JAKARTA - Lebih dari sekadar ajang fashion, Tokyo Girls Collection (TGC) Jakarta 2025 menciptakan ruang temu kreatif antara dua budaya besar: Jepang dan Indonesia. Dengan memadukan kekuatan fashion dan musik, acara ini tak hanya merayakan estetika visual, tetapi juga memperkuat hubungan kreatif lintas negara yang kian erat.
Digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, TGC Jakarta 2025 menandai debut resmi Tokyo Girls Collection di Indonesia, setelah selama dua dekade menjadi salah satu event mode terbesar di Jepang sejak pertama kali diselenggarakan pada 2005. Untuk pertama kalinya, panggung fashion Jepang ini hadir di Jakarta, menyajikan karya kolaboratif antara desainer Indonesia dan musisi Tanah Air dengan kemasan yang sangat dinamis.
Indonesia: Pasar Potensial untuk Ekspansi Industri Fashion Jepang
Kehadiran Tokyo Girls Collection di Jakarta bukan tanpa alasan. Indonesia, khususnya Jakarta, kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan industri fashion dan kecantikan yang sangat potensial di Asia Tenggara. Hal itu diamini oleh Yukiko Ikeda, Executive Officer dan Chief Producer W Tokyo Inc., selaku penyelenggara TGC.
"Tahun kemarin sempat ke JCC untuk lihat Jakarta X Beauty dan di sana melihat anak-anak muda sangat excited dan tertarik dengan beauty. Kalau kami bawa TGC ke Jakarta sebagai beauty dan entertainment maka mereka bisa menerima dengan baik," ujar Yukiko.
Dengan semangat itu, TGC Jakarta 2025 dikemas bukan hanya sebagai fashion show, tetapi juga sebagai festival hiburan yang menggabungkan runway, live music, dan budaya populer dari kedua negara.
Empat Desainer Indonesia, Empat Gaya Berbeda
Empat desainer tanah air mendapat kesempatan istimewa untuk menampilkan koleksi mereka di ajang ini. Mereka adalah Dana Maulana dengan label Danjyo Hiyoji, Hartono Gan, Tities Sapoetra dengan label TS The Label, dan Monique Soeriaatmadja yang hadir lewat dua label sekaligus: alex[a]lexa dan SOE Jakarta.
Setiap perancang tidak hanya menyuguhkan koleksi khas masing-masing, tetapi juga berkolaborasi dengan musisi Tanah Air untuk menciptakan pengalaman runway yang lebih hidup dan berirama.
Misalnya, Monique Soeriaatmadja bekerja sama dengan penyanyi Isyana Sarasvati untuk koleksi yang terinspirasi dari film Jepang “Kamikaze Girls” (2004). Label alex[a]lexa milik Monique menonjolkan gaya streetwear sporty, sangat cocok untuk anak muda urban. Sementara itu, lewat SOE Jakarta, Monique mengedepankan keindahan kain tenun tradisional Indonesia, dipadukan dengan eksplorasi desain yang kontemporer.
Berbeda dengan Monique, desainer Hartono Gan mengambil inspirasi dari gaya wanita metropolitan Jepang.
“Saya selalu terinspirasi dengan perempuan di Ginza dan Aoyama. Koleksi ini tentang apa yang mereka kenakan di Ginza, Aoyama, dan Daikanyama,” ucap Hartono Gan.
Koleksi Hartono mencerminkan gaya urban modern, ditampilkan dalam bentuk power suit yang bersifat gender-neutral, dengan palet warna dari abu-abu lembut hingga kuning cerah. Ia juga menggandeng penyanyi Vidi Aldiano sebagai kolaborator, yang sekaligus mengenakan karyanya di panggung.
Musik Menyatu dalam Narasi Fashion
Kolaborasi antara desainer dan musisi menjadi ciri khas TGC Jakarta 2025. Salah satunya terlihat pada penampilan Dana Maulana, pendiri label Danjyo Hiyoji, yang bekerja sama dengan penyanyi Lyodra, DJ Nada Serodja, dan komunitas kreatif Kreasi Mardika.
“Ada DJ namanya Nada Serodja, itu aku lihat dia dua wanita cantik, basic-nya adalah model, ternyata beralih menjadi DJ. Mereka akan mengiringi show dari awal sampai akhir,” ujar Dana.
Koleksi streetwear warna-warni dari Danjyo Hiyoji dirancang untuk perempuan yang enerjik dan penuh percaya diri, sejalan dengan semangat penampilan musikal yang mendampingi runway mereka.
Sementara itu, desainer Tities Sapoetra memilih pendekatan lebih kontemplatif dalam koleksi TS The Label. Dengan siluet kontemporer yang tetap wearable, Tities mempertahankan identitas labelnya lewat motif labirin yang ikonis.
“Aku membawa muse-muse yaitu perempuan Indonesia yang bercerita bahwa keindahan itu bisa kita lihat dari berbagai bentuk, mau latar belakangnya, bentuk tubuhnya, bahkan, petit atau plus size,” ungkap Tities.
Warna dominan hitam dan putih dipadukan dengan aksesori seperti chunky heels warna mencolok, menegaskan karakter desain yang berani dan inklusif.
Kehadiran Budaya Pop Jepang: Fruits Zipper dan Shinako
Tak hanya menampilkan karya desainer Indonesia, TGC Jakarta 2025 juga membawa angin segar dari Jepang melalui penampilan grup idola Fruits Zipper serta Shinako, kreator konten bertema Harajuku fashion.
Kehadiran mereka menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar J-Pop dan budaya Jepang di Indonesia, menegaskan bahwa Tokyo Girls Collection tidak hanya tentang fashion, tetapi juga ekspresi lintas media dan budaya.
Merajut Kerja Sama Kreatif Indonesia–Jepang
Tokyo Girls Collection Jakarta 2025 bukan sekadar panggung fashion show biasa. Ini adalah simbol kolaborasi kreatif lintas negara yang mempertemukan dua industri—fashion dan musik—dalam satu momen spektakuler. Ajang ini tidak hanya menampilkan estetika mode, tetapi juga menjadi jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Jepang.
Melalui keterlibatan para desainer muda, musisi lokal, dan sentuhan budaya pop Jepang, TGC Jakarta 2025 telah membuka peluang besar untuk kerja sama kreatif yang lebih luas. Potensi sinergi semacam ini akan terus berkembang, membawa industri fashion dan hiburan Tanah Air ke level yang lebih tinggi di mata internasional.