Indonesia Dorong BRICS Jadi Kekuatan Hijau dan Kesehatan Global

Selasa, 08 Juli 2025 | 10:18:35 WIB
Indonesia Dorong BRICS Jadi Kekuatan Hijau dan Kesehatan Global

JAKARTA - Di tengah dinamika geopolitik dunia yang semakin kompleks, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS menghadirkan harapan baru bagi tata kelola global yang lebih seimbang dan inklusif. Indonesia, yang hadir sebagai bagian dari forum strategis ini, tak sekadar menjadi penonton. Presiden Prabowo Subianto menegaskan peran aktif Indonesia, khususnya dalam isu lingkungan dan kesehatan global yang menjadi pokok pembahasan pada hari kedua pertemuan para pemimpin dunia tersebut.

Bertempat di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Presiden Prabowo disambut secara hangat oleh jajaran delegasi tuan rumah setibanya di lokasi. Pertemuan hari kedua ini difokuskan pada dua topik penting yang menyentuh langsung kehidupan umat manusia: lingkungan dan kesehatan global.

Sebelum memulai sesi utama, para kepala negara dan perwakilan delegasi terlebih dahulu mengikuti sesi foto bersama. Setelah itu, seluruh peserta memasuki ruang pertemuan untuk melanjutkan diskusi intensif mengenai peran BRICS dan mitranya dalam menjawab tantangan global yang kian mendesak.

Dalam sesi ini, Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pandangan serta posisi Indonesia terhadap sejumlah isu strategis. Kehadirannya mencerminkan komitmen kuat Indonesia dalam membangun peran sebagai bagian dari solusi global, khususnya dalam dua sektor krusial: pelestarian lingkungan hidup dan sistem kesehatan internasional yang tangguh.

Forum BRICS tidak hanya dikenal sebagai blok kerja sama ekonomi baru yang berpengaruh, tetapi kini telah berkembang menjadi forum strategis lintas sektor. Dalam forum ini, kesadaran akan urgensi kolaborasi lintas negara menjadi sangat nyata. Bukan hanya soal perdagangan atau pembangunan infrastruktur, melainkan juga solidaritas dalam menciptakan dunia yang berkelanjutan, sehat, dan inklusif.

Presiden Prabowo menyuarakan pentingnya peran BRICS untuk tidak terpaku pada agenda ekonomi semata. Ia mendorong forum ini menjadi arena strategis untuk membangun solidaritas global dalam menghadapi tantangan lingkungan dan kesehatan.

Di bidang lingkungan, Indonesia melihat peluang besar untuk memperkuat kerja sama dalam pembangunan berkelanjutan, pemanfaatan energi terbarukan, hingga perlindungan keanekaragaman hayati. Dalam konteks kesehatan, penguatan sistem pelayanan dasar, akses terhadap vaksin, dan respons kolektif terhadap potensi pandemi menjadi perhatian utama.

"Forum BRICS diharapkan tidak hanya menjadi wadah kerja sama ekonomi. Tetapi juga platform strategis untuk membangun solidaritas negara dalam menciptakan dunia yang lebih hijau, sehat, dan berkeadilan," ujar Presiden Prabowo dalam pernyataannya.

Pandangan tersebut selaras dengan agenda Indonesia dalam berbagai forum internasional lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia konsisten menekankan pentingnya transisi energi yang adil, perlindungan hutan tropis sebagai paru-paru dunia, serta sistem kesehatan yang tangguh dan siap menghadapi krisis.

Komitmen tersebut juga tercermin dalam berbagai kebijakan domestik. Indonesia telah memperkuat program pembangunan rendah karbon, memperluas kawasan konservasi, serta mendorong industri hijau berbasis energi terbarukan. Di bidang kesehatan, reformasi sistem kesehatan nasional, pemerataan fasilitas dan SDM, serta kerja sama internasional dalam pengadaan vaksin dan riset medis terus digalakkan.

Keterlibatan aktif Indonesia dalam BRICS juga membawa kepentingan kawasan Asia Tenggara. Sebagai negara terbesar di ASEAN, peran Indonesia di forum ini turut mengangkat suara negara berkembang lainnya yang menghadapi tantangan serupa dalam menghadapi perubahan iklim dan masalah kesehatan masyarakat.

Sesi pertemuan hari kedua ini menjadi momen penting untuk memperkuat arah baru BRICS sebagai kekuatan global yang inklusif dan berkeadilan. Dengan memperluas fokus kerja sama ke isu-isu lingkungan dan kesehatan, BRICS membuka peluang baru untuk menciptakan dunia yang lebih tangguh terhadap krisis dan lebih ramah terhadap generasi masa depan.

Presiden Prabowo meyakini bahwa dunia membutuhkan kekuatan kolektif untuk menyelesaikan masalah lintas batas seperti perubahan iklim dan pandemi. Oleh karena itu, Indonesia mendorong adanya kerja sama konkret di dalam BRICS yang dapat menjembatani kesenjangan teknologi, kapasitas, dan pembiayaan antara negara maju dan berkembang.

Selain menjadi ajang diplomasi, forum ini juga membuka ruang bagi pertukaran ide, inovasi, dan investasi lintas sektor. Kerja sama riset antarnegara, pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, hingga produksi bersama vaksin dan alat kesehatan menjadi topik-topik potensial yang terus dibahas dan dikembangkan.

Keterlibatan Presiden Prabowo dalam KTT BRICS menggarisbawahi posisi Indonesia sebagai aktor penting dalam peta geopolitik global yang baru. Indonesia ingin mengambil bagian dalam arah dunia yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tapi juga pada keberlanjutan, keadilan, dan ketahanan bersama.

Dengan pendekatan yang menyeluruh dan penuh empati terhadap tantangan global, Indonesia menempatkan dirinya sebagai jembatan antara negara maju dan negara berkembang dalam kerja sama global. Melalui BRICS, harapan akan lahirnya tatanan dunia baru yang lebih hijau dan sehat semakin kuat.

Terkini