JAKARTA - Langkah strategis dalam mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai titik terang setelah melalui proses negosiasi yang berlangsung selama satu dekade. Dalam kunjungannya ke markas Komisi Eropa di Brussel, Belgia, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengumumkan capaian penting tersebut: kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Pertemuan bilateral ini menandai momen bersejarah bagi hubungan dagang kedua pihak. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyambut langsung kedatangan Presiden Prabowo di Brussel, dalam suasana hangat yang mencerminkan kedekatan diplomatik yang semakin erat antara Indonesia dan Uni Eropa.
“Terima kasih atas sambutan hangat Presiden von der Leyen pada siang ini. Pertemuan ini menunjukkan eratnya hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa,” ujar Presiden Prabowo.
Di hadapan awak media, Prabowo mengungkapkan bahwa salah satu agenda utama dalam pertemuan ini adalah memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua pihak. Ia menyebutkan bahwa Indonesia dan Uni Eropa akhirnya berhasil mencapai kesepakatan dalam perundingan IEU-CEPA yang sudah dimulai sejak 2016.
“Pada hari ini, kami telah mencapai kesepakatan dalam IEU-CEPA. Ini adalah terobosan besar setelah 10 tahun negosiasi,” tegas Presiden Prabowo.
Tonggak Baru dalam Hubungan Dagang
IEU-CEPA merupakan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif yang mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari perdagangan barang dan jasa, investasi, hingga aspek-aspek pembangunan berkelanjutan. Perjanjian ini diharapkan membuka akses pasar yang lebih luas, menghapus hambatan tarif maupun nontarif, serta memperkuat kerja sama di bidang teknologi dan standar mutu.
Menurut Presiden von der Leyen, kesepakatan ini merupakan pencapaian penting yang bukan hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga memperkuat komitmen bersama terhadap perdagangan yang adil dan berkelanjutan.
“Kami menyambut baik kemajuan besar ini. Indonesia adalah mitra penting bagi Uni Eropa di kawasan Asia Tenggara. Kesepakatan IEU-CEPA akan membawa manfaat besar bagi kedua pihak,” ungkap von der Leyen dalam pernyataan bersama.
Kesepakatan ini diyakini akan meningkatkan nilai perdagangan bilateral Indonesia-Uni Eropa yang pada tahun 2024 tercatat mencapai lebih dari €30 miliar. Sektor-sektor potensial yang diprediksi mendapat keuntungan besar antara lain agribisnis, produk kehutanan, energi bersih, teknologi digital, serta jasa keuangan.
Peran Strategis Indonesia di Kancah Global
Kehadiran Presiden Prabowo di Eropa sekaligus menjadi ajang untuk menegaskan kembali posisi strategis Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota G20. Dalam pernyataannya, Prabowo menekankan bahwa kerja sama dengan Uni Eropa bukan hanya penting secara ekonomi, tetapi juga dalam konteks geopolitik dan stabilitas global.
“Indonesia berkomitmen menjadi mitra aktif dalam mewujudkan perdagangan yang terbuka, adil, dan inklusif. Kami percaya bahwa kerja sama dengan Uni Eropa akan memperkuat fondasi masa depan ekonomi global yang berkeadilan,” tutur Prabowo.
Pertemuan ini juga menjadi panggung diplomasi penting di tengah dinamika global yang terus berubah. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan tantangan ekonomi global, Indonesia dan Uni Eropa memperlihatkan pendekatan konstruktif yang berorientasi pada solusi bersama.
Komitmen terhadap Isu Lingkungan dan HAM
Dalam kerangka IEU-CEPA, salah satu isu yang kerap menjadi sorotan adalah keberlanjutan lingkungan hidup dan perlindungan hak asasi manusia. Uni Eropa sebelumnya menyuarakan kekhawatiran terhadap kebijakan ekspor komoditas tertentu seperti minyak sawit dari Indonesia.
Namun, dalam pernyataan terbarunya, kedua pemimpin menyepakati pentingnya dialog berkelanjutan untuk menjembatani perbedaan dan mencari solusi bersama yang menguntungkan semua pihak.
“Isu lingkungan dan sosial adalah bagian dari perjanjian ini. Namun kami sepakat bahwa pendekatan yang diambil harus berbasis kerja sama, bukan konfrontasi,” kata Prabowo.
Harapan dan Langkah Selanjutnya
Dengan tercapainya kesepakatan IEU-CEPA, langkah berikutnya adalah proses ratifikasi di masing-masing pihak. Pemerintah Indonesia akan mengajukan dokumen kesepakatan ke DPR untuk mendapatkan persetujuan legislatif, sementara Uni Eropa juga akan melalui proses pengesahan internal di level Parlemen Eropa dan negara-negara anggota.
Presiden Prabowo menyampaikan harapannya agar perjanjian ini dapat segera diberlakukan secara efektif, agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh pelaku usaha, pekerja, dan masyarakat luas di kedua wilayah.
“Kami berharap IEU-CEPA dapat menjadi jembatan yang mempererat hubungan masyarakat Indonesia dan Uni Eropa, serta menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang merata,” ucap Prabowo menutup pernyataannya.