JAKARTA - Menjaga kualitas hidup di usia lanjut menjadi tantangan yang semakin relevan seiring bertambahnya angka harapan hidup di Indonesia. Salah satu langkah sederhana namun berdampak besar adalah berolahraga secara rutin. Bagi kelompok lanjut usia (lansia), aktivitas fisik yang teratur bisa menjadi kunci menjaga tubuh tetap bugar dan pikiran tetap segar.
Di tengah kompleksitas kebutuhan kesehatan lansia, olahraga tidak harus berarti aktivitas berat yang menguras tenaga. Menurut Sri Fitri Sari, SKM, Penyuluh Kesehatan Masyarakat di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, justru olahraga ringan dan menyesuaikan dengan kondisi tubuh merupakan cara terbaik untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.
“Lansia tidak harus melakukan olahraga berat. Cukup olahraga ringan hingga sedang yang dilakukan secara rutin, seperti jalan kaki, senam lansia, tai chi, yoga ringan, atau bersepeda statis,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya pendekatan yang bersifat personal terhadap kebutuhan fisik lansia. Artinya, tidak semua lansia memiliki tingkat kebugaran yang sama. Oleh karena itu, sebelum memulai rutinitas olahraga, konsultasi medis menjadi langkah awal yang sangat dianjurkan.
“Meski bermanfaat, aktivitas fisik bagi lansia tetap harus dilakukan dengan hati-hati. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sangat dianjurkan untuk mengetahui jenis dan intensitas olahraga yang sesuai,” jelas Sri Fitri.
Panduan WHO: Cukup 30 Menit Sehari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan panduan yang secara khusus ditujukan untuk kelompok lansia dalam menjaga aktivitas fisik. Dalam rekomendasinya, WHO menganjurkan agar lansia melakukan olahraga dengan intensitas sedang selama minimal 150 menit dalam seminggu. Ini setara dengan 30 menit per hari, selama lima hari dalam sepekan.
Namun yang menarik, durasi ini tak harus dilakukan dalam satu waktu penuh. Aktivitas tersebut dapat dibagi ke dalam sesi-sesi pendek, misalnya 10-15 menit setiap sesi, yang tetap akan memberikan manfaat serupa jika dilakukan secara konsisten.
Kontinuitas menjadi kata kunci dari kebiasaan sehat ini. “Yang paling penting adalah kontinuitas dan keselamatan. Jangan memaksakan diri, dengarkan kondisi tubuh, dan segera konsultasikan jika mengalami keluhan,” imbuh Sri Fitri.
Olahraga Bukan Sekadar Fisik
Manfaat olahraga pada lansia tidak hanya terbatas pada sisi kebugaran fisik. Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik juga membantu menjaga kesehatan mental dan emosional. Lansia yang rutin bergerak cenderung memiliki suasana hati yang lebih stabil, daya ingat yang lebih tajam, dan risiko lebih rendah terkena depresi atau kecemasan.
Sri Fitri juga menekankan bahwa aktivitas fisik rutin dapat membantu mengontrol tekanan darah, memperkuat otot dan tulang, serta menjaga keseimbangan tubuh. Ini penting untuk mencegah jatuh—salah satu risiko kesehatan paling serius bagi lansia.
“Salah satu tujuannya adalah agar lansia tetap aktif secara mandiri dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” tambahnya.
Jenis Olahraga yang Dianjurkan
Dalam keseharian, lansia dapat memilih jenis olahraga yang paling sesuai dengan kenyamanan dan kemampuan mereka. Beberapa aktivitas yang dinilai aman dan efektif antara lain:
Jalan kaki: Paling mudah dan tidak membutuhkan peralatan khusus.
Senam lansia: Banyak dilakukan dalam kelompok, baik di posyandu lansia, taman kota, maupun puskesmas.
Tai Chi: Gerakan lambat dan berulang yang membantu keseimbangan serta relaksasi.
Yoga ringan: Membantu fleksibilitas dan pernapasan, baik bagi tubuh maupun pikiran.
Bersepeda statis: Cocok dilakukan di rumah dan minim risiko cedera.
Dengan semakin banyaknya komunitas lansia dan pusat-pusat kebugaran yang menyediakan program khusus untuk kelompok usia lanjut, lansia kini memiliki lebih banyak pilihan untuk aktif bergerak.
Tantangan dan Harapan
Meski olahraga terbukti memiliki banyak manfaat, kesadaran untuk menerapkannya secara konsisten masih menjadi tantangan. Banyak lansia merasa khawatir terhadap cedera, merasa malu, atau tidak memiliki teman berolahraga. Oleh karena itu, dukungan dari keluarga, tenaga kesehatan, dan komunitas sangat diperlukan.
“Kami berharap ada sinergi yang lebih luas untuk mendorong lansia tetap aktif. Keluarga memiliki peran besar untuk mendampingi dan memotivasi orang tua mereka agar rutin berolahraga,” ujar Sri Fitri.
Ia menutup dengan pesan penting bahwa menjaga tubuh tetap aktif merupakan bentuk penghargaan terhadap diri sendiri, terlebih di usia senja. Dengan aktivitas fisik yang teratur dan terukur, masa tua bukanlah masa pasif, melainkan periode hidup yang tetap bisa dijalani dengan penuh semangat dan kualitas yang baik.