Kemenkes Imbau Jaga Kesehatan di Musim Peralihan

Selasa, 15 Juli 2025 | 09:07:20 WIB
Kemenkes Imbau Jaga Kesehatan di Musim Peralihan

JAKARTA - Perubahan cuaca yang terjadi belakangan ini membawa dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan pentingnya kewaspadaan saat musim peralihan, di mana kondisi cuaca kerap tidak menentu dengan suhu berubah drastis dan curah hujan tinggi.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, mengungkapkan, musim peralihan merupakan masa rawan meningkatnya berbagai penyakit, terutama yang ditularkan melalui vektor seperti nyamuk maupun tikus. "Kalo DBD imbauannya agar masyarakat lakukan 3M plus seperti menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi dan drum. Kemudian menutup rapat-rapat tempat penyimpanan air," ujar Aji Muhawarman.

Menurutnya, perubahan iklim seperti sekarang ini mendorong populasi nyamuk Aedes aegypti meningkat signifikan. Genangan air yang muncul akibat intensitas hujan tinggi menjadi sarang favorit bagi nyamuk demam berdarah dengue (DBD) berkembang biak.

Kemenkes menegaskan pentingnya tindakan pencegahan DBD dengan menerapkan gerakan 3M plus. Selain menguras dan menyikat, serta menutup tempat penampungan air, masyarakat juga disarankan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat nyamuk bertelur.

"Termasuk upaya tambahan seperti menggunakan kelambu, lotion anti nyamuk, menggunakan larvasida, atau menabur bubuk abate di tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," tambah Aji.

Tak hanya penyakit yang ditularkan nyamuk, masyarakat juga diingatkan akan ancaman leptospirosis, infeksi yang ditularkan melalui bakteri leptospira dari air kotor yang terkontaminasi kencing tikus. Leptospirosis kerap meningkat pada saat musim hujan, khususnya di daerah yang sering dilanda banjir atau genangan air.

“Waspada terhadap penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari vektor tikus seperti leptospirosis. Maka yang harus dihindari yakni genangan air atau banjir jika memungkinkan,” lanjut Aji.

Upaya pencegahan leptospirosis dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, mencegah tikus masuk rumah, serta menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas di area yang rawan tergenang air. “Cegah atau basmi tikus agar tidak masuk ke rumah dan gunakan alat pelindung diri seperti masker, alas kaki tertutup, sarung tangan saat aktivitas di genangan air,” tuturnya.

Selain fokus pada pencegahan penyakit melalui pengendalian vektor, Aji mengingatkan agar masyarakat juga konsisten menerapkan PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PHBS menjadi fondasi utama dalam menjaga tubuh tetap sehat selama pergantian musim.

“Yang tidak kalah penting yakni selalu menerapkan PHBS seperti mencuci tangan dan kaki dengan sabun setelah aktivitas serta menjaga kebersihan lingkungan,” imbaunya.

Kemenkes mengingatkan pentingnya deteksi dini bila mengalami gejala yang mengarah ke penyakit DBD maupun leptospirosis. Masyarakat diminta untuk tidak menunda mendapatkan penanganan medis apabila mengalami keluhan kesehatan seperti demam tinggi, nyeri otot, mual, muntah, hingga tanda-tanda dehidrasi.

“Segera ke dokter atau fasilitas layanan kesehatan lain yang terdekat jika ada keluhan gejala penyakit tersebut,” kata Aji.

Musim peralihan memang sering kali membawa tantangan tersendiri bagi kesehatan masyarakat. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kasus penyakit DBD cenderung melonjak saat musim pancaroba, bahkan menyebabkan ledakan kasus di beberapa wilayah.

Untuk mengantisipasi hal itu, Kemenkes juga mengimbau pemerintah daerah mengaktifkan kembali program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), serta meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Selain DBD dan leptospirosis, musim peralihan juga dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, hingga penyakit kulit. Fluktuasi suhu udara dan kelembapan dapat menurunkan imunitas tubuh, sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit.

Dengan memperkuat penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, serta aktif menerapkan langkah-langkah pencegahan, risiko jatuh sakit di masa peralihan musim dapat diminimalisir.

Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk tetap mengutamakan pola makan bergizi, beristirahat cukup, rajin berolahraga, serta menjaga kesehatan mental agar imunitas tubuh tetap terjaga dengan baik.

Musim pancaroba tidak harus identik dengan meningkatnya angka kesakitan. Dengan meningkatkan kewaspadaan, menerapkan PHBS, dan menjaga pola hidup sehat, masyarakat diharapkan tetap bugar, produktif, dan terbebas dari ancaman penyakit musiman.

Terkini