JAKARTA - Arkhan Kaka, mantan striker andalan Timnas U‑17 Indonesia dan Persis Solo, kini menapaki babak baru dalam hidupnya: menjadi prajurit TNI AD. Namun, pintu entry-nya bukan karena keterpaksaan, melainkan lewat jalur prestasi olahraga. Program rekrutmen atlet dari Mabes TNI membuka jalan bagi Arkhan untuk tetap menghidupi dua profesi: pesepakbola dan prajurit negara.
Menurut Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, Kepala Dinas Penerangan AD, Arkhan resmi menyandang pangkat Sersan Dua setelah dilantik pada 29 Juni 2025 di Rindam Jaya/Jayakarta . "Arkhan bergabung melalui jalur rekrutmen program khusus Mabes TNI (jalur atlet sepak bola dan bola voli)," ujarnya, menegaskan bahwa status militer Arkhan diperoleh secara sah lewat jalur resmi yang ditujukan untuk atlet.
Sebelum pelantikan, Arkhan sudah melewati pendidikan dasar militer dan kini tengah melanjutkan ke jenjang pendidikan kejuruan atau kecabangan. Penempatan satuan tugasnya akan ditentukan setelah fase tersebut . Meski kini menjadi Bintara TNI AD, Arkhan tetap memiliki ikatan profesional sebagai pencetak gol Persis Solo, dengan kontrak hingga 2026 .
Dari Debut Gemilang ke Jalur Militer
Arkhan menorehkan namanya di skena sepak bola nasional saat membela Timnas U‑17 pada Piala Dunia U‑17 2023. Gol-golnya, termasuk saat menghadapi Ekuador, menunjukkan bakat langka dari pemuda asal Persis Solo ini . Namun, kebahagiaan tak lepas dari kontroversi—selebrasi golnya saat itu menuai kritik dari warganet.
Meski begitu, performanya tak meredup. Media Officer Persis Solo, Bryan Barcelona, menegaskan: "Betul, Kaka mengikuti pendidikan tentara," dan memastikan klub tetap mendukung perjalanan ganda sang pemain . Ini menunjukkan bagaimana karier Arkhan mampu membaur antara prestasi olahraga dan pengabdian negara.
Jalur Atlet: Simbiosis Profesional & Militer
Rekrutmen atlet oleh Mabes TNI bukan sekadar slogan—ini wadah konkret untuk mengakomodasi atlet yang memiliki kualitas luar biasa. Melalui jalur ini, Arkhan mendapat status militer tanpa melepas identitas pesepak bola profesional.
Brigjen Wahyu menyebut bahwa Arkhan mengikuti jalur khusus yang disiapkan Mabes TNI untuk atlet sepak bola dan bola voli . Berbeda dari prajurit umum, atlet seperti Arkhan telah melalui jalur pendidikan militer dan kejuruan, disusun untuk mendukung karier ganda mereka.
Skema seperti ini tak hanya menawarkan stabilitas pekerjaan, tetapi juga pembinaan karakter dan fisik yang kuat—lebih lengkap dibanding rutinitas latihannya di sepak bola.
Karier Ganda, Tantangan Seimbang
Menjajaki dua profesi tinggi sejajar—pemain profesional dan prajurit—tentu bukan taktis mudah. Arkhan harus menjalani jadwal padat yang memadukan latihan sepak bola, pendidikan militer dasar, dan kemungkinan tugas kecabangan. Disiplin dan manajemen waktu yang baik mutlak diperlukan.
Namun, rekrutmennya dari jalur atlet TNI justru memberi fleksibilitas. Kemampuan fisik, mental, dan teknik di kedua bidang saling bersinergi. Dia tetap memperkuat klubnya Persis Solo, sementara secara resmi mengenakan seragam dan berkarya di institusi militer.
Simbol Integrasi Nasional
Arkhan Kaka bukan sekadar pesepak bola atau prajurit; dia juga simbol integrasi antara dunia olahraga dan pertahanan negara. Menelurkan generasi atlet yang juga siap bela tanah air menjadi nilai strategis Indonesia, di mana prestasi olahraga dan kepatriotisme berjalan berdampingan.
Langkah Arkhan juga memberi teladan bagi generasi muda: membuktikan bahwa menjadi atlet bukan menutup peluang untuk mengabdi pada bangsa lewat militer. Banyak anak muda yang bercita-cita ganda—ke lapangan hijau dan barak pejuang.
Proses Menuju Penempatan Tugas
Kini, setelah menyelesaikan pendidikan dasar militer, Arkhan masih menanti penempatan satuan atau korps tugas militer yang akan ditetapkannya setelah pendidikan kejuruan. Ini akan menentukan di mana dan dalam kapasitas apa dia bertugas ke depan .
Sementara itu, Persis Solo terus mendukung. Kontraknya tetap aktif hingga 2026; klub paham bahwa adanya prajurit-atlet dapat menambah nilai positif baik dalam ranah olahraga maupun publik.
Outlook Kedepan
Arkhan membuka jalan bagi sosok-sosok muda masa depan untuk mengejar jalur ganda. Kombinasi fisik, mental, dan disiplin dari olahraga dan militer dipandang efektif dalam membentuk karakter profesional tangguh sekaligus warga negara yang setia.
Jika dia sukses menjalani keduanya, opsi karier di klub asing atau posisi di militer pun terbuka—sebagai pelatih fisik, pelatih skuad militer, atau bahkan peran diplomat. Semuanya tergantung capaian Arkhan di babak selanjutnya.
Arkhan Kaka bukan sekadar atlet bertalenta; ia kini juga bagian dari TNI AD, melangkah sebagai Sersan Dua lewat jalur prestasi olahraga. Kombinasi ini menyuguhkan contoh ideal: jiwa profesional di lapangan hijau berpadu dengan tanggung jawab sebagai prajurit negara.
Program rekrutmen atlet seperti ini bukan sekadar merangkul bakat olahraga. Ia menjadi strategi nasional memperkuat karakter generasi muda, menciptakan figur yang menjadi kebanggaan negara di dua ranah: prestasi dan pengabdian.
Dalam catatan sejarah pribadi dan institusional, Arkhan tengah menulis bab peran ganda yang langka sekaligus inspiratif. Dan Indonesia, melalui sosok semacam ini, belajar bahwa prestasi dan patriotisme bisa berjalan seiring.