KAI Pertahankan Kereta Bisnis di Sumatera

Rabu, 23 Juli 2025 | 09:10:02 WIB
KAI Pertahankan Kereta Bisnis di Sumatera

JAKARTA - Ketika transformasi layanan perkeretaapian tengah dipercepat di Pulau Jawa, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memilih pendekatan yang lebih adaptif dan inklusif di luar wilayah tersebut. Di tengah masifnya modernisasi berupa penggantian armada dengan rangkaian kereta generasi baru, KAI tetap mempertahankan layanan kereta kelas Bisnis di Sumatera. Langkah ini bukan tanpa alasan, melainkan menjadi cerminan dari strategi perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara inovasi dan keterjangkauan layanan di seluruh Indonesia.

Sebagai operator layanan perkeretaapian nasional, KAI menyadari bahwa kebutuhan dan karakteristik penumpang di setiap wilayah berbeda. Jika di Jawa tren dan permintaan pasar telah mengarah pada layanan kelas Eksekutif dan Ekonomi yang dimodernisasi, di Sumatera kebutuhan akan opsi perjalanan dengan harga menengah yang nyaman masih cukup tinggi.

Menurut Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, keberadaan kereta kelas Bisnis masih menjadi bagian penting dari layanan yang ditawarkan perusahaan di Pulau Sumatera. Kereta ini dioperasikan pada KA Sribilah Utama yang melayani rute Medan–Rantauprapat (pulang-pergi) di bawah Divre I Medan, serta KA Sindang Marga untuk relasi Kertapati–Lubuk Linggau (pulang-pergi) yang berada di bawah Divre III Palembang.

“Keberadaan kelas ini menjadi pelengkap layanan, di samping kelas Eksekutif dan Ekonomi, yang sudah lebih dulu mendominasi pasar,” ujar Anne dalam keterangan resminya.

Kebijakan mempertahankan kelas Bisnis di Sumatera juga selaras dengan misi KAI untuk menyediakan transportasi yang inklusif. Dengan adanya beragam kelas layanan, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan sesuai kemampuan dan kebutuhannya, terutama di wilayah-wilayah yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan sistem transportasi modern seperti di Jawa.

Sementara itu, di Pulau Jawa, KAI terus menggulirkan transformasi besar-besaran dengan meluncurkan rangkaian Stainless Steel New Generation. Inovasi ini sudah mulai digunakan, antara lain, pada KA Gumarang (Surabaya Pasarturi–Pasarsenen pp) sejak 15 Juli 2025 dan KA Tegal Bahari (Pasarsenen–Tegal pp) sejak 16 Juli 2025.

Hadirnya rangkaian baru ini memungkinkan seluruh KA jarak jauh di Jawa kini melayani penumpang dalam tiga kelas: Eksekutif, Ekonomi Komersial, dan Ekonomi PSO (Public Service Obligation).

Modernisasi yang dilakukan KAI, menurut Anne, bukan sekadar peningkatan kenyamanan. “Modernisasi ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal meningkatkan efisiensi, memperkuat industri dalam negeri, dan mendukung konektivitas antarwilayah,” jelasnya.

Fitur-fitur baru dalam rangkaian Stainless Steel New Generation mencakup bodi tahan karat, kursi ergonomis dengan ruang kaki yang luas serta footrest individual, sistem informasi penumpang atau Passenger Information Display System (PIDS), pintu elektrik berperedam suara, hingga stop kontak dan USB di setiap kursi.

Dari sisi teknis, peningkatan juga terlihat pada penggunaan bogie tipe K10 yang memungkinkan kecepatan hingga 120 km/jam, serta sambungan antarkereta yang lebih stabil berkat penggunaan corrugated bellows.

Progres modernisasi armada ini terbilang signifikan. Hingga pertengahan Juli 2025, KAI telah menerima 336 unit kereta dari target 612 unit Stainless Steel New Generation. Tidak hanya pengadaan baru, KAI juga mengandalkan rekayasa ulang di Balai Yasa Manggarai untuk memodifikasi armada lama menjadi versi terbaru. Sejauh ini, sebanyak 93 unit telah dimodifikasi.

“KAI mengalokasikan investasi sebesar Rp14,87 triliun untuk pengadaan sarana perkeretaapian dari PT INKA, dengan Rp5,5 triliun di antaranya untuk kereta generasi baru periode 2023–2026,” kata Anne.

Meskipun di Jawa layanan kereta kelas Bisnis telah dihapus dari layanan reguler, KAI tetap membuka ruang fleksibilitas. Kelas tersebut dapat dioperasikan kembali secara fakultatif, khususnya pada periode dengan permintaan tinggi seperti libur Lebaran atau Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal ini menunjukkan bahwa KAI tetap responsif terhadap dinamika pasar dan kebutuhan penumpang.

Seluruh strategi ini, baik modernisasi armada maupun penyediaan beragam kelas layanan, menjadi bagian integral dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029. Dalam dokumen tersebut, KAI menargetkan pertumbuhan penumpang KA Jarak Jauh sebesar 10,6 persen per tahun dan KA Lokal sebesar 9,9 persen per tahun.

Melalui kombinasi modernisasi di satu sisi dan inklusivitas di sisi lain, KAI menunjukkan bahwa transformasi tidak harus bersifat seragam. Justru pendekatan berbasis kebutuhan lokal menjadi kunci dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi berbasis rel yang andal, efisien, dan berkelanjutan.

Terkini

Harga Sembako Jogja Turun

Rabu, 23 Juli 2025 | 15:50:24 WIB

Aliran Dana ETF Crypto BlackRock Melonjak Tajam

Rabu, 23 Juli 2025 | 15:57:12 WIB

BMKG: Hujan Ringan Landa Jabodetabek

Rabu, 23 Juli 2025 | 16:00:54 WIB

Cicilan Oppo Reno 11 Pro Mulai Rp400 Ribuan

Rabu, 23 Juli 2025 | 16:07:08 WIB