SKK Migas

SKK Migas Optimis Selesaikan 15 Proyek Hulu Migas 2025

SKK Migas Optimis Selesaikan 15 Proyek Hulu Migas 2025
SKK Migas Optimis Selesaikan 15 Proyek Hulu Migas 2025

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis bisa menyelesaikan seluruh 15 proyek hulu migas sepanjang tahun 2025. Target ini tidak hanya bertujuan menambah kapasitas produksi, tetapi juga menjaga ketahanan energi nasional di tengah tantangan global dan kondisi aset yang semakin mature.

“Yang jelas, empat (dari 15 proyek) sudah on stream. Nah tinggal 11 ini masih kita kejar,” ungkap Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, saat ditemui di Jakarta.

Empat proyek yang telah mulai beroperasi antara lain Letang Tengah Rawa Expansion oleh Medco E&P Grissik Ltd, Terubuk oleh Medco E&P Natuna, Balam GS Upgrade oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR), serta BUIC-C14 yang dikerjakan ExxonMobil Cepu Ltd. “Harapannya sih ya kalau berdasarkan dari (progres) terakhir, Insya-Allah, ya sebelas-sebelasnya ini, jadi total 15 itu seharusnya sudah selesai untuk tahun 2025 untuk penyelesaian proyek kita,” jelas Hudi.

Menurut Hudi, proyek-proyek ini memiliki tujuan ganda: sebagian untuk mempertahankan produksi dari sumur-sumur tua melalui revamping, sementara sebagian lainnya untuk menambah kapasitas produksi baru. Langkah ini menjadi krusial agar pasokan minyak dan gas tetap stabil, serta mendukung target produksi nasional yang telah ditetapkan.

Meski optimis, SKK Migas tidak menampik adanya sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Faktor cuaca ekstrem hingga ketersediaan bahan mentah (raw materials) menjadi hambatan yang kerap muncul dalam pelaksanaan proyek. “Upaya kita adalah memastikan ke depannya, seperti misalnya long lead items itu terpenuhi. Kita juga dari tim proyek SKK Migas melakukan executive meeting kepada masing-masing K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) secara reguler, sampai akhirnya (proyek) itu on stream. Jadi kita lebih agresif lagi juga untuk mendorong K3S,” ujar Hudi.

Dengan total investasi mencapai 832,7 juta dolar AS atau sekitar Rp13,6 triliun (kurs Rp16.366), ke-15 proyek ini diharapkan mampu menambah kapasitas produksi minyak hingga 73.335 BOPD (barel per hari) dan gas hingga 896 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari). Jika dikonversi menjadi setara minyak, total kapasitas produksi migas bisa mencapai 233.389 BOEPD (barel setara minyak per hari).

Secara keseluruhan, SKK Migas menargetkan produksi dari ke-15 proyek tersebut mencapai 64.913 BOPD untuk minyak dan 792 MMSCFD untuk gas, sehingga jika digabungkan menjadi 206.288 BOEPD setelah gas dikonversi ke setara minyak. Target ini menunjukkan pentingnya kombinasi strategi menjaga baseline produksi dan akselerasi pertumbuhan produksi untuk memastikan pasokan energi nasional tetap aman.

Selain itu, SKK Migas menekankan pentingnya kolaborasi intensif dengan seluruh kontraktor hulu migas (K3S) agar target ambisius ini tercapai. Monitoring progres proyek secara reguler dan pengawasan terhadap pemenuhan material strategis menjadi bagian dari strategi eksekusi yang agresif.

Keberhasilan menyelesaikan proyek-proyek ini juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu menjaga ketahanan energi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor hulu migas. Dengan tambahan produksi baru dan optimalisasi sumur tua, SKK Migas berharap bisa menghadirkan suplai minyak dan gas yang lebih stabil bagi kebutuhan domestik maupun ekspor.

Langkah strategis SKK Migas dalam menyelesaikan seluruh proyek ini sejalan dengan upaya nasional untuk mencapai kemandirian energi. Kombinasi pengembangan lapangan baru, revamping sumur tua, serta pemanfaatan teknologi terbaru diharapkan bisa menekan risiko produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.

“Kita optimis seluruh 15 proyek ini bisa on stream sepanjang 2025. Dengan begitu, kita dapat menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menambah kapasitas produksi yang vital bagi pertumbuhan ekonomi,” tutup Hudi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index