Apa Itu Atrofi Otot adalah Gejala, Cara Mengatasi, dan Pengobatan

Senin, 19 Mei 2025 | 10:43:22 WIB
apa itu atrofi otot

JAKARTA - Apa itu atrofi otot? Ini adalah kondisi penyusutan jaringan otot yang sering terjadi ketika bagian tubuh tertentu jarang digunakan dalam waktu lama. 

Meskipun demikian, atrofi otot dapat dicegah dan diobati sesuai dengan jenisnya. Jika seseorang mengalami atrofi otot, pergerakan tubuhnya bisa terganggu, dan lebih jauh lagi, bisa mengubah bentuk tubuh karena penurunan jaringan otot. 

Hal ini berpotensi membuat bagian tubuh yang terdampak terlihat tidak proporsional.

Agar bisa mencegah kondisi tersebut, sangat penting untuk memahami atrofi otot, termasuk mengenali penyebab, gejala, serta cara pencegahan dan pengobatannya. 

Apa itu atrofi otot, jika tidak segera ditangani, dapat mengganggu keseimbangan tubuh secara keseluruhan.

Apa Itu Atrofi Otot?

Apa itu atrofi otot? Ini adalah kondisi yang terjadi ketika otot tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu, yang biasanya disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik. 

Sebagai contoh, jika kamu mengalami cedera pada lutut yang menghalangi gerakan kaki dalam waktu lama, maka otot di sekitar lutut bisa mengalami atrofi. 

Selain itu, orang yang tidak mengalami cedera sekalipun, seperti astronot yang berada di luar angkasa dalam waktu lama, juga berisiko mengalami atrofi otot.

Penyebab Atrofi Otot

Penyebab utama atrofi otot biasanya berkaitan dengan terbatasnya gerakan tubuh akibat kondisi tertentu. 

Misalnya, pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak aktivitas fisik atau pasca-operasi besar seperti pembedahan akibat patah tulang yang mengharuskan istirahat total. 

Atrofi otot juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti stroke, patah tulang, atau gangguan saraf, karena kondisi-kondisi ini memaksa penderita untuk berbaring dalam waktu lama selama masa pemulihan.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan atrofi otot meliputi:

-ALS (amyotrophic lateral sclerosis) yang menyerang sel saraf pengontrol otot sukarela.

-Dermatomiositis yang mengakibatkan kelemahan otot dan ruam kulit.

-Sindrom Guillain-Barré, kondisi autoimun yang merusak pelindung saraf.

-Multiple Sclerosis (MS) yang menyebabkan peradangan pada sistem saraf pusat.

-Distrofi otot, gangguan genetik yang menyebabkan kelemahan otot.

-Neuropati, kerusakan saraf yang berujung pada hilangnya sensasi atau fungsi.

-Osteoartritis, yang membatasi gerakan pada sendi.

-Polio, infeksi virus yang menyerang jaringan otot dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

-Polymyositis/myositis, radang otot yang menyebabkan kelemahan dan nyeri.

-Rheumatoid arthritis, inflamasi kronis yang memengaruhi sendi.

Atrofi otot tulang belakang, kondisi genetik yang melemahkan otot-otot kaki dan lengan.

-Cachexia, penurunan berat badan ekstrim akibat penyakit seperti kanker atau HIV.

Selain itu, faktor usia, konsumsi alkohol berlebihan, luka bakar, dan malnutrisi juga bisa menjadi pemicu atrofi otot. 

Menurut International Osteoporosis Foundation, diet rendah protein dan tanpa lemak, buah, dan sayuran, juga dapat berkontribusi pada penurunan massa lemak tubuh.

Tanda dan Gejala Atrofi Otot

Atrofi otot dapat dikenali melalui beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan penyusutan jaringan otot. Beberapa indikator yang perlu diperhatikan antara lain:

-Salah satu lengan atau kaki terlihat lebih kecil dibandingkan sisi lainnya.

-Terjadi kelemahan pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan atau kaki.

-Kurangnya aktivitas fisik yang diikuti dengan banyak berbaring atau beristirahat.

-Kesulitan dalam menjaga keseimbangan tubuh, berjalan, atau sering terjatuh.

-Massa otot yang berkurang secara nyata.

-Kesulitan untuk tetap aktif dalam waktu lama.

-Sulit untuk berbicara atau menelan.

-Kelemahan pada wajah.

-Kehilangan memori yang semakin lama semakin terasa.

-Gangguan koordinasi otot.

-Mati rasa atau kesemutan yang terjadi secara bertahap di lengan atau kaki.

-Gerakan tubuh yang semakin berkurang dari waktu ke waktu.

Diagnosis Penyakit Atrofi Otot

Untuk mendiagnosis penyakit atrofi otot, beberapa langkah pengujian perlu dilakukan, di antaranya:

-Dokter akan memeriksa riwayat cedera, kondisi medis yang kamu alami, serta obat atau suplemen yang sedang kamu konsumsi. Selain itu, dokter juga akan menanyakan keluhan yang kamu rasakan.

