Kinerja Properti Bervariasi, Siapa Unggul

Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:43:23 WIB
Kinerja Properti Bervariasi, Siapa Unggul

JAKARTA - Industri properti di Indonesia masih menunjukkan dinamika yang menarik sepanjang semester pertama 2025. Sejumlah emiten properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merilis laporan keuangan terbaru, dan hasilnya menunjukkan gambaran beragam: ada yang tertekan akibat turunnya pendapatan dan laba, namun ada pula yang mampu mencatat pertumbuhan positif di tengah tantangan ekonomi.

Laporan keuangan ini menjadi tolok ukur penting bagi investor untuk melihat seberapa kuat daya tahan emiten properti menghadapi kondisi pasar. Beberapa perusahaan besar seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), hingga PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memberikan gambaran yang cukup kontras.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

BSDE mengalami penurunan kinerja pada semester I 2025. Perseroan melaporkan pendapatan usaha sebesar Rp 6,39 triliun, terkoreksi 13,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 7,34 triliun.

Kontribusi terbesar tetap berasal dari penjualan senilai Rp 5,54 triliun. Selain itu, segmen sewa menyumbang Rp 498,82 miliar, sementara segmen pengelolaan gedung Rp 189,38 miliar.

Sejalan dengan turunnya pendapatan, laba kotor BSDE juga melemah 16,54% secara tahunan menjadi Rp 4,05 triliun dari sebelumnya Rp 4,85 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat turun signifikan 44,79% menjadi Rp 1,28 triliun, padahal pada semester I 2024 masih di level Rp 2,33 triliun.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Kinerja LPKR pada paruh pertama 2025 juga menunjukkan pelemahan cukup tajam. Laba bersih yang dibukukan hanya Rp 137,9 miliar, merosot 99,34% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 19,88 triliun. Hal ini membuat laba per saham terkoreksi drastis dari Rp 280,61 menjadi Rp 1,95.

Pendapatan usaha tercatat Rp 4,11 triliun, turun 48,62% dari Rp 8 triliun. Setelah dikurangi beban pajak final sebesar Rp 86,35 miliar, pendapatan bersih yang dikantongi mencapai Rp 4,03 triliun, turun dari Rp 7,94 triliun tahun lalu.

Segmen real estate development masih menjadi penyumbang terbesar dengan Rp 3,45 triliun, sementara segmen lifestyle Rp 659,21 miliar. Menariknya, segmen healthcare yang tahun lalu masih memberi kontribusi signifikan kini sudah tidak lagi menyumbang.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Berbeda dengan dua emiten sebelumnya, CTRA justru berhasil menorehkan kinerja positif. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham pengendali mencapai Rp 1,23 triliun, naik 20,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,02 triliun.

Pendapatan usaha juga naik 16,76% yoy menjadi Rp 5,88 triliun dari sebelumnya Rp 5,03 triliun. Segmen real estat mendominasi dengan kontribusi Rp 4,74 triliun, disusul pendapatan dari penyewaan Rp 705,46 miliar, serta lini bisnis lain Rp 432,03 miliar.

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)

APLN menghadapi tantangan berat pada semester I 2025. Perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp 71,7 miliar. Penjualan dan pendapatan usaha turun menjadi Rp 1,68 triliun dari sebelumnya Rp 1,88 triliun, dengan laba kotor menyusut menjadi Rp 652,06 miliar.

Namun, ada kabar positif dari sisi marketing sales yang mencapai Rp 881,5 miliar, tumbuh 10,5% dibandingkan Rp 796,3 miliar pada semester I 2024.

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

PWON justru menjadi salah satu emiten yang mencatat kenaikan signifikan. Laba bersih meningkat 34,26% yoy menjadi Rp 1,13 triliun. Pendapatan juga tumbuh 3,45% menjadi Rp 3,37 triliun.

Sumber utama pendapatan berasal dari pusat perbelanjaan, perkantoran, dan apartemen sewa senilai Rp 2,13 triliun. Bisnis real estat menyumbang Rp 679,12 miliar, sementara perhotelan Rp 581,50 miliar.

Meski beban pokok naik 5,73% yoy menjadi Rp 1,50 triliun, perseroan tetap mencatat laba kotor Rp 1,88 triliun atau tumbuh tipis 1,70%.

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

ASRI berhasil meningkatkan laba periode berjalan menjadi Rp 43,86 miliar, naik dibanding Rp 23,67 miliar pada tahun sebelumnya. Meski demikian, pendapatan usaha turun dari Rp 1,88 triliun menjadi Rp 1,11 triliun.

PT Intiland Development Tbk (DILD)

Kinerja DILD menunjukkan pelemahan signifikan. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya Rp 12,56 miliar, anjlok 96,57% dari Rp 366,85 miliar pada semester I 2024.

Pendapatan usaha tercatat Rp 1,21 triliun, turun 10,80% yoy dari Rp 1,36 triliun. Segmen pengembangan kawasan industri menyumbang Rp 394 miliar, atau 51% dari total pendapatan pengembangan. Secara keseluruhan, pendapatan pengembangan Rp 772 miliar dengan kontribusi 63%.

Recurring income naik 7% yoy menjadi Rp 444 miliar, menyumbang 37% dari total. Dengan efisiensi beban pokok penjualan yang turun menjadi Rp 791,34 miliar, laba kotor masih mampu tumbuh tipis 3,03% menjadi Rp 424,64 miliar.

Prospek Semester II 2025

Meski sebagian emiten mencatat pelemahan, prospek sektor properti pada semester II 2025 dinilai masih cukup menjanjikan. Menurut VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, pelonggaran suku bunga oleh Bank Indonesia serta insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) akan memberi dorongan tambahan.

“Hal ini berdampak positif pada marketing sales paruh pertama 2025, khususnya di segmen menengah hingga atas,” kata Oktavianus. Ia mencontohkan pencapaian sejumlah emiten: BSDE Rp 5,08 triliun (50% dari target), CTRA Rp 4,2 triliun (38% dari target), SMRA Rp 2,2 triliun (44% dari target), dan LPKR Rp 2,47 triliun (40% dari target).

Lebih lanjut, ia menilai BSDE berpotensi tetap dominan di segmen residensial berkat kontribusi lebih dari 65% marketing sales. CTRA diuntungkan dengan produk di kisaran harga Rp 1–3 miliar, sementara Summarecon Agung (SMRA) memiliki porsi lebih dari 70% di segmen serupa.

Atas dasar itu, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli pada sejumlah saham unggulan: BSDE dengan target Rp 1.220, CTRA Rp 1.240, dan SMRA Rp 580.

Terkini

3 Shio Raih Keberuntungan Finansial di September

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:31:09 WIB

Crypto 2025: 5 Aplikasi Terbaik untuk Investor Indonesia

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:33:58 WIB

BYD Atto 1: Mobil Listrik Kompak Siap Sambangi Surabaya

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:36:51 WIB

Profio Yoshi TREASURE: Rapper Kpop Serba Bisa

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:40:02 WIB

Haechan NCT Debut Solo: TASTE Penuh Nuansa Lembut

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:42:37 WIB