MacKenzie Scott: Keteladanan Inspiratif dalam Filantropi Senyap

Minggu, 06 Juli 2025 | 14:04:50 WIB
MacKenzie Scott: Keteladanan Inspiratif dalam Filantropi Senyap

JAKARTA - Di tengah hingar bingar miliarder dunia yang kerap memamerkan kekayaan dan aktivitas sosial mereka di media, sosok MacKenzie Scott justru hadir dengan pendekatan yang berbeda. Diam-diam, ia mengubah wajah filantropi dunia melalui tindakan nyata yang dilakukan jauh dari sorotan kamera. Perjalanan hidupnya, dari penulis hingga dermawan global, menjadikannya inspirasi tersendiri bagi banyak orang.

Nama MacKenzie Scott sempat mencuat ke permukaan publik saat perceraiannya dengan Jeff Bezos, pendiri Amazon. Namun, ketenaran itu tidak dijadikan alat untuk mengejar popularitas pribadi. Sebaliknya, ia memanfaatkan momen tersebut untuk memulai sebuah fase baru dalam hidup—fase di mana kekayaan yang diterimanya dari hasil perceraian justru dijadikan alat untuk berbagi secara masif.

Dari Novel Hingga Amazon

Lahir dan dibesarkan di San Francisco, MacKenzie Scott sejak kecil dikenal sebagai pribadi yang menyukai dunia tulis-menulis. Ia menempuh pendidikan di Hotchkiss School, lalu melanjutkan ke Universitas Princeton, tempat ia dibimbing langsung oleh Toni Morrison—penulis peraih Nobel Sastra. Morrison bahkan menyebut Scott sebagai salah satu murid paling berbakat yang pernah ia ajar.

Pilihan kariernya pun mencerminkan kecintaan pada dunia sastra. Novel pertamanya, The Testing of Luther Albright, berhasil memenangkan American Book Award pada 2006. Namun, sebelum dikenal sebagai novelis, Scott turut berperan besar dalam mendukung Jeff Bezos saat mendirikan Amazon. Dari startup kecil di garasi rumah, Amazon menjelma menjadi raksasa e-commerce berkat dukungan penuh sang istri di balik layar.

Setelah 26 tahun membina rumah tangga, Scott dan Bezos bercerai. Dari perpisahan itu, ia memperoleh sekitar 4 persen saham Amazon, setara lebih dari 36 miliar USD, menjadikannya salah satu perempuan terkaya di dunia. Tapi, alih-alih menikmati kekayaan dalam kemewahan, ia memilih jalan sepi—filantropi diam-diam.

Donasi Triliunan Tanpa Nama

Sejak perceraiannya, Scott telah menyumbangkan lebih dari 16 miliar USD kepada lebih dari 2.000 organisasi di seluruh dunia. Tak seperti miliarder lain yang mengumumkan donasi dengan konferensi pers dan acara megah, Scott mengumumkan bantuan lewat blog pribadinya, atau bahkan membiarkannya tetap anonim. Ia menggunakan pendekatan berbasis kepercayaan atau trust-based philanthropy.

Semua ini dilakukan tanpa ekspektasi balasan. Tak ada nama yayasan yang menyematkan namanya, tak ada laporan ketat yang membebani organisasi penerima. Tim kecil yang dimilikinya menyeleksi penerima bantuan secara diam-diam dan langsung mengirimkan dana—kadang organisasi penerima pun tak percaya ketika pertama kali dihubungi.

Yang menjadi perhatian Scott bukan organisasi besar dengan jaringan internasional, melainkan kelompok akar rumput yang kerap terabaikan. LSM kecil, komunitas lokal, dan organisasi perempuan menjadi sasaran utama. Donasi dari Scott membuat banyak dari mereka bisa bertahan, tumbuh, dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat.

Menurut aktivis perempuan Leila Hessini, kontribusi Scott telah menjadi "tulang punggung baru bagi dana-dana perempuan," terlebih di tengah menurunnya anggaran pemerintah terhadap isu-isu kesehatan dan keadilan reproduktif.

Komitmen Mengembalikan Kekayaan ke Masyarakat

MacKenzie Scott juga tercatat sebagai salah satu dari sedikit perempuan yang menandatangani Giving Pledge, sebuah janji dari para miliarder untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk kepentingan sosial. Dalam surat komitmennya, ia menyebut bahwa ia memiliki "utang moral" untuk mengembalikan harta yang diperolehnya kepada masyarakat luas.

Langkah ini menguatkan citranya sebagai filantropis senyap yang memilih substansi daripada simbolisme. Tak hanya menyumbang, ia ingin memastikan setiap dana benar-benar tepat sasaran dan memberi dampak berkelanjutan.

Yield Giving: Transparansi Tanpa Popularitas

Meski tidak aktif di media sosial dan menghindari sorotan, Scott tetap ingin publik bisa mengakses informasi tentang kegiatan amalnya. Maka pada 2022, ia meluncurkan Yield Giving, situs yang mencatat seluruh donasi yang telah ia salurkan.

Melalui situs tersebut, masyarakat dapat melihat ribuan organisasi penerima hibah, lengkap dengan nominal dan program yang dijalankan. Bahkan pada 2023, ia membuka pendaftaran hibah senilai 250 juta USD yang dapat diakses organisasi nirlaba dari seluruh dunia.

Berbeda dari yayasan tradisional, donasi yang diberikan oleh Yield Giving bersifat tanpa syarat (unrestricted giving), memberi keleluasaan penuh pada organisasi penerima untuk menggunakan dana sesuai kebutuhan mereka.

Pengelolaan program ini dilakukan oleh mitra eksternal. Scott tidak terlibat langsung dalam proses seleksi terbuka. Namun untuk sebagian besar hibah lainnya, proses seleksi dilakukan secara tertutup dan berbasis riset. Begitu organisasi dinyatakan layak, mereka langsung dihubungi untuk menerima bantuan.

Menurut Center for Effective Philanthropy, organisasi yang menerima donasi dari Scott rata-rata mengalami pertumbuhan lebih cepat dan signifikan dibandingkan yang tidak. Hibah yang diterima bisa mencapai 5 juta USD per organisasi, jauh di atas rata-rata donasi yayasan konvensional yang berkisar 123 ribu USD.

Inspirasi Tanpa Riuh

MacKenzie Scott adalah contoh bahwa keberlimpahan materi bisa menjadi berkah sosial, bukan sekadar simbol kekuasaan atau pengaruh. Di saat banyak orang berlomba-lomba menunjukkan betapa hebatnya mereka melalui aksi amal, Scott membuktikan bahwa kebaikan bisa dilakukan dalam diam, tanpa kehilangan dampaknya.

Dengan caranya yang tenang, sederhana, dan berlandaskan kepercayaan, ia mengajarkan kita semua bahwa perubahan besar tidak selalu membutuhkan panggung besar. Dunia mungkin tidak selalu melihatnya, namun jejak kebaikannya sudah menyebar ke ribuan titik—dan terus mengalir lebih jauh dari yang bisa dihitung angka.

Terkini