GAS

Polemik Gas Pembakaran Plastik oleh Pengrajin Tahu di Desa Tropodo, Sidoarjo: Bupati Subandi Ambil Tindakan Cepat

Polemik Gas Pembakaran Plastik oleh Pengrajin Tahu di Desa Tropodo, Sidoarjo: Bupati Subandi Ambil Tindakan Cepat
Polemik Gas Pembakaran Plastik oleh Pengrajin Tahu di Desa Tropodo, Sidoarjo: Bupati Subandi Ambil Tindakan Cepat

JAKARTA - Polemik yang muncul akibat praktik pembakaran plastik oleh pengrajin tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, akhirnya mendapat respons tegas dari Bupati Subandi. Isu pencemaran lingkungan yang mencuat ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat dampaknya terhadap kesehatan lingkungan dan citra daerah. Tidak ingin masalah ini berlarut-larut dan mencoreng nama baik Kabupaten Sidoarjo di mata dunia, Bupati Subandi memutuskan untuk turun langsung ke lokasi guna meninjau dan memberikan solusi.

Pembakaran plastik oleh pengrajin tahu di desa tersebut diketahui telah berlangsung cukup lama. Plastik bekas yang digunakan untuk proses pengemasan bahan baku tahu dibakar sebagai cara untuk membuang sampah plastik yang sulit terurai. Tindakan ini menimbulkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan warga setempat dan menambah masalah pencemaran lingkungan di daerah tersebut.

Bupati Subandi Turun Langsung ke Lokasi

Bupati Subandi yang mengetahui polemik ini dari laporan masyarakat dan media sosial, segera melakukan langkah nyata. Pada Senin, 19 Mei 2025, ia mengunjungi Desa Tropodo dan melakukan pertemuan dengan sejumlah pengrajin tahu serta warga setempat. Dalam pertemuan itu, Bupati Subandi menegaskan bahwa pencemaran lingkungan akibat pembakaran sampah plastik harus segera dihentikan dan digantikan dengan solusi yang lebih ramah lingkungan.

“Kami tidak ingin masalah ini terus berkembang dan merusak nama baik Sidoarjo. Kami akan menindaklanjuti masalah ini dengan memberikan solusi yang tepat. Pembakaran plastik tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga bisa membahayakan kesehatan masyarakat,” ujar Bupati Subandi saat memberikan sambutan di hadapan warga Desa Tropodo.

Subandi juga mengungkapkan bahwa pembakaran plastik yang dilakukan oleh para pengrajin tahu ini menambah beban pencemaran udara, yang bisa berisiko terhadap kualitas hidup warga, khususnya anak-anak yang rentan terhadap polusi udara. Dengan memprioritaskan kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan, Bupati Subandi menegaskan pentingnya menggantikan cara-cara lama dengan teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu mengatasi permasalahan sampah plastik.

Penyebab Pembakaran Plastik oleh Pengrajin Tahu

Praktik pembakaran plastik ini didorong oleh keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah yang ada di Desa Tropodo. Sebagian besar pengrajin tahu di daerah tersebut memilih untuk membakar sampah plastik, khususnya kantong plastik bekas yang digunakan untuk mengemas bahan baku tahu, karena dianggap sebagai cara yang mudah dan murah untuk membuangnya.

Namun, tanpa disadari, pembakaran plastik menghasilkan emisi berbahaya seperti karbon monoksida dan polutan lainnya yang bisa mencemari udara dan membahayakan kesehatan. Proses pembakaran plastik di desa ini turut memicu keluhan dari warga sekitar yang terpapar asap setiap hari, bahkan mengganggu aktivitas mereka. Tak hanya itu, masalah ini juga mendapat perhatian dari aktivis lingkungan yang mendesak agar pemerintah daerah segera turun tangan.