-Kamu akan diminta untuk menjalani serangkaian tes, seperti tes darah, sinar-X, MRI, CT scan, studi konduksi saraf, biopsi otot atau saraf, dan elektromiografi (EMG).

-Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter mungkin akan merujuk kamu ke spesialis tertentu untuk penanganan lebih lanjut.

Bagaimana Cara Mengatasi Atrofi Otot?

Atrofi otot adalah kelainan otot yang membutuhkan berbagai jenis penanganan, tergantung pada jenis dan penyebabnya. Berikut adalah penjelasan mengenai pengobatan atrofi otot sesuai dengan jenisnya:

Atrofi Disuse

Atrofi jenis ini terjadi karena penurunan massa jaringan otot akibat kurangnya aktivitas fisik, yang mengganggu sinyal dari saraf ke otot.

Pengobatan: Untuk mengatasi atrofi disuse, penting untuk meningkatkan aktivitas fisik, seperti rutin berolahraga atau melakukan kegiatan dengan mobilitas tinggi. Selain itu, pemenuhan nutrisi yang tepat setelah beraktivitas juga sangat dibutuhkan.

Atrofi Neurogenik

Atrofi neurogenik disebabkan oleh cedera atau penyakit saraf, seperti Multiple Sclerosis (MS). Kondisi ini cenderung muncul secara tiba-tiba karena kerusakan fisik pada saraf.

Pengobatan: Terapi fisik dengan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) digunakan untuk merangsang kontraksi otot dan saraf melalui impuls listrik kecil yang dikirimkan melalui elektroda pada kulit atau otot.

Contracture Deformity

Kondisi ini terjadi ketika tendon, ligamen, kulit, dan otot menjadi terlalu tegang, yang menyebabkan kesulitan dalam bergerak.

Pengobatan: Jika penyebabnya adalah tendon yang robek, tindakan pembedahan mungkin diperlukan. Namun, prosedur ini memerlukan biaya operasi yang tidak sedikit.

Pengobatan atrofi otot akan disesuaikan dengan jenis dan penyebabnya, serta membutuhkan pendekatan yang holistik untuk mencapai pemulihan yang optimal.

Pencegahan Atrofi Otot

Mencegah atrofi otot jauh lebih baik daripada mengobatinya. Berikut adalah beberapa langkah untuk mencegah atrofi otot:

Rutin Bergerak (Aktif)

Banyak orang yang baru sembuh dari cedera, kanker, atau stroke cenderung jarang bergerak. Begitu juga dengan penderita penyakit Parkinson atau multiple sclerosis. 

Studi dari Cartee dkk (2016) menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko atrofi otot, memperburuk kemampuan fisik secara keseluruhan.

Terapi Fisik

Mengikuti terapi fisik dan rehabilitasi sangat penting, terutama bagi penderita kondisi neurologis. 

Menurut penelitian Doyle dan Mackay-Lyons (2013), dengan jadwal yang terencana, terapi fisik dapat membantu memulihkan kekuatan dan fungsi gerak tubuh.

Lakukan Peregangan Ringan

Sebelum memulai aktivitas fisik yang lebih intens, lakukan peregangan ringan pada otot lengan dan kaki. Jurnal Hosseini dkk (2019) menyarankan bahwa peregangan dapat membantu penderita stroke dan memperbaiki fleksibilitas otot.

Mengonsumsi Nutrisi yang Cukup

Setelah aktivitas fisik, pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi agar otot dapat kembali ke ukuran dan bentuk semula, mencegah atrofi lebih lanjut.

Menjaga kesehatan otot sangat penting, meskipun pekerjaan kamu tidak memerlukan banyak gerakan. 

Selalu usahakan untuk tetap aktif agar massa otot tetap terjaga. Terlalu banyak memaksakan otot tidak baik, tetapi kurang bergerak juga dapat berisiko. 

Jadi, tetap aktif dalam batas yang wajar. Jika harus menjalani bed rest karena penyakit, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kondisi ini.

FAQ

1. Jelaskan tentang atrofi otot dan penyebabnya

Atrofi otot adalah kondisi di mana jaringan otot mengalami penyusutan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya aktivitas fisik, baik karena kebiasaan jarang bergerak maupun karena kondisi medis tertentu yang mengharuskan seseorang untuk beristirahat total.

2. Apakah asuransi kesehatan itu penting?

Tentu saja, sangat penting! Meskipun kamu menjaga pola hidup sehat, risiko penyakit tetap ada. 

Dengan memiliki asuransi kesehatan, kamu bisa merasa lebih tenang menghadapi kemungkinan sakit, karena biaya perawatan medis yang tinggi tidak perlu menjadi bebanmu.

Sebagai kesimpulan, penting untuk memahami apa itu atrofi otot agar kita bisa lebih waspada terhadap kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dan segera mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Terkini