Erick Thohir

Erick Thohir Soroti Performa Timnas U 23

Erick Thohir Soroti Performa Timnas U 23
Erick Thohir Soroti Performa Timnas U 23

JAKARTA - Meski berhasil mengamankan tiga poin dalam laga lanjutan Grup A Piala AFF U-23 2025, penampilan Timnas Indonesia U-23 belum sepenuhnya memuaskan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menilai performa Garuda Muda masih menyisakan banyak pekerjaan rumah, terutama di lini serang.

Pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Jumat malam itu mempertemukan Indonesia U-23 dengan Filipina U-23. Meskipun keluar sebagai pemenang, skuad asuhan Shin Tae-yong harus melalui pertandingan yang penuh tekanan. Filipina tampil disiplin dalam bertahan dan tak segan bermain keras untuk memutus aliran bola Timnas.

Laga yang berlangsung ketat tersebut akhirnya dimenangkan Indonesia dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal tercipta bukan dari skema serangan yang matang, melainkan akibat kesalahan pemain lawan. Jaime Rosquillo melakukan gol bunuh diri ketika berusaha menghalau lemparan ke dalam dari Robi Darwis.

Usai pertandingan, Erick Thohir menyampaikan evaluasi penting kepada tim. Meski mengapresiasi kemenangan, ia menegaskan bahwa kemenangan tersebut tidak boleh membuat para pemain cepat puas.

"Meskipun Timnas dominan dengan 67 persen penguasaan bola, 17 tendangan ke gawang, dan tujuh di antaranya mengarah tepat sasaran, hasil akhir menunjukkan masih perlu pembenahan, khususnya di lini depan," ujar Erick. Ia menyoroti bagaimana peluang demi peluang gagal dimanfaatkan dengan maksimal oleh lini serang.

Erick juga menyampaikan bahwa penyelesaian akhir menjadi titik lemah yang harus segera dibenahi. Menurutnya, dominasi permainan harus sejalan dengan efektivitas mencetak gol. Dalam pertandingan seperti ini, ketika lawan bermain tertutup dan mengandalkan serangan balik, akurasi dan ketajaman menjadi sangat penting.

Di sisi lain, Erick turut menyoroti peningkatan performa tim Filipina U-23. Ia melihat bagaimana negara tetangga tersebut menunjukkan progres signifikan dalam kualitas bermain. Filipina kini dinilai tidak bisa lagi dianggap sebagai tim lemah di kawasan Asia Tenggara.

"Filipina sudah mulai berbenah. Kita tidak bisa lagi menganggap remeh,” tegas Erick.

Tim asuhan Filipina memang mampu memberikan tekanan dan tidak menyerah meski tertinggal. Mereka bahkan sempat menyulitkan pertahanan Indonesia dengan permainan keras dan pergerakan cepat di sisi sayap. "Mereka bahkan bisa mengalahkan tim besar seperti Malaysia. Bahkan tadi terus berusaha menyamakan skor hingga peluit panjang," tambahnya.

Peringatan dari Erick ini bukan tanpa alasan. Timnas U-23 masih akan menghadapi lawan yang lebih berat di laga berikutnya, yakni Malaysia U-23. Pertandingan tersebut diprediksi menjadi ujian sesungguhnya untuk Garuda Muda yang sedang berambisi meraih gelar juara.

Dua kemenangan yang telah diraih Indonesia U-23 di Grup A sejatinya membuka peluang besar untuk melaju ke fase berikutnya. Sebelumnya, mereka berhasil mengalahkan Brunei U-23 dengan skor telak 8-0. Namun, tantangan sesungguhnya baru akan datang saat menghadapi tim yang punya organisasi permainan lebih baik.

Erick mengingatkan bahwa setiap kemenangan harus menjadi bahan introspeksi, bukan euforia semata. Ia berharap tim pelatih bisa melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperkuat aspek-aspek yang masih lemah, terutama dalam hal penyelesaian akhir dan konsistensi permainan.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pencapaian di turnamen ini bukan semata-mata soal menang, tetapi juga membentuk karakter tim muda yang siap bersaing di level lebih tinggi. Dalam jangka panjang, para pemain U-23 ini akan menjadi tulang punggung Timnas senior. Oleh karena itu, pembinaan dan evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan.

Dari sisi statistik, dominasi Indonesia memang terlihat jelas. Selain menguasai 67 persen bola, mereka juga unggul dalam jumlah tembakan, penguasaan wilayah permainan, dan jumlah operan sukses. Namun demikian, dominasi itu belum sepenuhnya terefleksikan dalam jumlah gol yang tercipta.

Erick pun menilai, dengan persiapan yang matang dan evaluasi berkelanjutan, tim ini memiliki potensi besar. Namun, ia tidak menutup mata bahwa persaingan di level Asia Tenggara sudah jauh lebih kompetitif dibanding beberapa tahun lalu. Negara-negara seperti Vietnam, Thailand, hingga Filipina telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengembangan sepak bola usia muda.

Mengingat jadwal yang padat, Erick berharap pelatih Shin Tae-yong bisa menjaga kebugaran para pemain serta merotasi skuad dengan tepat. Keseimbangan antara performa dan stamina sangat krusial, terutama jika ingin melangkah jauh dalam turnamen ini.

Adapun sisa jadwal Timnas Indonesia U-23 di fase grup masih menyisakan satu laga penting. Pada Senin, 21 Juli 2025, mereka akan menghadapi Malaysia U-23 pukul 20.00 WIB. Laga ini berpotensi menjadi penentu posisi klasemen akhir dan nasib Garuda Muda di fase gugur.

Dukungan penuh publik juga diharapkan terus mengalir untuk Timnas U-23. Erick mengajak masyarakat untuk tetap optimis namun juga realistis terhadap perkembangan tim nasional.

"Kita semua ingin menang, tapi proses menuju tim kuat itu butuh waktu, pembenahan, dan kerja keras. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita terus membangun, bukan sekadar merayakan hasil," pungkasnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index