Transportasi Hijau di Banten Lewat MRT Lebak Bulus Serpong

Senin, 28 Juli 2025 | 10:53:56 WIB
Transportasi Hijau di Banten Lewat MRT Lebak Bulus Serpong

JAKARTA - Upaya untuk menghadirkan transportasi publik yang modern, efisien, dan ramah lingkungan terus digencarkan, salah satunya melalui pengembangan moda raya terpadu (MRT) di kawasan penyangga ibu kota. Langkah konkret pun ditunjukkan dengan rencana perpanjangan jalur MRT dari Lebak Bulus, Jakarta, menuju Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Proyek ini tidak hanya menjadi solusi transportasi massal, tetapi juga mencerminkan sinergi antara sektor pemerintah dan swasta.

Perpanjangan jalur MRT tersebut merupakan hasil kerja sama antara PT MRT Jakarta (Perseroda) Tbk dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (Sinar Mas Land) melalui skema Business to Business (B to B). Nota kesepahaman (MoU) kerja sama telah ditandatangani di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang disambut antusias oleh Pemerintah Provinsi Banten.

Wakil Gubernur Banten, Dimyati Natakusumah, menyampaikan optimismenya terhadap proyek ini. Ia menilai bahwa kehadiran MRT akan memberikan sejumlah dampak positif bagi masyarakat, dunia usaha, maupun pemerintah daerah. Dimyati bahkan menyebut proyek ini sebagai “angin surga” bagi masyarakat Banten.

“Ini adalah awal dari apa yang saya sebut sebagai ‘angin surga’. Karena harapan masyarakat Banten atas terwujudnya sistem transportasi massal modern bisa terwujud,” ungkap Dimyati.

Ia menjabarkan bahwa ada empat manfaat utama dari pembangunan jalur MRT Lebak Bulus–Serpong, yakni mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, mendorong pertumbuhan kawasan penyangga, serta meningkatkan kenyamanan dan keamanan masyarakat.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Banten siap memberikan dukungan penuh terhadap investasi ini, termasuk dalam hal penyelesaian kendala teknis di lapangan. Dimyati menegaskan bahwa pihaknya membuka ruang selebar-lebarnya bagi masuknya investasi demi kemajuan sistem transportasi publik di wilayahnya.

Kerja sama pengembangan jalur MRT ini direncanakan berlangsung selama dua tahun ke depan. Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan momentum penting dalam sejarah pembangunan sistem transportasi perkotaan nasional.

“Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan momen bersejarah bagi pembangunan sistem perkeretaapian modern perkotaan di Indonesia. Kerja sama ini juga menunjukkan bahwa upaya menghadirkan layanan terbaik bagi masyarakat dapat dilakukan bersama-sama dengan berbagai pihak, termasuk pihak swasta,” tutur Tuhiyat, seperti dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Banten pada Senin, 28 Juli 2025.

Ia menambahkan, hasil kajian teknis dari kerja sama ini akan diserahkan kepada pemerintah pusat sebagai pemangku kebijakan, guna menentukan langkah-langkah strategis selanjutnya dalam pengembangan sistem transportasi publik nasional.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Tri Nurtopo, menyoroti aspek lain dari proyek MRT Lebak Bulus–Serpong. Menurutnya, selain meningkatkan aksesibilitas masyarakat, proyek ini juga berpotensi mengembangkan kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan moda transportasi publik.

“Kemudian juga dapat menambah potensi pendapatan non-tarif melalui sektor komersial seperti iklan dan pengelolaan kawasan,” jelas Tri.

Tri menambahkan bahwa pengembangan jalur ini tidak hanya melibatkan PT Sinar Mas Land saja, melainkan juga membuka peluang keterlibatan dari pihak swasta lainnya. Hal ini mengingat jalur MRT akan melintasi beberapa kawasan pengembangan lain, seperti wilayah Bintaro yang berada di bawah pengelolaan Jaya Group.

“Maka perlu komunikasi dengan pihak-pihak lain. Kajian awal memang sudah berjalan, tapi ke depan tentu akan lebih rinci lagi,” tambahnya.

Dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, pembangunan MRT ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi transportasi, tetapi juga menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi regional dan pengembangan infrastruktur berkelanjutan. Model kerja sama antara pemerintah daerah dan sektor swasta ini dinilai sebagai bentuk inovasi pendanaan sekaligus strategi mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur strategis.

Di tengah meningkatnya kebutuhan akan moda transportasi massal yang terintegrasi dan berkelanjutan, proyek MRT Lebak Bulus–Serpong menjadi titik terang baru dalam membangun konektivitas kawasan Jabodetabek. Wilayah Serpong dan sekitarnya selama ini mengalami pertumbuhan pesat baik dari sisi hunian maupun pusat bisnis, yang memerlukan dukungan infrastruktur transportasi yang memadai.

Dengan semakin padatnya aktivitas harian di kawasan Tangerang Selatan, kehadiran MRT diyakini akan mengurangi tekanan terhadap ruas jalan dan mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi umum. Efisiensi waktu tempuh, pengurangan emisi kendaraan, hingga peningkatan kualitas hidup warga menjadi beberapa hasil nyata yang ditargetkan.

Proyek ini bukan semata menjawab kebutuhan mobilitas urban, melainkan menjadi bagian dari upaya jangka panjang dalam menghadirkan sistem transportasi yang inklusif, hemat energi, serta selaras dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten, komitmen PT MRT Jakarta, dan keterlibatan pengembang kawasan seperti Sinar Mas Land menjadi modal kuat untuk mewujudkan proyek ini. Diharapkan, sinergi ini mampu menjadi contoh kerja sama lintas sektor lainnya dalam membangun masa depan transportasi Indonesia yang lebih baik.

Terkini