Pasar Murah Sembako Gunungkidul Tekan Inflasi

Kamis, 17 Juli 2025 | 07:51:09 WIB
Pasar Murah Sembako Gunungkidul Tekan Inflasi

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat stabilitas ekonomi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengambil langkah konkret dengan menghadirkan program Pasar Murah. Kebijakan ini dirancang sebagai bagian dari solusi jangka pendek untuk menahan laju inflasi dan meringankan beban ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah dengan tingkat daya beli rendah.

Pasar Murah ini tidak sekadar menjadi agenda rutinitas tahunan, melainkan instrumen strategis yang memadukan semangat gotong royong dan kebijakan publik yang pro rakyat. Bertempat di Kapanewon Paliyan, program ini menyediakan lima ton bahan kebutuhan pokok yang dijual dengan harga lebih murah melalui subsidi langsung.

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menegaskan bahwa kegiatan ini mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan harga dan distribusi sembako. Ia menyebut program tersebut sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk tidak membiarkan gejolak harga membebani rakyat kecil.

"Pasar murah ini adalah wujud sinergi kita semua untuk memastikan harga sembako tetap stabil dan tersedia bagi masyarakat, terutama yang kurang mampu," ujarnya saat membuka kegiatan.

Pemerintah Gunungkidul memahami bahwa fluktuasi harga bahan pokok memiliki dampak langsung terhadap kehidupan sehari-hari warga. Naik-turunnya harga beras, minyak goreng, gula pasir, dan tepung terigu kerap memicu keresahan, apalagi di kalangan masyarakat berpendapatan rendah. Dalam kondisi seperti ini, keberadaan pasar murah menjadi sangat relevan.

Melalui kolaborasi antara Dinas Perdagangan dan sejumlah distributor serta pelaku usaha lokal, pemerintah mampu menghadirkan bahan pokok dengan harga yang sudah disubsidi sebesar Rp3.500 per kilogram atau liter. Dengan demikian, harga yang ditawarkan di pasar murah jauh lebih terjangkau dibandingkan harga pasar umum.

"Kegiatan ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bentuk nyata semangat gotong royong," tambah Wabup Joko Parwoto. Ia juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan kegiatan pasar murah secara bijak dan bertanggung jawab.

Lebih dari sekadar mekanisme jual beli, pasar murah ini juga dimaknai sebagai momentum untuk membudayakan gaya hidup hemat, produktif, serta memperkuat kepedulian sosial di antara warga. "Mari budayakan hidup hemat, produktif, dan saling peduli. Semoga kegiatan pasar murah ini benar-benar membantu masyarakat," katanya.

Program ini pun diapresiasi oleh banyak pihak, tidak hanya karena dapat mengurangi tekanan ekonomi masyarakat, tetapi juga karena turut memberi dampak positif terhadap roda perekonomian lokal. Pedagang kecil dan distributor lokal ikut terlibat, menciptakan ekosistem ekonomi yang saling menguntungkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, menekankan bahwa kegiatan pasar murah merupakan langkah konkret pemerintah daerah dalam upaya menekan inflasi. Ia menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah untuk menstabilkan harga, menjaga pasokan bahan pokok, dan meningkatkan daya beli masyarakat.

"Pasar murah ini juga menjadi bagian dari program pengentasan kemiskinan. Kami berharap dapat membantu masyarakat sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal," ucapnya.

Dengan menyediakan lima ton sembako—berupa beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu—di Paliyan, pemerintah berharap sasaran bantuan tepat mengenai kelompok masyarakat yang membutuhkan. Harga yang telah disubsidi membuat produk lebih mudah dijangkau oleh warga kurang mampu.

Program ini juga tidak berhenti di satu lokasi. Dinas Perdagangan berencana memperluas jangkauan pasar murah ke daerah-daerah lain seperti Kapanewon Gedangsari dan Playen. Kedua wilayah tersebut termasuk dalam daftar kawasan dengan angka kemiskinan yang masih relatif tinggi di Gunungkidul.

Langkah ini membuktikan bahwa pasar murah bukan sekadar seremonial atau simbolik, melainkan bagian dari strategi terpadu dalam menanggulangi tantangan ekonomi di tingkat daerah. Penyelenggaraan pasar murah di beberapa kecamatan dengan pendekatan yang menyesuaikan kondisi lokal menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada makroekonomi, tetapi juga memahami permasalahan yang dihadapi warganya secara mikro.

Dengan latar belakang tekanan ekonomi global dan gejolak harga pangan yang turut berdampak hingga ke daerah, program semacam ini menjadi harapan bagi masyarakat bawah. Meski skalanya terbatas, efek dari kegiatan seperti pasar murah ini cukup signifikan dalam menjaga ketahanan sosial dan ekonomi komunitas lokal.

Ke depan, keberhasilan pelaksanaan pasar murah di Gunungkidul bisa menjadi model bagi kabupaten atau kota lain yang menghadapi tantangan serupa. Ketika sebuah kebijakan mampu menyasar kebutuhan paling dasar masyarakat dan diterapkan secara partisipatif, maka potensi dampaknya akan terasa nyata dan berkelanjutan.

Pemerintah Gunungkidul menunjukkan bahwa untuk meringankan beban hidup rakyat, tidak selalu diperlukan kebijakan besar berskala nasional. Dengan pendekatan yang responsif, inklusif, dan kolaboratif, langkah sederhana seperti pasar murah pun mampu menjadi penyangga penting bagi stabilitas ekonomi masyarakat lokal.

Terkini

Penyeberangan Tigaras Simanindo Kembali Beroperasi

Kamis, 17 Juli 2025 | 08:54:01 WIB

Manfaat Madu untuk Kecantikan Kulit

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:01:32 WIB

10 Destinasi Wisata Ramah Muslim

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:04:30 WIB

Dominasi BYD di Pasar EV Kian Kuat

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:11:14 WIB