Otomotif Nasional: Produksi Tetap Hidup Saat Pasar Lesu

Rabu, 03 September 2025 | 11:01:00 WIB
Otomotif Nasional: Produksi Tetap Hidup Saat Pasar Lesu

JAKARTA - Meskipun pasar otomotif domestik sedang mengalami penurunan, sejumlah produsen mobil di Indonesia tetap mempertahankan laju produksi yang signifikan pada periode Januari–Juli 2025. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat total produksi mobil di Indonesia mencapai 658.821 unit, meskipun angka ini turun 1,9% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebanyak 671.899 unit.

Toyota menegaskan dominasinya sebagai produsen mobil terbesar di Tanah Air dengan total produksi mencapai 293.498 unit, naik 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di posisi kedua, Mitsubishi Motors membukukan angka produksi 92.817 unit, mengalami lonjakan signifikan 31,4%. Sementara itu, Daihatsu memproduksi 74.762 unit, mengalami penurunan 24,8% yoy, namun tetap menjadi salah satu pemain utama di industri otomotif nasional.

“Industri otomotif memang menghadapi tantangan pasar yang lesu, tetapi produsen besar seperti Toyota dan Mitsubishi tetap menjaga produksi agar tidak tertinggal dari permintaan ekspor maupun domestik,” ujar pengamat otomotif.

Produsen Lain yang Menunjukkan Performa Positif

Selain Toyota, Mitsubishi, dan Daihatsu, Suzuki juga mencatatkan angka produksi 45.217 unit. Lonjakan ini berpotensi lebih signifikan seiring dengan hadirnya model SUV bergaya coupe terbaru Suzuki Fronx yang dirakit lokal untuk pasar ekspor dan domestik.

Produsen asal Korea Selatan, Hyundai (HMMI), mencatatkan produksi 43.441 unit, diikuti Honda dengan 35.005 unit. Produsen lainnya, seperti Isuzu, Chery, Mitsubishi Fuso, dan Wuling, masing-masing memproduksi 19.200 unit, 13.656 unit, 13.633 unit, dan 11.334 unit. Data ini menunjukkan bahwa meskipun pasar domestik lesu, para produsen tetap menjaga aktivitas produksi mereka, khususnya untuk memenuhi permintaan ekspor dan menjaga pangsa pasar.

Pasar Mobil Domestik Masih Lesu

Di sisi lain, kondisi pasar otomotif domestik masih menghadapi tekanan. Penjualan mobil secara wholesales sepanjang Januari–Juli 2025 tercatat 435.390 unit, turun 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 484.250 unit. Penjualan ritel juga mengalami koreksi 10,8% menjadi 453.278 unit dari 508.041 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Situasi ini diperburuk oleh ketidakpastian politik akibat demonstrasi yang berujung kerusuhan di sejumlah daerah. Gaikindo menyatakan bahwa gejolak politik berpotensi berdampak negatif terhadap sektor otomotif, baik dari sisi produksi maupun penjualan.

“Kami berharap agar situasi segera kembali kondusif dan normal agar industri otomotif bisa kembali berjalan lancar, dan angka-angka penjualan kembali meningkat,” kata Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto.

Strategi Produsen Menghadapi Lesunya Pasar

Produsen mobil di Indonesia kini menyesuaikan strategi mereka menghadapi kondisi pasar yang lesu. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:

Memaksimalkan produksi untuk ekspor – Produsen seperti Toyota dan Suzuki terus meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri, sehingga penurunan penjualan domestik tidak terlalu berdampak terhadap kinerja keseluruhan.

Meluncurkan model baru – Kehadiran model SUV Suzuki Fronx, yang dirakit lokal, menjadi upaya menarik minat konsumen domestik maupun ekspor.

Efisiensi produksi – Produsen memperhatikan efisiensi operasional untuk menekan biaya, mengingat permintaan domestik menurun.

Daftar 10 Produsen Mobil Terbesar Januari–Juli 2025

Berikut daftar produsen mobil terbesar di Indonesia selama periode Januari–Juli 2025:

Toyota: 293.498 unit

Mitsubishi Motors: 92.817 unit

Daihatsu: 74.762 unit

Suzuki: 45.217 unit

Hyundai (HMMI): 43.441 unit

Honda: 35.005 unit

Isuzu: 19.200 unit

Chery: 13.656 unit

Mitsubishi Fuso: 13.633 unit

Wuling: 11.334 unit

Outlook Industri Otomotif

Meskipun kondisi pasar domestik sedang lesu, industri otomotif Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Produsen besar tetap tancap gas, memanfaatkan momentum ekspor dan model baru untuk menjaga pangsa pasar.

Namun, stabilitas politik dan ekonomi domestik menjadi faktor kunci agar industri otomotif nasional bisa kembali mencatat pertumbuhan positif. Produsen, asosiasi, dan pemerintah diharapkan dapat bekerja sama menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga tren penjualan mobil bisa kembali meningkat.

Industri otomotif Indonesia juga terus menyiapkan inovasi dan investasi, khususnya dalam model ramah lingkungan dan mobil listrik, sebagai strategi jangka panjang untuk tetap kompetitif di pasar global.

Periode Januari–Juli 2025 memperlihatkan bahwa meskipun pasar domestik mobil lesu, produsen besar seperti Toyota, Mitsubishi, dan Suzuki tetap menjaga laju produksi. Strategi ekspor, efisiensi produksi, dan peluncuran model baru menjadi kunci agar industri otomotif nasional tetap bertahan.

Dengan dukungan situasi politik yang stabil dan inovasi produk yang tepat, Gaikindo optimistis industri otomotif Indonesia mampu kembali mencatat pertumbuhan positif, mendukung perekonomian, dan memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat.

Terkini

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB