Edukasi Keselamatan Jadi Kunci Perubahan Budaya Transportasi di Industri Logistik

Senin, 28 Juli 2025 | 10:27:42 WIB
Edukasi Keselamatan Jadi Kunci Perubahan Budaya Transportasi di Industri Logistik

JAKARTA - Di tengah semakin kompleksnya tantangan industri transportasi, terutama sektor logistik, pendekatan terhadap keselamatan tidak lagi cukup hanya dari sisi teknologi. Upaya perubahan kini harus menyasar sumber daya manusianya secara langsung. Edukasi, pelatihan, dan pembentukan mindset pengemudi menjadi pondasi penting dalam menciptakan ekosistem transportasi yang profesional dan berdaya saing tinggi.

Langkah nyata ke arah tersebut terlihat dalam pelaksanaan program pelatihan pengemudi yang menjadi bagian dari rangkaian acara GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Program ini tidak hanya menjadi ajang pamer teknologi kendaraan terkini, tetapi juga menjadi panggung edukasi penting dalam mengarusutamakan keselamatan berkendara dan efisiensi pengoperasian kendaraan niaga.

UD Trucks Indonesia menjadi salah satu pihak yang mengambil inisiatif strategis dengan menghadirkan pelatihan langsung di booth mereka, yang terletak di Hall 1D – ICE BSD. Dalam program ini, peserta pelatihan tidak hanya disuguhkan teori semata, tetapi juga dikenalkan secara langsung pada perangkat dan sistem teknologi keselamatan yang telah diterapkan pada lini produk mereka.

Beberapa teknologi penting yang dipresentasikan antara lain ESCOT (Efficient System for Comfortable Operation of Transmission), sistem pengereman udara penuh (full air brake system), serta driver coaching system yang terintegrasi dalam platform My UD Fleet. Teknologi-teknologi ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan performa kendaraan, tetapi lebih jauh, untuk memperkuat perlindungan bagi pengemudi dalam operasional harian mereka.

Christine Arifin, Marketing and Business Development Head UD Trucks Indonesia, menegaskan pentingnya pelatihan semacam ini. Menurutnya, kualitas transportasi sangat ditentukan oleh kualitas pengemudinya. “Pengemudi harus diberdayakan bukan hanya dengan kendaraan yang aman, tapi juga dengan pemahaman dan kebiasaan yang benar,” ujarnya.

Sudut pandang ini menyoroti perubahan paradigma dalam industri logistik. Jika selama ini fokus seringkali tertuju pada spesifikasi teknis kendaraan, kini kesadaran terhadap pembentukan budaya kerja yang aman dan profesional menjadi isu utama. Pengemudi tidak lagi dipandang hanya sebagai operator, tetapi sebagai pengendali utama keselamatan.

Untuk memperkuat pendekatan edukatif, kegiatan ini juga menggandeng Julian Johan yang lebih dikenal di media sosial sebagai Jejelogy. Dikenal luas sebagai penggiat edukasi keselamatan berkendara, kehadiran Jeje menambah dimensi praktis dan komunikasi yang lebih dekat dengan keseharian pengemudi.

Jeje membagikan pengalamannya saat menguji dua tipe truk UD Trucks Quester Euro 5, termasuk varian dengan transmisi otomatis ESCOT. Dari pengalamannya, ia menekankan bahwa truk modern saat ini bukan sekadar soal daya angkut atau tenaga besar, melainkan juga tentang seberapa jauh kendaraan mampu melindungi dan memudahkan pengemudinya.

“Teknologi seperti ESCOT benar-benar dirancang untuk melindungi pengemudi, mengurangi kelelahan, dan mendorong keselamatan kerja di jalan,” ujar Jeje.

Ia menambahkan bahwa pelatihan keselamatan akan efektif bila dirancang secara kontekstual dan relevan dengan rutinitas pengemudi. “Mindset pengemudi perlu dibentuk lewat pendekatan edukatif yang dekat dengan rutinitas mereka,” tambahnya. Pesan ini mempertegas bahwa perubahan tidak cukup dari sistem dan alat bantu, tetapi dari kesadaran dan pemahaman yang tertanam dalam diri setiap individu di lapangan.

Dari sisi teknis, Egika Agung Hananto dari tim Technical Service UD Trucks Indonesia juga memberi penjelasan yang senada. Menurutnya, fitur keselamatan memang penting, tetapi itu baru satu bagian dari sistem keseluruhan. “Yang utama tetap kesadaran dan kebiasaan disiplin dari pengemudi,” kata Egika.

Ia menegaskan bahwa fitur-fitur seperti exhaust brake, kabin berstandar ECE R29, hingga sabuk pengaman tiga titik tidak akan berfungsi optimal bila tidak didukung dengan perilaku berkendara yang bertanggung jawab. Artinya, teknologi keselamatan akan kehilangan makna bila tidak ada pemahaman dan komitmen dari para pengguna kendaraan.

Pelatihan ini, dengan demikian, bukan hanya tentang mengenalkan teknologi, tetapi juga tentang membangun budaya kerja. Visi jangka panjangnya adalah menciptakan lingkungan transportasi yang aman, profesional, dan efisien dimulai dari ruang terkecil, yaitu perubahan dalam diri pengemudi.

Inisiatif seperti yang dilakukan UD Trucks di GIIAS membuka jalan bagi kolaborasi lebih luas di sektor transportasi. Dunia industri, pemerintah, dan para pemangku kepentingan lainnya perlu menjadikan pelatihan pengemudi sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar kewajiban pelengkap.

Keselamatan jalan bukan hanya soal menghindari kecelakaan, tetapi tentang bagaimana membentuk ekosistem kerja yang saling melindungi. Ketika pengemudi dilatih, didengar, dan diberdayakan, maka roda logistik akan berjalan lebih stabil, efisien, dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, membangun budaya transportasi yang lebih aman tidak bisa diserahkan hanya pada teknologi atau regulasi. Diperlukan kesadaran kolektif dan kemauan untuk mengubah kebiasaan. Dan seperti yang ditunjukkan oleh kegiatan pelatihan ini, langkah pertama ke arah itu adalah edukasi dengan pendekatan yang humanis, aplikatif, dan berorientasi jangka panjang.

Terkini