Sejak Merger pada 2021, BSI Konsisten Berkontribusi bagi Ekonomi Lewat Pertumbuhan Pembiayaan yang Stabil

Sejak Merger pada 2021, BSI Konsisten Berkontribusi bagi Ekonomi Lewat Pertumbuhan Pembiayaan yang Stabil

Jakarta, 14 Mei 2025 — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional dengan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan tahunan sebesar 15,46% (CAGR) sejak resmi merger pada 1 Februari 2021 hingga Desember 2024. Penyaluran pembiayaan ini mayoritas difokuskan pada segmen Ritel dan UMKM serta Konsumen, yang secara total menyumbang sekitar 72%.

Menurut Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta, penggabungan bank syariah yang diinisiasi pemerintah terbukti mempercepat kinerja BSI secara signifikan. Total aset BSI mengalami lonjakan dari Rp239,58 triliun di penghujung 2020 menjadi Rp408,61 triliun pada akhir 2024, setara dengan pertumbuhan tahunan sebesar 14,28%. Dengan nilai tersebut, BSI berhasil masuk jajaran enam besar bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Bob juga menjelaskan bahwa peningkatan aset ini didukung oleh jumlah kantor cabang dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Saat ini, BSI memiliki 1.039 outlet yang tersebar di berbagai wilayah, dan branding baru menjadikan eksistensinya makin terlihat. Jumlah nasabah BSI kini telah melampaui 21 juta, naik signifikan dari sekitar 14 juta saat penggabungan dilakukan.

Per Desember 2024, total DPK mencapai Rp327,45 triliun. BSI juga konsisten meningkatkan dana murah (CASA) yang bertumbuh 12,20% per tahun sejak merger. Fokus pada dana murah serta efisiensi biaya operasional membuat BSI mampu menjaga pertumbuhan laba secara berkelanjutan dengan angka dua digit.

Dalam hal profitabilitas, laba BSI meningkat drastis dari Rp2,19 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp7,01 triliun per Desember 2024, atau tumbuh sebesar 33,77% per tahun. Kenaikan laba ini turut mendorong Return on Equity (ROE) dari 11,18% menjadi 17,77% di periode yang sama. Performa solid ini mendorong meningkatnya kepercayaan dari investor, termasuk investor global yang kini turut menjadi pemegang saham BRIS.

BSI berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Mei 2025. Bob menyampaikan bahwa BSI akan melanjutkan transformasi sesuai rencana strategis yang telah dirancang sebelumnya, termasuk pengesahan laporan tahunan tahun buku 2024.

Meskipun kondisi ekonomi saat ini cukup menantang akibat turunnya daya beli masyarakat, BSI tetap optimistis menjaga kinerja positif. Perusahaan juga terus melakukan pembenahan di sisi teknologi dan digital, yang pada 2024 diwujudkan dengan peluncuran SuperApp BYOND by BSI untuk nasabah ritel dan BEWIZE by BSI untuk segmen institusi. Upaya perluasan jaringan layanan juga terus dilakukan agar masyarakat lebih mudah mengakses layanan keuangan modern.

Sebagai bank syariah, BSI aktif membangun ekosistem Islami yang mencakup layanan haji dan umrah, zakat, wakaf, sedekah (ZISWAF), pesantren, masjid, dan sekolah Islam. Bob menambahkan bahwa sektor haji dan umrah menjadi peluang besar, terutama karena Visi 2030 Arab Saudi yang menargetkan 30 juta jamaah per tahun.

Selain itu, BSI juga memperluas layanan melalui peluncuran Bank Emas yang diresmikan Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025. Inisiatif ini selaras dengan visi pemerintah terkait hilirisasi emas nasional. Saat ini, BSI menawarkan berbagai layanan emas seperti perdagangan, penitipan, gadai, cicilan, dan tabungan emas yang tersedia di aplikasi BYOND by BSI.

Layanan emas ini membuka akses kepemilikan emas bagi seluruh nasabah dengan harga terjangkau. Berdasarkan survei Indonesia Investment Trends 2024, emas kini menjadi salah satu instrumen investasi favorit setelah perhiasan emas, terlebih sejak harga emas melonjak sebagai imbas dari kebijakan tarif pemerintah Amerika Serikat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index