JAKARTA - Upaya Indonesia dalam mengejar swasembada gula kini memasuki babak baru yang lebih agresif. Pemerintah tak lagi menunggu tiga tahun sebagaimana rencana awal, melainkan langsung menargetkan pencapaian dalam waktu satu tahun. Percepatan ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para petani tebu di seluruh penjuru Tanah Air untuk bangkit dan membuktikan kontribusinya dalam mendorong ketahanan pangan nasional.
Dalam sebuah pertemuan besar yang digelar di lahan HGU Jengkol, Plosoklaten, Kediri, dan Pabrik Gula (PG) Pesantren di Kota Kediri, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman secara langsung menyampaikan ajakan kepada lebih dari 5.000 petani tebu. Ia menyerukan semangat gotong royong dalam menjawab target swasembada gula nasional, sembari menyampaikan arahan strategis dari Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Mentan, perubahan target ini bukan sekadar penyesuaian angka, melainkan simbol dari keinginan kuat negara untuk berdikari dalam pemenuhan kebutuhan gula. “Awalnya kami diberi waktu tiga tahun untuk merealisasikan swasembada. Tapi beberapa waktu lalu, Presiden memberikan arahan agar target tersebut dicapai dalam waktu satu tahun,” ujar Amran di hadapan ribuan petani.
- Baca Juga OPEC Optimis Permintaan Minyak Stabil
Percepatan ini tentu membutuhkan sinergi antara pemerintah, petani, dan dunia usaha. Tak hanya soal meningkatkan produksi, Mentan menekankan pentingnya menciptakan ekosistem industri gula yang sehat dan adil. Ia menyoroti praktik para pengusaha yang merugikan petani dan mengganggu stabilitas pasar dalam negeri. "Kami tidak akan membiarkan pengusaha gula rafinasi menguasai pasar lokal dan merusak keseimbangan industri gula nasional," tegasnya.
Untuk mendukung petani secara konkret, Kementerian Pertanian telah berkoordinasi dengan sektor perbankan guna memberikan fasilitas pembiayaan dengan bunga rendah. Tujuannya jelas: meringankan beban produksi para petani tebu rakyat agar mereka mampu meningkatkan produktivitas lahan secara signifikan.
Dalam momen yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyuarakan keyakinannya terhadap kapasitas dan semangat petani Jawa Timur. Wilayah ini memang dikenal sebagai lumbung tebu nasional, dan Kabupaten Kediri termasuk yang paling potensial.
"Kami melihat semangat yang luar biasa, baik dari pihak PTPN, para petani, maupun pabrik gula. Ada optimisme yang nyata untuk meningkatkan hasil produksi tebu dan gula di Jatim," ungkap Emil.
Pernyataan Emil sejalan dengan data dan tren di lapangan yang menunjukkan adanya peningkatan partisipasi petani dalam berbagai program revitalisasi pertanian, termasuk optimalisasi lahan dan adopsi teknologi pertanian modern.
Sementara itu, dukungan terhadap langkah pemerintah juga datang dari pelaku industri. Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, menyampaikan komitmen perusahaannya dalam mendukung penuh target swasembada ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pabrik gula dan para petani dalam satu semangat yang sama: kejayaan industri gula nasional.
"Sudah saatnya kita bangkit bersama. Pabrik gula, petani, dan seluruh pelaku industri harus bergerak demi merah putih. Kami di SGN berkomitmen untuk hadir secara aktif dan berkelanjutan di sektor ini," kata Mahmudi dengan tegas.
Kegiatan yang dihadiri ribuan petani itu bukan hanya menjadi ajang tatap muka antara pemerintah dan masyarakat tani, melainkan juga simbol dari kekuatan kolektif untuk mengembalikan kejayaan gula nasional. Di tengah tantangan global seperti krisis pangan dan ketergantungan impor, Indonesia butuh terobosan cepat, dan sektor tebu menjadi salah satu tumpuan utama.
Langkah-langkah strategis lainnya pun sedang digodok oleh pemerintah, mulai dari peningkatan kualitas bibit, pendampingan teknis di lapangan, hingga modernisasi fasilitas pengolahan di pabrik gula. Semua ini dimaksudkan untuk mendukung proses hulu ke hilir dalam rantai produksi gula.
Transformasi ini tidak hanya berkutat pada sisi teknis. Di baliknya, terdapat harapan besar untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang sesungguhnya. Gula, sebagai salah satu komoditas vital, memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan sektor industri makanan dan minuman di Indonesia.
Komitmen kuat dari Menteri Pertanian dan Presiden menunjukkan bahwa swasembada bukan lagi sekadar wacana, tetapi tekad yang akan diwujudkan melalui aksi nyata. Dan para petani tebu kini berada di garis depan perjuangan tersebut.
Dengan dukungan semua pihak, Indonesia kini berada pada jalur yang menjanjikan menuju swasembada gula nasional. Tantangan memang besar, namun dengan semangat bersama dan intervensi yang tepat, bukan tidak mungkin target satu tahun akan menjadi kisah sukses berikutnya dalam sejarah pertanian Indonesia.