Wisata Waterblow Nusa Dua Ditutup Sementara

Kamis, 07 Agustus 2025 | 16:12:01 WIB
Wisata Waterblow Nusa Dua Ditutup Sementara

JAKARTA - Upaya pencegahan dan keselamatan wisatawan menjadi prioritas utama pengelola kawasan wisata di Bali, terutama saat kondisi alam menunjukkan potensi bahaya. Salah satu langkah konkret yang baru-baru ini dilakukan adalah penutupan sementara objek wisata Waterblow di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Kebijakan ini diambil untuk menghindari risiko kecelakaan akibat gelombang tinggi yang sedang melanda kawasan tersebut.

Objek wisata Waterblow terkenal dengan atraksi alamnya yang unik: deburan ombak besar yang menghantam bebatuan karang hingga menyembur ke udara. Meski menjadi daya tarik tersendiri, fenomena ini bisa berbahaya ketika cuaca ekstrem terjadi, terutama dengan gelombang laut yang tidak dapat diprediksi.

Menurut keterangan I Made Agus Dwiatmika, General Manager the Nusa Dua ITDC pengelola kawasan wisata tersebut penutupan dilakukan setelah tim operasional melakukan pemantauan langsung serta mengacu pada peringatan dari BMKG Wilayah III Denpasar. Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, gelombang tinggi diperkirakan berlangsung selama periode 6 hingga 9 Agustus 2025, yang menjadi dasar keputusan untuk melakukan tindakan preventif.

“Kami putuskan tutup sementara mulai Rabu 6 Agustus 2025 hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut,” kata Agus Dwiatmika saat menjelaskan kebijakan tersebut.

Fokus pada Keamanan dan Mitigasi Risiko

Sebagai langkah mitigasi, pengamanan tambahan telah dilakukan di dua titik utama kawasan wisata: Peninsula Island dan Pulau Nusa Dharma. Kedua area ini dikenal memiliki posisi yang berdekatan dengan garis pantai dan berpotensi terdampak gelombang tinggi secara langsung.

Untuk Peninsula Island, tim pengelola menempatkan sejumlah personel keamanan tambahan pada titik-titik yang dinilai memiliki risiko tinggi, seperti di sekitar area Waterblow dan Pura Bias Tugel. Langkah ini diperkuat dengan pemasangan rambu peringatan bahaya ombak serta papan peringatan pada titik strategis guna mengingatkan pengunjung akan potensi bahaya.

Tak hanya itu, koordinasi intensif juga dilakukan dengan pengelola Pura Bias Tugel. Kolaborasi ini bertujuan memastikan bahwa pengunjung tetap merasa aman dan nyaman ketika berwisata, sekaligus menjaga keamanan area suci yang terletak di sekitar lokasi tersebut.

Sementara itu, di Pulau Nusa Dharma, peningkatan frekuensi patroli dan pengawasan terhadap jalur pejalan kaki menjadi fokus utama. Area publik yang berbatasan langsung dengan laut turut mendapat perhatian ekstra, terutama untuk mengantisipasi pergerakan pengunjung ke titik-titik yang berisiko.

“Sampai saat ini, situasi di kawasan masih terkendali dan tercatat kerusakan ringan pada sejumlah elemen penunjang di sekitar area Waterblow,” jelas Agus.

Langkah selanjutnya adalah menyiagakan personel keamanan guna mencegah pengunjung masuk ke area berbahaya secara tidak terkontrol. Rute akses ke beberapa titik juga disesuaikan sementara jika diperlukan, mengikuti perkembangan situasi di lapangan.

Fenomena Alam yang Menarik Tapi Berbahaya

Waterblow telah lama dikenal sebagai salah satu daya tarik utama di Nusa Dua. Pemandangan semburan ombak yang terbentuk ketika air laut menghantam batu karang secara langsung menjadi daya tarik yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara menjadikan spot ini sebagai lokasi favorit untuk berfoto atau sekadar menikmati fenomena alam.

Namun, daya tarik ini juga membawa konsekuensi tersendiri. Ketika cuaca buruk dan gelombang meningkat, semburan air bisa berubah menjadi ancaman serius. Oleh sebab itu, langkah penutupan sementara tidak hanya penting, tetapi juga sangat dibutuhkan untuk keselamatan bersama.

Peringatan dari BMKG

Penutupan Waterblow juga selaras dengan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia. Dalam peringatan tersebut, BMKG mengungkapkan bahwa gelombang laut setinggi 2,5 hingga 6 meter dapat terjadi di beberapa titik perairan selatan Indonesia.

Wilayah yang diperkirakan terdampak meliputi Samudra Hindia selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, serta sepanjang pantai barat Sumatera, termasuk perairan barat Aceh, Bengkulu, hingga Lampung. Kondisi ini dipengaruhi oleh kecepatan angin tinggi yang turut mendorong naiknya tinggi gelombang.

BMKG juga mengimbau masyarakat dan pelaku kegiatan pelayaran, seperti pengguna perahu nelayan, kapal ferry, kapal tongkang, dan kapal pesiar, agar meningkatkan kewaspadaan. Potensi gangguan akibat gelombang ekstrem bisa menimbulkan risiko terhadap keselamatan pelayaran maupun kegiatan wisata bahari.

Keselamatan sebagai Prioritas

Langkah cepat yang diambil pengelola ITDC menunjukkan keseriusan dalam menjaga keselamatan wisatawan di kawasan Nusa Dua. Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu seperti sekarang, kolaborasi antara pengelola wisata, aparat keamanan, dan pihak berwenang seperti BMKG sangat krusial untuk meminimalkan potensi kecelakaan.

Dengan penutupan sementara ini, wisatawan diharapkan bersabar dan mengikuti arahan serta informasi resmi yang dikeluarkan pengelola maupun instansi terkait. Meskipun atraksi alam seperti Waterblow sangat menggoda untuk dikunjungi, keselamatan tetap menjadi pertimbangan utama.

Penyesuaian operasional wisata seperti ini penting dilakukan agar pariwisata Bali tetap berjalan dengan aman dan berkelanjutan. Ketika kondisi laut telah kembali normal, Waterblow dipastikan akan kembali dibuka dan menyambut para wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan alam dalam balutan semburan ombak khas Nusa Dua.

Terkini

KUR BRI untuk Modal UMKM

Kamis, 07 Agustus 2025 | 15:40:33 WIB

BSI Naikkan Transaksi Emas

Kamis, 07 Agustus 2025 | 15:43:49 WIB

Tips Cegah Penipuan BCA

Kamis, 07 Agustus 2025 | 15:47:50 WIB