke depan, serta dinamika kebijakan energi AS yang dapat memberikan sinyal kuat terhadap masa depan permintaan dan pasokan minyak global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index