JAKARTA - Tidak lagi sekadar menjadi hewan peliharaan atau penjaga rumah, anjing kini semakin diakui sebagai bagian penting dalam mendukung kesehatan holistik manusia. Di tengah kehidupan modern yang penuh tekanan, keberadaan anjing di rumah menjadi lebih dari sekadar hiburan—mereka adalah penyembuh diam-diam yang hadir setiap hari.
Fenomena ini bukan hanya didasarkan pada pengalaman pribadi pemilik hewan peliharaan, tetapi juga mendapat penguatan dari berbagai penelitian ilmiah yang menunjukkan korelasi positif antara interaksi manusia dengan anjing dan peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan, baik fisik maupun mental.
Lebih dari Sekadar Teman Setia
Kehadiran anjing dalam kehidupan sehari-hari seringkali membawa perasaan aman dan tenang. Banyak pemilik anjing yang merasa lebih nyaman, dihargai, dan dicintai tanpa syarat saat berinteraksi dengan peliharaan mereka. Namun, manfaat tersebut ternyata juga merambah ke aspek medis dan psikologis.
Menurut sejumlah riset, memelihara anjing dapat membantu menurunkan tingkat kortisol—hormon yang berhubungan dengan stres—dan secara bersamaan meningkatkan kadar oksitosin, hormon yang mendukung perasaan bahagia dan ikatan emosional. Artinya, hanya dengan mengelus atau memeluk anjing, seseorang bisa mengalami penurunan stres yang signifikan.
Lebih lanjut, data dari berbagai jurnal kesehatan menunjukkan bahwa pemilik anjing cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena tekanan darah tinggi dan depresi. Bahkan, American Heart Association mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa memiliki anjing berpotensi membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Aktivitas Fisik yang Meningkat
Memelihara anjing juga secara alami mendorong seseorang untuk lebih aktif secara fisik. Anjing membutuhkan waktu bermain dan berjalan-jalan secara rutin, dan hal ini memaksa pemiliknya untuk ikut bergerak.
Kebiasaan berjalan pagi atau sore bersama anjing tak hanya memperkuat ikatan pemilik-hewan, tetapi juga memperbaiki kebugaran fisik. Berbagai studi mencatat bahwa pemilik anjing lebih mungkin untuk memenuhi target aktivitas fisik harian dibanding mereka yang tidak memelihara hewan.
Aktivitas ini, meski sederhana, memiliki dampak besar dalam menurunkan risiko obesitas, menjaga kesehatan kardiovaskular, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Dalam jangka panjang, kebiasaan kecil seperti ini dapat meningkatkan harapan hidup dan menurunkan biaya perawatan kesehatan.
Peran Terapi Hewan yang Kian Dikenal
Di banyak negara maju, terapi berbasis hewan peliharaan—terutama anjing—telah menjadi bagian dari pendekatan pengobatan alternatif. Anjing-anjing terlatih ini seringkali diikutsertakan dalam program rehabilitasi pasien dengan gangguan kecemasan, trauma, autisme, hingga Alzheimer.
Efektivitas terapi ini bahkan sudah diakui oleh kalangan medis. Pasien yang berinteraksi dengan anjing terapi dilaporkan menunjukkan penurunan gejala stres pasca trauma (PTSD), mengalami perbaikan mood, dan memiliki motivasi lebih tinggi dalam proses pemulihan.
Di Indonesia, praktik ini mulai diadopsi secara perlahan, meski masih terbatas. Sejumlah komunitas pecinta hewan telah menginisiasi kunjungan ke rumah sakit jiwa dan panti jompo dengan membawa anjing-anjing terapi untuk memberikan dampak positif bagi pasien dan penghuni.
Membangun Rutinitas dan Rasa Tanggung Jawab
Salah satu manfaat lain yang sering terabaikan dari memelihara anjing adalah kemampuan mereka untuk membantu manusia membangun rutinitas hidup yang sehat. Memberi makan, memandikan, membawa jalan-jalan, dan merawat hewan secara konsisten membuat pemilik belajar tentang tanggung jawab dan kedisiplinan.
Rutinitas ini sangat penting bagi orang-orang yang mengalami gangguan mood atau masalah mental. Banyak terapis yang menyarankan pasiennya untuk memelihara hewan karena kehadiran anjing bisa menjadi pengingat hidup yang nyata: mereka butuh perhatian dan kasih sayang setiap hari, dan dengan melayani kebutuhan itu, seseorang bisa merasa lebih berarti dan berguna.
Peran Anjing dalam Kesehatan Mental Generasi Muda
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja juga bisa mendapatkan manfaat besar dari keberadaan anjing di rumah. Dalam beberapa penelitian, diketahui bahwa anak-anak yang tumbuh bersama anjing memiliki tingkat empati yang lebih tinggi, keterampilan sosial yang lebih baik, dan lebih jarang mengalami gangguan emosional.
Selain itu, di masa pandemi dan era digital saat ini, di mana banyak anak menghabiskan waktu di depan layar dan merasa terisolasi secara sosial, anjing bisa menjadi sahabat yang menghadirkan kedekatan emosional dan mendorong interaksi sosial nyata.
Anjing juga dapat berfungsi sebagai “buffer” bagi anak-anak yang sedang menghadapi tekanan akademik atau konflik emosional di lingkungan rumah. Interaksi sehari-hari dengan hewan peliharaan mampu memberikan ketenangan dan rasa aman yang tidak selalu bisa didapat dari orang lain.
Tantangan dan Tanggung Jawab yang Harus Diingat
Meski manfaatnya luar biasa, memelihara anjing tentu bukan tanpa tanggung jawab. Kesehatan hewan, biaya perawatan, vaksinasi, hingga kesesuaian lingkungan tempat tinggal harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk memelihara anjing.
Selain itu, tidak semua orang memiliki kesiapan mental dan waktu untuk memelihara hewan secara penuh. Anjing bukan benda yang bisa ditinggalkan begitu saja saat bosan atau repot. Mereka makhluk hidup yang punya perasaan dan keterikatan emosional dengan pemiliknya.
Anjing Lebih dari Peliharaan, Mereka Partner Kesehatan Kita
Dari penurunan stres hingga peningkatan kebugaran fisik, dari terapi emosional hingga dukungan sosial, anjing telah membuktikan diri sebagai makhluk yang tidak hanya menggemaskan tetapi juga mendalam perannya dalam kehidupan manusia.
Memelihara anjing bukan hanya keputusan gaya hidup, tetapi juga bisa menjadi investasi besar bagi kesehatan jiwa dan raga. Dalam era modern yang penuh tekanan, mungkin sudah saatnya kita melihat anjing bukan sekadar hewan peliharaan, melainkan sahabat hidup yang membantu kita menjadi versi terbaik dari diri sendiri.