Samosir Kembangkan Wisata Pantai Danau Toba

Senin, 07 Juli 2025 | 15:05:24 WIB
Samosir Kembangkan Wisata Pantai Danau Toba

JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Samosir kembali menghadirkan terobosan di sektor pariwisata dengan memperkenalkan konsep “long beach” sepanjang 22 kilometer di tepian Danau Toba. Di tengah sorotan terhadap keberlanjutan kawasan UNESCO Global Geopark tersebut, langkah ini menjadi strategi inovatif untuk menjembatani antara konservasi alam dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Upaya itu mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. Gubernur Bobby Nasution menyatakan komitmen terhadap rencana tersebut, menilai bahwa integrasi antara pembangunan destinasi dan pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan ideal untuk meningkatkan kesejahteraan. “Konsepnya long beach ini bisa menghidupkan ekonomi masyarakat Samosir. Pemerintah Provinsi Sumut siap mendukung,” ujar Bobby saat menyampaikan dukungan langsung kepada Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom.

Transformasi Danau Toba dari sekadar kawasan wisata alam menjadi kawasan wisata pantai air tawar menjadi titik penting dalam upaya menambah daya tarik destinasi. Pemanfaatan garis pantai yang panjang akan menghadirkan wajah baru Samosir: sebuah kawasan wisata yang tak hanya elok dipandang, namun juga produktif secara ekonomi.

Pemerintah Kabupaten Samosir ingin menjadikan proyek ini sebagai proyek sosial sekaligus lingkungan, di mana masyarakat menjadi pelaku utama dalam penyediaan layanan wisata. Aktivitas usaha yang dirancang meliputi homestay, warung kuliner, jasa penyewaan perahu, serta penyedia jasa wisata rekreasi air. Model ini tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga menumbuhkan kemandirian ekonomi berbasis komunitas.

Dalam kerangka pembangunan berkelanjutan yang menjadi prinsip dasar UNESCO Global Geopark, inisiatif ini berfokus pada keseimbangan antara pelestarian dan pemanfaatan. Pengelolaan sampah, konservasi tepi pantai, serta pelatihan masyarakat akan menjadi bagian tak terpisahkan dari pengembangan.

Keberadaan pantai sepanjang 22 kilometer juga diharapkan menjadi pemicu meningkatnya lama tinggal wisatawan di Samosir. Jika sebelumnya turis cenderung menginap satu atau dua malam, kini ada peluang untuk memperpanjang masa kunjungan lewat berbagai aktivitas seperti yoga di pantai, festival budaya Batak, pasar rakyat, hingga kompetisi olahraga air.

“Destinasi wisata tidak hanya soal tempat, tapi juga pengalaman. Dan dengan ini, kami ingin memberikan sesuatu yang belum pernah ditawarkan kawasan geopark manapun: wisata pantai air tawar dengan nilai budaya,” ungkap perwakilan Dinas Pariwisata Samosir.

Pemkab dan Pemprov juga telah menyusun tahapan pelaksanaan proyek ini secara bertahap dan terukur. Dimulai dari penyusunan masterplan, pemetaan fungsi kawasan, hingga pembangunan fasilitas dasar seperti trotoar, gazebo, dan area bermain anak. Kolaborasi teknis juga melibatkan pakar ekologi dan perencanaan kawasan.

Terkait pendanaan, skema pembiayaan yang akan digunakan menggabungkan berbagai sumber seperti APBD, dana alokasi khusus, bantuan teknis UNESCO, serta CSR dari perusahaan dan kemitraan dengan sektor swasta. Kredit usaha rakyat (KUR) juga akan dimaksimalkan untuk mendukung pelaku UMKM setempat yang ingin terlibat dalam pengembangan kawasan.

Yang tidak kalah penting, aspek pemberdayaan masyarakat akan menjadi titik tekan utama. “Kami tidak hanya bicara tentang pembangunan fisik, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia. Masyarakat akan diberi pelatihan, pendampingan usaha, hingga akses pembiayaan agar bisa mandiri,” jelas Gubernur Bobby.

Pelatihan hospitality, pengelolaan homestay, sertifikasi pemandu wisata lokal, hingga manajemen bencana menjadi bagian dari strategi pendukung. Pemberdayaan ini dirancang agar tidak bersifat top-down, melainkan berbasis partisipasi masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Dalam menjalankan proyek ini, pemerintah juga menegaskan pentingnya keterlibatan stakeholder adat dan komunitas lokal. Konsultasi publik, mekanisme perizinan yang transparan, dan forum musyawarah masyarakat akan diintegrasikan sejak tahap awal perencanaan.

Secara keseluruhan, proyek wisata pantai ini dinilai sebagai salah satu upaya paling ambisius untuk menempatkan geopark tidak hanya sebagai warisan geologis, tetapi juga sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Dengan lanskap Danau Toba yang ikonik dan budaya Batak yang kaya, Samosir dinilai punya modal besar untuk menjadi model geopark produktif pertama di Indonesia.

Jika berhasil, kawasan wisata pantai Danau Toba akan menjadi contoh bagaimana kawasan konservasi dapat dikembangkan secara inklusif tanpa mengorbankan kelestarian. “Proyek ini bukan hanya untuk wisatawan, tapi untuk masyarakat. Kami ingin agar semua yang dibangun menjadi milik bersama dan memberikan manfaat jangka panjang,” tegas Bobby.

Dengan berbagai tantangan di depan, dari mulai keterbatasan anggaran hingga dinamika sosial, proyek ini membutuhkan konsistensi politik, partisipasi aktif masyarakat, dan manajemen lintas sektor yang solid. Namun jika semua pihak bergerak selaras, maka kawasan 22 kilometer ini akan menjadi wajah baru Danau Toba: indah, produktif, dan berkelanjutan.

Terkini