JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bergerak cepat untuk mengatasi dampak banjir yang melanda Kabupaten Demak dan Grobogan. Banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang tersebut mengancam produktivitas pertanian lokal, sehingga mengakibatkan kerugian besar bagi para petani di dua daerah tersebut. Guna meringankan beban para petani yang terdampak, Pemprov Jawa Tengah mengupayakan sejumlah skema dan bantuan, termasuk penggantian bibit tanaman yang rusak dan pemberian insentif bagi petani yang lahan pertaniannya terendam air banjir.
Banjir Akibat Jebolnya Tanggul Sungai Tuntang Ancam Gagal Panen
Kejadian jebolnya tanggul Sungai Tuntang telah menyebabkan meluapnya air ke lahan pertanian di Kabupaten Demak dan Grobogan. Luapan air ini membuat ribuan hektare sawah dan tanaman petani terendam, memicu kekhawatiran akan gagal panen yang berdampak langsung pada pendapatan petani.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyatakan bahwa Pemprov sangat memperhatikan kondisi petani yang terdampak dan berupaya memberikan solusi yang konkret dan cepat agar mereka tidak mengalami kerugian yang berkepanjangan. “Kami telah menginstruksikan pemerintah kabupaten setempat untuk segera menginventarisasi kerusakan dan dampak banjir ini. Salah satu langkah yang kami dorong adalah penggantian bibit tanaman yang terdampak banjir agar petani bisa segera kembali menanam dan berproduksi,” ujar Taj Yasin saat ditemui di Semarang, Senin (26/5/2025).
Upaya Penggantian Bibit dan Pemberian Insentif bagi Petani
Selain mengganti bibit tanaman, Pemprov Jawa Tengah juga mendorong Pemerintah Kabupaten Demak dan Grobogan untuk memberikan insentif atau bantuan langsung kepada para petani yang mengalami kerugian akibat banjir. Insentif ini dimaksudkan untuk membantu petani memenuhi kebutuhan dasar serta mendukung kegiatan produksi pertanian selanjutnya.
“Tentu kami tidak bisa membiarkan petani menghadapi kerugian sendirian. Kami mengajak Pemkab Demak dan Grobogan untuk bersinergi memberikan insentif sebagai bentuk dukungan agar petani tetap semangat dan bisa bangkit kembali,” jelas Wagub.
Sinergi Pemerintah Daerah dan Provinsi
Pemprov Jawa Tengah menegaskan bahwa penanganan dampak banjir ini membutuhkan koordinasi dan sinergi yang kuat antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten setempat. Hal ini penting agar bantuan dan program yang disiapkan bisa tepat sasaran dan efektif dalam mendorong pemulihan sektor pertanian.
Dalam hal ini, Pemprov mendorong pemanfaatan data valid dari lapangan untuk mendata petani yang terdampak dan menentukan jumlah bibit serta insentif yang diperlukan. Pemerintah kabupaten diharapkan melakukan pendampingan secara intensif agar proses distribusi bantuan berjalan lancar dan tepat waktu.
Potensi Kerugian dan Dampak Ekonomi
Banjir di Demak dan Grobogan tidak hanya berpotensi menyebabkan gagal panen, tetapi juga berpengaruh pada stabilitas ekonomi di wilayah tersebut. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian lokal, terutama bagi petani kecil dan menengah yang menggantungkan penghasilan utama dari hasil tanamannya.
Kerugian akibat gagal panen bisa berimbas pada penurunan pendapatan keluarga petani, sehingga risiko kemiskinan meningkat. Oleh karena itu, langkah cepat dan tepat yang diambil oleh Pemprov Jawa Tengah diharapkan mampu meminimalisasi dampak negatif tersebut dan menjaga kesejahteraan masyarakat petani.
Dukungan untuk Ketahanan Pangan Regional
Selain dampak ekonomi, kegagalan panen juga mengancam ketahanan pangan di tingkat regional. Kabupaten Demak dan Grobogan merupakan daerah penghasil pangan penting, khususnya padi dan tanaman hortikultura. Jika produksi gagal dan tidak segera dipulihkan, maka pasokan pangan di Jawa Tengah bisa terganggu.
Pemprov Jawa Tengah menegaskan bahwa pemulihan lahan pertanian pasca-banjir menjadi prioritas utama agar ketahanan pangan tetap terjaga. “Kami ingin memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan di Jawa Tengah tetap stabil, meskipun terjadi bencana seperti banjir ini. Oleh sebab itu, bantuan penggantian bibit dan insentif bagi petani sangat penting agar mereka bisa segera kembali bertani,” tutur Wagub Taj Yasin.
Pemerintah Siapkan Langkah Antisipatif Jangka Panjang
Selain penanganan segera, Pemprov Jawa Tengah juga tengah menyiapkan langkah antisipatif jangka panjang untuk mengurangi risiko kerusakan akibat bencana banjir di masa mendatang. Beberapa program perbaikan infrastruktur seperti penguatan tanggul dan drainase, hingga pengembangan teknologi pertanian yang tahan terhadap banjir tengah dikaji dan direncanakan.
“Penanganan bencana bukan hanya reaktif, tapi juga harus proaktif. Kami tengah mempersiapkan berbagai strategi agar kejadian serupa tidak terus terulang, dan petani bisa merasa lebih aman dalam bertani,” kata Taj Yasin.
Harapan dan Ajakan untuk Petani dan Masyarakat
Wakil Gubernur Jawa Tengah mengajak seluruh petani dan masyarakat di wilayah terdampak banjir untuk tetap semangat dan optimistis. Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama yang solid, diharapkan pemulihan dapat berjalan cepat dan kehidupan petani dapat kembali normal.
“Banjir memang membawa tantangan, tetapi kami yakin dengan sinergi antara pemerintah, petani, dan masyarakat, semua masalah bisa diatasi. Pemerintah hadir untuk membantu, dan kami juga berharap petani tetap menjaga semangat bertani,” pungkasnya.
Pemprov Jawa Tengah melalui berbagai upaya strategis telah menunjukkan komitmennya dalam menangani dampak banjir di Kabupaten Demak dan Grobogan. Skema penggantian bibit tanaman dan pemberian insentif kepada petani yang terdampak merupakan langkah konkret untuk memitigasi kerugian dan mendukung pemulihan produksi pertanian.
Kejadian ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya sinergi antar pemerintah daerah dan masyarakat serta perencanaan mitigasi bencana yang matang agar sektor pertanian yang vital bagi perekonomian Jawa Tengah dapat tetap produktif dan berkelanjutan. “Kami ingin petani tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan dan ekonomi daerah,” tutup Wagub Taj Yasin.