JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijual oleh Pertamina mengalami perubahan per Senin, 19 Mei 2025. Kenaikan harga ini memengaruhi berbagai jenis BBM yang beredar di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan informasi resmi yang disampaikan melalui laman MyPertamina, harga Pertamax yang sebelumnya berada pada kisaran harga lebih rendah, kini ditetapkan sebesar Rp 12.400 per liter, yang mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan harga sebelumnya.
Selain Pertamax, harga BBM lainnya yang dipasarkan oleh Pertamina juga mengalami penyesuaian. Pertalite, yang menjadi pilihan BBM utama bagi masyarakat di berbagai lapisan ekonomi, kini dijual dengan harga yang turut meningkat. Demikian juga dengan Pertamina Turbo dan Dexlite, kedua jenis BBM ini juga mengalami perubahan harga. Kenaikan harga BBM tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk fluktuasi harga minyak dunia serta kebijakan pemerintah dalam menyesuaikan harga bahan bakar.
Pertamax Naik Signifikan, Dampaknya pada Pengguna Mobil Mewah dan Sektor Transportasi
Harga Pertamax yang kini berada di angka Rp 12.400 per liter tentunya memberikan dampak yang signifikan bagi konsumen, khususnya bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi berbahan bakar octane rating tinggi. Pertamax yang sering menjadi pilihan bagi kendaraan bermesin besar dan mobil dengan spesifikasi premium, kini mengalami kenaikan yang cukup besar jika dibandingkan dengan harga sebelumnya.
Menurut Sulaiman Arief, seorang analis energi yang turut memberikan komentarnya mengenai kenaikan harga BBM ini, “Kenaikan harga Pertamax yang mencapai Rp 12.400 per liter bisa jadi memengaruhi daya beli masyarakat, terutama bagi pemilik kendaraan premium yang lebih banyak menggunakan jenis BBM ini. Harga yang lebih tinggi dapat meningkatkan pengeluaran bulanan, baik untuk konsumsi pribadi maupun sektor transportasi.”
Pertamax dikenal sebagai bahan bakar dengan kualitas tinggi yang lebih ramah terhadap mesin kendaraan dan menawarkan performa yang lebih baik. Meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis BBM lain seperti Pertalite, banyak pemilik kendaraan premium yang memilih menggunakan Pertamax karena kualitas dan kecocokan dengan mesin mereka.
Pertalite: Pilihan Utama Masyarakat, Kenaikan Harga Memengaruhi Biaya Hidup
Di sisi lain, Pertalite, yang selama ini menjadi pilihan utama masyarakat kelas menengah ke bawah, juga mengalami perubahan harga. Meskipun tidak dijelaskan secara rinci mengenai besaran kenaikan harga Pertalite pada 19 Mei 2025, beberapa sumber mengindikasikan adanya penyesuaian harga yang cukup signifikan. Pertalite dikenal dengan harga yang lebih terjangkau dan lebih banyak digunakan oleh kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dengan kapasitas mesin yang lebih rendah.
Rina Wulandari, seorang ibu rumah tangga yang menggunakan kendaraan roda dua untuk aktivitas sehari-hari, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kenaikan harga BBM, terutama Pertalite. "Saya sudah merasa terbebani dengan harga BBM yang semakin mahal. Pertalite selalu jadi pilihan karena harganya lebih murah, tetapi kalau terus naik, pasti akan berpengaruh pada pengeluaran keluarga,” ujar Rina. "Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, sekarang banyak yang harus dihitung-hitung."
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kenaikan harga Pertalite ini tentu akan berimbas langsung pada biaya transportasi masyarakat, terutama mereka yang menggantungkan diri pada kendaraan pribadi dengan konsumsi bahan bakar harian. Perubahan harga ini pun mengundang reaksi dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum hingga pelaku usaha di sektor transportasi.
