Kendaraan

Polytron G3 Diusulkan Jadi Kendaraan Dinas Kudus

Polytron G3 Diusulkan Jadi Kendaraan Dinas Kudus
Polytron G3 Diusulkan Jadi Kendaraan Dinas Kudus

JAKARTA - Upaya percepatan elektrifikasi kendaraan di Indonesia mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. Salah satu bentuk dukungan tersebut datang dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris, menyampaikan ketertarikannya untuk menjadikan mobil listrik buatan Polytron sebagai kendaraan operasional dinas pemerintahan.

Ketertarikan ini bukan tanpa alasan. Polytron adalah merek milik PT Hartono Istana Teknologi, perusahaan asal Kudus yang kini merambah industri otomotif melalui produk mobil listriknya. Produksi massal mobil listrik Polytron G3 dan G3+ di Cikarang pun disambut positif oleh pemerintah daerah asal merek tersebut.

Sam'ani mengungkapkan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan serius penggunaan kendaraan listrik Polytron untuk kebutuhan dinas. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Kudus dalam waktu dekat.

“PT Hartono Istana Teknologi pemilik merek Polytron menjadi suatu kebanggaan, semoga menjadi inovasi untuk dunia otomotif nasional. Ini hemat dan juga sesuai dengan anjuran Presiden RI agar kita mulai beralih ke kendaraan listrik,” ujar Sam’ani.

Dalam kesempatan test drive tersebut, Sam’ani turut menyoroti beberapa fitur unggulan yang dianggap sangat membantu pengendara. Salah satu fitur yang menarik perhatiannya adalah parkir otomatis, yang menurutnya sangat bermanfaat khususnya untuk pengemudi perempuan yang sering menghadapi tantangan saat parkir kendaraan.

"Fitur ini sangat bermanfaat terutama bagi ibu-ibu yang kadang kesulitan saat parkir," jelasnya.

Lebih jauh, Sam'ani menyatakan harapannya agar ke depan produksi mobil listrik Polytron tidak hanya dilakukan di Cikarang atau Purwakarta saja, tetapi juga bisa dikembangkan langsung di Kudus. Menurutnya, hal tersebut akan memberikan dampak ekonomi yang luas bagi daerah.

Ia meyakini bahwa kehadiran fasilitas produksi kendaraan listrik di Kudus akan membawa banyak manfaat, mulai dari pembukaan lapangan kerja baru, peningkatan pemasukan daerah melalui pajak, hingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal.

Dua Model Polytron G3 Resmi Diproduksi, Ini Keunggulannya

Sebelumnya diberitakan bahwa Polytron telah resmi memulai produksi massal model G3 dan G3+ di fasilitas Handal Indonesia Motor, Cikarang. Kedua model tersebut ditujukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan listrik yang stylish namun fungsional, sekaligus kompetitif dalam hal harga.

Polytron G3+ hadir dengan tampilan lebih premium. Desainnya dipercantik dengan penggunaan pelek 20 inci dan ban berukuran 245/45, ditambah dengan fitur-fitur unggulan seperti panoramic sunroof dan electronic tailgate yang memberikan nuansa mewah dan kemudahan dalam penggunaan.

Sebaliknya, Polytron G3 tampil dengan versi lebih ekonomis. Mobil ini menggunakan pelek 19 inci dan ban ukuran 235/50. Untuk menekan harga, beberapa fitur seperti panoramic sunroof dan electronic tailgate dihilangkan. Kendati demikian, kedua model tetap mengusung spesifikasi teknis yang identik dalam hal dimensi dan performa.

Secara fisik, mobil listrik G3 maupun G3+ memiliki panjang 4.720 mm, lebar 1.908 mm, tinggi 1.696 mm, serta jarak sumbu roda (wheelbase) sepanjang 2.800 mm. Dimensi ini membuat mobil tampil proporsional sebagai kendaraan keluarga ataupun operasional harian.

Di sektor tenaga, baik G3 maupun G3+ dibekali motor listrik yang mendapat pasokan daya dari baterai LFP berkapasitas 51,916 kWh. Mesin listrik tersebut mampu menghasilkan daya puncak 150 kW atau sekitar 201 hp, serta torsi maksimum 320 Nm. Dengan spesifikasi ini, kedua mobil dapat diandalkan untuk pemakaian dalam kota maupun perjalanan antarkota.

Harga Mobil Listrik Polytron: Terjangkau untuk Segmen Menengah

Soal harga, Polytron membidik pasar kelas menengah ke atas. Mobil listrik Polytron G3 dipasarkan dengan harga sekitar Rp419 juta, sedangkan versi G3+ yang lebih premium ditawarkan seharga Rp459 juta. Harga ini terbilang kompetitif jika dibandingkan dengan mobil listrik sejenis yang sudah beredar di pasar Tanah Air.

Kehadiran Polytron sebagai produsen lokal di industri kendaraan listrik juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor mobil listrik dari luar negeri. Dengan memproduksi secara mandiri, harga bisa ditekan dan ekosistem kendaraan listrik nasional dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Bangga dengan Produk Lokal, Kudus Siap Beralih ke Kendaraan Listrik

Langkah Bupati Kudus dalam merespons kehadiran mobil listrik buatan lokal menjadi sinyal penting bahwa pemerintah daerah juga bisa memainkan peran dalam mendorong transisi energi. Penggunaan kendaraan listrik untuk dinas pemerintahan tidak hanya mengurangi polusi dan konsumsi BBM fosil, tetapi juga menjadi contoh nyata kepada masyarakat tentang pentingnya beralih ke moda transportasi yang lebih bersih.

Dengan inovasi berkelanjutan dari industri otomotif nasional, ditambah dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah, masa depan mobil listrik di Indonesia tampaknya semakin cerah. Polytron, yang dulunya dikenal sebagai produsen elektronik, kini menegaskan keseriusannya untuk menjadi pemain utama dalam pasar kendaraan listrik Tanah Air.

Dan bila harapan Sam’ani Intakoris agar produksi mobil listrik dilakukan di Kudus benar-benar terealisasi, maka Kabupaten Kudus tak hanya bangga sebagai tempat asal merek Polytron, tetapi juga sebagai pusat pertumbuhan industri otomotif nasional berbasis energi bersih.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index