PANAS BUMI

Inovasi UGM: Pemanfaatan Endapan Silika Panas Bumi sebagai Pupuk Ramah Lingkungan untuk Pertanian Berkelanjutan

Inovasi UGM: Pemanfaatan Endapan Silika Panas Bumi sebagai Pupuk Ramah Lingkungan untuk Pertanian Berkelanjutan
Inovasi UGM: Pemanfaatan Endapan Silika Panas Bumi sebagai Pupuk Ramah Lingkungan untuk Pertanian Berkelanjutan

JAKARTA - Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi pupuk berbasis endapan silika dari limbah panas bumi. Produk pupuk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga efektif dalam meningkatkan kesuburan tanah dan ketahanan tanaman terhadap hama.

Latar Belakang Penelitian

Endapan silika merupakan produk sampingan dari proses ekstraksi energi panas bumi. Selama ini, endapan ini dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, penelitian yang dilakukan oleh tim dari Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM menunjukkan bahwa silika mengandung sekitar 60 unsur dan senyawa yang bermanfaat bagi pertanian. Unsur-unsur tersebut memiliki sifat menyerupai abu vulkanik yang dikenal dapat menyuburkan tanah secara alami.

Pengembangan Pupuk dari Silika Panas Bumi

Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Pri Utami, seorang ahli geologi panas bumi, bersama dengan Dr. Ronny Martien (ahli nanoteknologi), Dr. Wiratni (ahli teknik bioproses), dan Dr. Ngadisih (ahli konservasi tanah dan air), bekerja sama dengan PT Geo Dipa Energi, berhasil mengolah endapan silika menjadi pupuk cair yang diberi nama "Sulasih-Sulanjana". Nama ini diambil dari kearifan lokal yang mencerminkan upaya menjaga kelestarian alam dalam pertanian.

Proses pembuatan pupuk ini melibatkan teknologi nano-partikulat untuk mengolah silika dan unsur-unsur lainnya menjadi booster cair yang ramah lingkungan. Booster ini dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman untuk meningkatkan pertumbuhannya dan ketahanannya terhadap hama.

Uji Coba dan Hasil Lapangan

Uji coba penerapan pupuk Sulasih-Sulanjana dilakukan di lahan pertanian di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada 5 Juli 2024, bertepatan dengan HUT ke-22 PT Geo Dipa Energi, dilakukan panen perdana tanaman kentang yang menggunakan pupuk tersebut. Hasil panen menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas dan kuantitas produksi dibandingkan dengan penggunaan pupuk konvensional.

Selain itu, uji coba juga dilakukan di Desa Tonsewer dan Tonsewer Selatan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, dengan tanaman tomat varietas "Gustave". Sejak ditanam pada Juli 2024, tomat tersebut telah dipanen lima kali dengan hasil yang memuaskan. Tanaman tumbuh tinggi, tahan hama, dan buahnya berukuran besar serta memiliki rasa manis segar. Meskipun ditanam pada musim kemarau dengan kondisi minim air, tanaman tetap dapat tumbuh sempurna.

Manfaat dan Dampak Positif

Penggunaan pupuk berbasis silika panas bumi memberikan berbagai manfaat, antara lain:

Meningkatkan kesuburan tanah: Kandungan unsur hara dalam pupuk ini dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan daya dukungnya.

Meningkatkan ketahanan tanaman: Booster cair ini dapat memperkuat dinding sel tanaman, memproteksi permukaan tanaman, dan menghambat pelepasan air, sehingga tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan

Mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia: Dengan menggunakan pupuk alami ini, petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak mikrobiologi tanah dan lingkungan.

Meningkatkan hasil panen: Uji coba di lapangan menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas dan kuantitas hasil pertanian, yang dapat meningkatkan pendapatan petani.

Kolaborasi dan Dukungan Pemerintah

Inovasi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk PT Geo Dipa Energi dan pemerintah daerah setempat. Pj. Bupati Minahasa, Dr. Arody Tangkere, mengapresiasi kolaborasi antara UGM dan PT Geo Dipa Energi dalam mengembangkan pupuk berbasis silika panas bumi. Beliau berharap produk ini dapat menjadi solusi atas tantangan ketersediaan pupuk di wilayah Minahasa dan daerah lainnya di Indonesia.

Selain itu, pemerintah daerah juga mendukung upaya pengembangan produk ini dalam skala yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah tersebut.

Potensi Pengembangan ke Depan

Keberhasilan uji coba ini membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut dalam skala yang lebih besar. Dengan potensi besar yang dimiliki oleh endapan silika dari panas bumi, produk pupuk ini dapat diproduksi secara massal dan didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Hal ini tidak hanya akan mendukung pertanian berkelanjutan, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia.

Selain itu, pengembangan produk ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan nasional dan mendukung transisi menuju pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Inovasi pupuk berbasis endapan silika panas bumi yang dikembangkan oleh tim peneliti UGM merupakan langkah maju dalam mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia. Dengan memanfaatkan produk sampingan dari energi terbarukan, inovasi ini tidak hanya memberikan solusi atas tantangan ketersediaan pupuk, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat penting untuk mengembangkan produk ini dalam skala yang lebih besar demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index