JAKARTA - Huayou Cobalt Co, perusahaan tambang dan pengolah kobalt asal China, mengajukan permohonan resmi kepada Badan Pengelola Investasi Indonesia, Danantara, untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle battery/EV battery) di Tanah Air. Langkah ini menunjukkan ketertarikan besar Huayou Cobalt untuk memperkuat kehadirannya dalam ekosistem energi bersih dan mobilitas elektrik yang tengah berkembang pesat di Indonesia.
Hasil Pertemuan Pemerintah dengan CEO Huayou Cobalt Co
Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Badan Pengelola Investasi Danantara, mengungkapkan hasil pertemuan pemerintah dengan CEO Huayou Cobalt Co, Chen Xuehua, yang berlangsung baru-baru ini. “Jadi, keinginan mereka tuh berpartneran sama kita sebagai strategic partner. Ya kita tentu terbuka, jangan salah juga, harus commercial. Kita tekankan juga ke Huayou, ini harus win-win, we have to make money together,” ujar Pandu kepada wartawan usai menghadiri acara Global Business Summit di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Minggu 25 MEI 2025.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemerintah Indonesia melalui Danantara siap menyambut peluang kerja sama, dengan catatan bahwa hubungan kemitraan tersebut harus menguntungkan kedua belah pihak secara bisnis dan berkelanjutan.
Fokus Pemerintah: Transfer Teknologi dan Pengembangan SDM
Salah satu hal penting yang disampaikan Pandu adalah keinginan Danantara agar Huayou Cobalt tidak hanya masuk sebagai investor modal semata, tetapi juga membawa serta keahlian teknis dan sumber daya manusia yang mumpuni dalam pengembangan baterai listrik. “Sedangkan apa yang diinginkan dari Danantara adalah agar Huayou membawa ahli baterai listrik mereka,” jelas Pandu.
Pendekatan ini menjadi bagian dari strategi Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam domestik, khususnya kobalt, nikel, dan mineral lainnya yang menjadi bahan baku utama baterai EV. Transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci utama agar Indonesia tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah, tetapi juga produsen baterai kelas dunia.
Potensi Indonesia sebagai Pusat Industri Baterai EV
Indonesia memiliki keunggulan strategis sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, serta kobalt dan mineral penting lainnya. Hal ini menjadikan Indonesia sangat potensial untuk menjadi hub manufaktur baterai kendaraan listrik global.
Kerja sama dengan perusahaan besar seperti Huayou Cobalt diharapkan bisa mempercepat pembangunan ekosistem baterai EV, mulai dari hilirisasi mineral, riset dan pengembangan teknologi baterai, hingga produksi massal yang memenuhi standar internasional.
Seorang pakar industri energi terbarukan mengungkapkan, “Indonesia berada di posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik global. Sinergi antara pemerintah dan perusahaan multinasional seperti Huayou Cobalt akan sangat mempercepat pencapaian target tersebut.”
Tantangan dan Harapan dalam Kemitraan Strategis
Meski peluang besar terbuka lebar, tantangan dalam mengelola kemitraan strategis ini tetap ada. Isu terkait perlindungan lingkungan, tata kelola sumber daya alam, hingga pembagian keuntungan yang adil menjadi perhatian utama pemerintah.
Pandu Sjahrir menegaskan, “Kita harus memastikan bahwa kemitraan ini tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan dan kedaulatan sumber daya alam Indonesia. Oleh karena itu, kami sangat berhati-hati dalam merancang model kerja sama yang bersifat win-win dan saling menguntungkan.”
Dukungan Pemerintah dan Prospek Investasi
Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Investasi Danantara telah mempersiapkan berbagai kebijakan dan insentif untuk mendukung masuknya investasi di sektor industri baterai EV. Mulai dari kemudahan perizinan, insentif fiskal, hingga dukungan pengembangan infrastruktur.
Pandu menambahkan, “Kami percaya dengan dukungan penuh dari pemerintah, termasuk Kementerian Investasi, serta sinergi dengan perusahaan-perusahaan global, industri baterai EV di Indonesia akan tumbuh pesat dan menjadi penggerak utama ekonomi hijau nasional.”
Pengajuan Huayou Cobalt Co untuk menjalin kemitraan strategis dengan Badan Pengelola Investasi Danantara menandai langkah penting dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Keinginan kedua pihak untuk menjalin kerja sama yang komersial sekaligus berkelanjutan menjadi fondasi kuat bagi pembangunan ekosistem energi bersih di Tanah Air.
Dengan potensi sumber daya mineral melimpah dan komitmen transfer teknologi, Indonesia berpeluang besar menjadi pusat produksi baterai EV dunia. Namun, keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada tata kelola yang baik, keberpihakan terhadap kepentingan nasional, serta kemauan bersama untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat transformasi energi Indonesia, mendukung target nasional pengurangan emisi karbon, serta membuka lapangan kerja baru di sektor teknologi tinggi yang semakin dibutuhkan di era kendaraan listrik global.
Sebagai salah satu inisiatif kunci dalam peta transformasi energi Indonesia, kemitraan strategis antara Huayou Cobalt dan Danantara menjadi sinyal positif bagi masa depan industri baterai kendaraan listrik yang lebih mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.