Solusi Pemerintah untuk Atasi Masalah Pencemaran Lingkungan

Sebagai langkah awal, Bupati Subandi menginstruksikan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro untuk segera mengidentifikasi solusi yang dapat membantu para pengrajin tahu mengelola sampah plastik mereka dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Salah satu solusi yang digagas adalah dengan memberikan edukasi kepada pengrajin tahu tentang pentingnya memilah sampah dan cara-cara pengolahan sampah yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

“Penting untuk memberikan pemahaman kepada pengrajin tahu bahwa ada alternatif lain selain pembakaran. Kami akan mendatangkan teknologi untuk pengolahan sampah plastik yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi emisi berbahaya,” ujar Subandi.

Selain itu, Bupati Subandi juga mencanangkan program bank sampah di Desa Tropodo, di mana warga dan pengrajin tahu dapat mengumpulkan sampah plastik untuk didaur ulang. Pemerintah daerah juga akan bekerja sama dengan perusahaan pengelolaan sampah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki pengalaman dalam menangani permasalahan sampah plastik.

Pemerintah Fokus pada Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan yang Berkelanjutan

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, di bawah kepemimpinan Bupati Subandi, berkomitmen untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan berjalan seiring. Bupati Subandi menjelaskan bahwa sektor UMKM, termasuk pengrajin tahu, memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Oleh karena itu, pemerintah akan mendukung para pengrajin dengan memberikan solusi-solusi yang dapat membantu mereka tetap berproduksi tanpa merusak lingkungan.

“Kami memahami bahwa usaha kecil seperti pengrajin tahu merupakan tulang punggung perekonomian lokal. Oleh karena itu, kami akan terus memberikan dukungan dan pembinaan, agar mereka bisa berkembang dengan cara yang lebih ramah lingkungan,” jelas Bupati Subandi.

Pembangunan yang berkelanjutan menjadi salah satu visi besar Sidoarjo, dan untuk mewujudkannya, pemerintah berkomitmen untuk menggandeng seluruh elemen masyarakat, termasuk pengrajin tahu, untuk ikut berperan serta dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Dengan adanya edukasi, penyuluhan, serta bantuan teknologi yang lebih ramah lingkungan, diharapkan pengrajin tahu dapat mengganti cara mereka mengelola sampah plastik dengan alternatif yang lebih aman.

Reaksi Warga dan Harapan ke Depan

Keputusan Bupati Subandi untuk turun langsung ke lapangan mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Marlina, seorang warga Desa Tropodo yang juga terlibat dalam produksi tahu, mengungkapkan harapannya terhadap langkah pemerintah. "Kami senang Bupati datang langsung dan memberikan solusi. Kami memang butuh bimbingan mengenai cara yang lebih baik untuk mengelola sampah plastik. Harapan kami, kami bisa terus berproduksi tanpa merusak lingkungan,” ujar Marlina.

Warga Desa Tropodo berharap bahwa dengan adanya perubahan kebijakan ini, mereka bisa menemukan cara yang lebih ramah lingkungan dalam menjalankan usaha mereka tanpa harus merugikan lingkungan sekitar. Mereka juga berharap program-program yang digagas oleh pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat jangka panjang.

Menjaga Citra Sidoarjo di Mata Dunia

Polemik pembakaran plastik oleh pengrajin tahu di Desa Tropodo menjadi sebuah ujian bagi pemerintah daerah dalam menjaga citra Kabupaten Sidoarjo sebagai daerah yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap kelestarian lingkungan. Bupati Subandi menegaskan bahwa setiap masalah harus diselesaikan dengan cepat dan tepat agar tidak mencoreng nama baik daerah.

“Sidoarjo harus menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pengelolaan lingkungan yang baik. Dengan kerja sama antara pemerintah, pengrajin tahu, dan masyarakat, saya yakin kita bisa menjaga kelestarian lingkungan tanpa mengorbankan perekonomian lokal,” tutup Bupati Subandi.

Dengan respons cepat dari pemerintah daerah, diharapkan polemik pembakaran plastik ini segera menemukan solusi yang berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan para pengrajin tahu tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi yang akan datang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index