Empat Tahun Pasca Merger BSI Catatkan Kinerja Pembiayaan yang Stabil dan Tumbuh Positif

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:13:25 WIB

Jakarta, 14 Mei 2025 — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunjukkan konsistensi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,46% secara CAGR sejak proses merger pada 1 Februari 2021 hingga Desember 2024. Mayoritas pembiayaan disalurkan ke segmen Ritel, UMKM, serta Konsumen yang secara keseluruhan berkontribusi sekitar 72% dari total portofolio pembiayaan.

Plt Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, menyampaikan bahwa penyatuan tiga bank syariah milik negara terbukti mempercepat laju pertumbuhan BSI. Total aset perusahaan melonjak dari Rp239,58 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp408,61 triliun per akhir 2024, tumbuh rata-rata 14,28% per tahun. Kenaikan ini mengantarkan BSI ke posisi enam besar bank nasional berdasarkan jumlah aset.

Menurut Bob, peningkatan aset ini didukung oleh ekspansi jaringan kantor cabang dan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK). Saat ini, BSI mengoperasikan 1.039 outlet yang semakin dikenal berkat identitas merek yang kuat. Jumlah nasabah juga melonjak, dari sekitar 14 juta saat merger menjadi lebih dari 21 juta di akhir 2024.

Total DPK hingga Desember 2024 tercatat mencapai Rp327,45 triliun. Dalam kurun waktu yang sama, BSI juga berhasil menumbuhkan dana murah (CASA) sebesar 12,20% secara CAGR. Fokus terhadap penghimpunan dana murah dan upaya efisiensi biaya turut mendukung pertumbuhan laba bersih secara konsisten.

Laba BSI tercatat tumbuh signifikan dari Rp2,19 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp7,01 triliun pada akhir 2024, atau meningkat sebesar 33,77% secara CAGR. Pertumbuhan ini ikut mendorong Return on Equity (ROE) yang naik dari 11,18% menjadi 17,77%. Capaian tersebut turut meningkatkan minat investor, termasuk investor global, terhadap saham BSI dengan kode BRIS.

BSI dijadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Mei 2025. Salah satu agenda dalam rapat tersebut adalah pengesahan laporan tahunan 2024. Bob menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjaga dan memperkuat kinerja positif meskipun tantangan ekonomi seperti pelemahan daya beli masyarakat mulai memengaruhi sektor perbankan.

Sebagai bentuk respon terhadap tantangan tersebut, BSI memperkuat transformasi digital yang dimulai pada 2024. BSI telah meluncurkan aplikasi SuperApp BYOND by BSI untuk nasabah ritel dan BEWIZE by BSI untuk nasabah institusi. Perluasan jaringan dan digitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan layanan kepada masyarakat secara lebih modern dan efisien.

BSI juga mengembangkan ekosistem syariah sebagai kekuatan utama dalam model bisnisnya, mencakup layanan haji dan umrah, zakat, wakaf, sedekah (ZISWAF), hingga pembiayaan lembaga keagamaan seperti pesantren dan masjid. BSI melihat potensi besar dalam bisnis haji dan umrah, seiring rencana pemerintah Arab Saudi untuk melayani hingga 30 juta jemaah per tahun pada 2030.

Peluang bisnis BSI semakin terbuka setelah peresmian Layanan Bank Emas oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025. Layanan ini merupakan bagian dari upaya hilirisasi emas nasional, dengan dua layanan unggulan yaitu perdagangan emas dan penitipan emas yang menunjukkan pertumbuhan pesat. Produk ini melengkapi portofolio BSI lainnya seperti gadai emas, cicil emas, dan tabungan emas BSI.

Melalui aplikasi BYOND by BSI, nasabah kini dapat memiliki emas dengan harga terjangkau. Berdasarkan survei Indonesia Investment Trends 2024, emas menjadi salah satu instrumen investasi paling diminati, terutama setelah harga emas meningkat akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Terkini