Pertamina Turbo dan Dexlite: Menyasar Pengguna Kendaraan Komersial dan Industri
Selain Pertamax dan Pertalite, dua jenis bahan bakar lainnya yang turut mengalami kenaikan harga adalah Pertamina Turbo dan Dexlite. Pertamina Turbo, yang biasanya digunakan oleh kendaraan dengan mesin diesel, seperti truk dan kendaraan komersial, mengalami perubahan harga yang juga memengaruhi sektor logistik dan distribusi barang. Kenaikan harga Pertamina Turbo tentu akan berdampak pada biaya operasional bagi para pengusaha transportasi, terutama yang mengandalkan armada truk besar untuk distribusi barang ke seluruh Indonesia.
Sementara itu, Dexlite, yang merupakan bahan bakar diesel dengan kadar sulfur rendah, banyak digunakan untuk kendaraan berat dan industri. Kenaikan harga Dexlite diperkirakan akan berimbas pada biaya produksi di sektor industri, serta dapat memengaruhi harga barang-barang yang diangkut dengan menggunakan kendaraan bermotor berbahan bakar diesel.
Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Ekonomi dan Inflasi
Kenaikan harga BBM ini turut memengaruhi inflasi dan biaya hidup masyarakat secara keseluruhan. Seperti yang diketahui, harga bahan bakar sering kali berpengaruh langsung terhadap harga barang dan jasa lainnya. Terutama untuk sektor-sektor yang bergantung pada transportasi dan distribusi, seperti makanan, bahan pokok, dan produk manufaktur.
Dian Pratiwi, seorang ekonom yang juga memberikan pandangannya tentang dampak dari kenaikan harga BBM, mengungkapkan, “Kenaikan harga bahan bakar akan memberikan dampak langsung terhadap inflasi, terutama pada sektor transportasi dan logistik. Ini bisa mempengaruhi harga barang-barang yang sampai ke konsumen, dan pada gilirannya akan mempengaruhi daya beli masyarakat.”
Lebih lanjut, Dian menambahkan bahwa kenaikan harga BBM juga bisa memberikan tekanan lebih besar pada industri kecil dan menengah yang sangat bergantung pada biaya operasional transportasi. "Dampak jangka panjangnya, kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi daya saing produk lokal di pasar, terutama bagi pelaku usaha yang tidak memiliki kapasitas untuk menyerap biaya tambahan ini."
Kebijakan Pemerintah dan Pertamina untuk Menstabilkan Harga BBM
Pemerintah, bersama dengan Pertamina, terus memantau pergerakan harga BBM di pasar global serta dampaknya terhadap ekonomi domestik. Dalam beberapa kesempatan, pemerintah telah menyatakan bahwa penyesuaian harga BBM merupakan bagian dari upaya untuk menyeimbangkan anggaran negara, mengingat fluktuasi harga minyak dunia yang tidak dapat diprediksi.
Elisa Putri, juru bicara Pertamina, menjelaskan, “Kenaikan harga BBM ini adalah langkah yang harus diambil untuk menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Kami akan terus berusaha untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan distribusi BBM berjalan dengan lancar ke seluruh wilayah Indonesia.”
Meskipun harga BBM mengalami perubahan, Pertamina mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi MyPertamina guna mengetahui harga terbaru dan memperoleh informasi terkait program-program subsidi atau insentif yang dapat membantu mengurangi dampak kenaikan harga bagi konsumen.
Kesimpulan: Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Masyarakat
Dengan kenaikan harga yang berlaku mulai 19 Mei 2025, masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB), perlu menyesuaikan anggaran pengeluaran mereka. Kenaikan harga Pertamax, Pertalite, Pertamina Turbo, dan Dexlite tentunya akan memberikan dampak pada daya beli konsumen, biaya operasional sektor transportasi, serta inflasi secara keseluruhan.
Meskipun demikian, pemerintah bersama Pertamina berjanji akan terus memantau perkembangan harga BBM dan berusaha menstabilkannya demi menjaga ekonomi domestik yang sehat dan berkelanjutan.