Pasar Minyak Dunia Stabil Menanti Hasil Pertemuan Trump Putin

Selasa, 12 Agustus 2025 | 07:00:28 WIB
Pasar Minyak Dunia Stabil Menanti Hasil Pertemuan Trump Putin

JAKARTA - Pergerakan harga minyak mentah dunia pada perdagangan Senin, 11 Agustus 2025 relatif stabil, seiring pasar menahan laju perdagangan sambil menantikan hasil pembicaraan penting antara Amerika Serikat dan Rusia terkait konflik Ukraina.Pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin yang dijadwalkan berlangsung pada 15 Agustus ini dinilai sebagai momentum krusial bagi pasar energi global.

Menurut data Reuters yang dipublikasikan Selasa, 12 Agustus 2025, harga minyak Brent menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,06% ke level US$66,63 per barel. Sementara itu, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 0,13% menjadi US$63,96 per barel. Tren ini mencerminkan ketidakpastian investor yang cenderung menunggu kejelasan dari hasil dialog kedua negara.

Donald Trump secara eksplisit menyampaikan bahwa pertemuan dengan Putin bertujuan untuk mengupayakan solusi akhir dari perang di Ukraina. Ia menyatakan bahwa kedua negara mungkin harus melakukan konsesi dengan menyerahkan sebagian wilayah demi mengakhiri konflik. Pernyataan ini menunjukkan kemungkinan perubahan dinamika geopolitik yang bisa berdampak pada stabilitas pasokan minyak dunia.

Namun, pertemuan itu juga berlangsung di tengah tekanan internasional yang meningkat terhadap Rusia. Tekanan ini termasuk ancaman pemberlakuan sanksi lebih berat, khususnya terhadap sektor energi Rusia, jika kesepakatan damai gagal dicapai. Kondisi tersebut membuat pasar minyak cenderung berhati-hati dalam mengambil posisi.

“Pelemahan harga minyak baru-baru ini tertahan karena pasar menunggu pertemuan penting pada Jumat,” ujar Alex Hodes, Analis dari StoneX. Pernyataan ini mempertegas bagaimana sentimen pasar sangat dipengaruhi oleh perkembangan politik internasional yang terkait langsung dengan produksi dan distribusi minyak global.

Selain faktor geopolitik, permintaan minyak di beberapa negara juga menjadi sorotan. India, salah satu importir minyak terbesar di dunia, dilaporkan menunjukkan permintaan yang lebih rendah dari ekspektasi belakangan ini. Kondisi ini berpotensi memengaruhi dinamika pasar, khususnya dalam konteks pemulihan ekonomi global yang masih menghadapi ketidakpastian.

Dalam lingkup produksi, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) diperkirakan akan mempertahankan kebijakan produksi yang ada saat ini. Rencana kenaikan produksi kemungkinan akan ditunda kecuali terjadi gangguan besar yang tidak terduga pada pasokan minyak global. OPEC+ sendiri telah menaikkan produksi secara bertahap sesuai kesepakatan, meskipun kenaikan tersebut dibatasi oleh pengurangan produksi tambahan dari Irak dan gangguan akibat serangan drone di ladang minyak di Kurdi.

Sementara itu, langkah maju dalam produksi minyak juga datang dari perusahaan multinasional. Exxon Mobil bersama konsorsiumnya berhasil mempercepat produksi minyak mentah di kapal produksi, penyimpanan, dan pembongkaran (FPSO) keempat di Guyana. Proyek ini berjalan lebih cepat empat bulan dari jadwal yang direncanakan, menandakan potensi peningkatan pasokan minyak dalam jangka menengah.

Di sisi lain, data terbaru dari China turut menambah gambaran kondisi pasar energi saat ini. Biro Statistik Nasional China mengumumkan bahwa Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) turun lebih besar dari perkiraan pada Juli lalu. Penurunan PPI ini bisa menjadi indikasi melemahnya tekanan biaya produksi di salah satu negara konsumen energi terbesar dunia, yang bisa memengaruhi permintaan minyak di masa depan.

Secara keseluruhan, pasar minyak dunia tampak memasuki fase menunggu dengan harapan hasil pertemuan Trump-Putin akan memberikan sinyal lebih jelas mengenai arah konflik Ukraina dan implikasinya terhadap pasokan energi global. Ketidakpastian geopolitik dan dinamika permintaan yang bervariasi di beberapa wilayah utama membuat harga minyak bergerak relatif stabil dan cenderung hati-hati.

Investor dan pelaku pasar kini fokus pada bagaimana perundingan damai tersebut akan berlangsung dan apakah akan tercapai kompromi yang dapat menurunkan risiko gangguan pasokan. Dalam konteks ini, keputusan OPEC+ terkait produksi juga akan menjadi faktor penting yang menentukan keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar energi dunia.

Dengan demikian, pertemuan penting ini tidak hanya menjadi titik balik politik, tetapi juga momen krusial bagi pasar minyak global yang sedang berupaya menyeimbangkan antara ketidakpastian geopolitik dan kebutuhan energi dunia yang terus berkembang.

Terkini

Anthony Hernandez: Ancaman Kelas Menengah UFC

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:47:49 WIB

Arsenal: Jalan Panjang Jadi Juara

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:51:21 WIB

Benjamin Sesko: Rekrutan Mahal Manchester United

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:54:19 WIB

David Alaba: Fokus di Real Madrid

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:57:55 WIB

Fermin Lopez Bertahan Barcelona

Selasa, 12 Agustus 2025 | 13:03:25 WIB