Bank Indonesia Distribusikan Uang Layak Edar

Selasa, 15 Juli 2025 | 14:56:11 WIB
Bank Indonesia Distribusikan Uang Layak Edar

JAKARTA - Upaya untuk memperkuat kedaulatan ekonomi hingga ke pelosok negeri terus dilakukan oleh Bank Indonesia melalui berbagai terobosan. Salah satu langkah nyata tersebut kembali ditunjukkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara dengan menggandeng TNI Angkatan Laut. Pada Selasa, 15 Juli 2025, KPwBI Kaltara bersama Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan memulai perjalanan Ekspedisi Rupiah Berdaulat.

Berlangsung selama enam hari hingga 21 Juli 2025, ekspedisi ini diarahkan ke sejumlah wilayah terdepan, terpencil, dan terluar (3T) di Kalimantan Utara. Wilayah yang menjadi sasaran antara lain Pulau Bunyu, Sebatik, Teluk Sulaiman, Maratua, dan Derawan. Misi ini tidak hanya membawa pesan kedaulatan, tetapi juga membawa harapan akan pemerataan layanan keuangan hingga ke garis terdepan Indonesia.

Penggunaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Singa 651 sebagai sarana transportasi ekspedisi menandai betapa pentingnya misi ini. Selain menunjukkan kolaborasi antarlembaga yang kuat antara Bank Indonesia dan TNI AL, pemanfaatan kapal perang sekaligus menegaskan posisi strategis kegiatan ini dalam menjaga dan memperkuat kehadiran negara di wilayah yang secara geografis sulit dijangkau.

Menjaga Rupiah, Menjaga NKRI

Gubernur Bank Indonesia dalam berbagai kesempatan kerap menegaskan bahwa Rupiah bukan hanya alat tukar, tetapi juga lambang kedaulatan negara. Oleh karena itu, distribusi uang Rupiah ke seluruh wilayah Indonesia menjadi bagian integral dari tugas menjaga kedaulatan tersebut. Melalui Ekspedisi Rupiah Berdaulat, Bank Indonesia memastikan masyarakat di wilayah 3T tetap mendapatkan hak yang sama dalam mengakses uang Rupiah yang layak edar dan berkualitas.

Kegiatan ini juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan merawat uang, serta mengenali ciri-ciri keaslian Rupiah. Hal ini penting mengingat di wilayah-wilayah terpencil, pengetahuan masyarakat terhadap ciri uang asli masih tergolong minim, sehingga risiko peredaran uang palsu tetap harus diwaspadai.

Dalam ekspedisi ini, BI Kaltara membawa serta modal kerja senilai Rp5 miliar dalam bentuk uang Rupiah layak edar. Dana tersebut akan digunakan untuk layanan penukaran uang lusuh atau tidak layak edar milik masyarakat, menjadi uang baru yang bersih dan layak digunakan. Penukaran dilakukan langsung di titik-titik yang telah ditentukan di setiap pulau tujuan, dengan melibatkan otoritas lokal dan personel TNI AL yang memastikan kelancaran dan keamanan proses.

Sinergi Strategis dengan TNI AL

Kolaborasi dengan TNI Angkatan Laut bukanlah hal baru dalam pelaksanaan ekspedisi ini. Dalam kondisi geografis yang menantang, dukungan logistik dan aksesibilitas dari TNI AL menjadi aspek krusial yang memungkinkan tercapainya tujuan kegiatan.

Komandan Lantamal XIII Tarakan menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik pelaksanaan ekspedisi ini. Ia menegaskan bahwa TNI AL sebagai bagian dari kekuatan pertahanan negara juga memiliki tanggung jawab dalam mendukung pembangunan nasional, termasuk dalam hal distribusi ekonomi dan pelayanan masyarakat.

“Bersama Bank Indonesia, kami berkomitmen untuk mengawal distribusi Rupiah sebagai simbol kedaulatan hingga ke titik terluar Indonesia. Ini adalah bagian dari penguatan kehadiran negara di seluruh wilayah NKRI,” ujarnya.

Menjawab Tantangan Wilayah Perbatasan

Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu wilayah yang memiliki perbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Keberadaan Rupiah sebagai alat pembayaran utama menjadi sangat penting dalam konteks menjaga identitas ekonomi nasional. Dalam beberapa kasus, daerah-daerah perbatasan cenderung terpengaruh oleh aktivitas ekonomi lintas batas, sehingga mata uang asing kerap beredar dalam kegiatan transaksi harian.

Oleh karena itu, kehadiran BI melalui Ekspedisi Rupiah Berdaulat bukan hanya memastikan ketersediaan uang, tetapi juga memperkuat pemahaman masyarakat bahwa Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah Republik Indonesia.

Pulau Sebatik, salah satu lokasi tujuan ekspedisi, merupakan contoh nyata dari tantangan ini. Sebagai pulau yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia, penggunaan Ringgit dalam beberapa transaksi masih ditemukan. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat meningkat, dan ketergantungan terhadap mata uang asing dapat diminimalisir.

Edukasi dan Literasi Keuangan

Selain penukaran uang, ekspedisi ini juga menjadi momentum penting untuk mengedukasi masyarakat tentang literasi keuangan. KPwBI Kaltara secara aktif menggelar sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang Rupiah (CIUR), cara menyimpan uang dengan baik, serta pentingnya menggunakan kanal pembayaran digital yang aman.

Literasi keuangan menjadi pilar penting dalam membangun masyarakat yang inklusif secara ekonomi. Di wilayah 3T, edukasi seperti ini menjadi sangat vital mengingat akses terhadap informasi dan layanan keuangan masih terbatas. Bank Indonesia hadir bukan hanya sebagai lembaga moneter, tetapi juga sebagai mitra dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia yang berdaya saing.

Langkah Konsisten Menuju Inklusi Keuangan Nasional

Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang terus digelar secara berkala di berbagai provinsi menjadi wujud komitmen Bank Indonesia dalam membangun inklusi keuangan yang merata. Bagi Kalimantan Utara, ekspedisi ini bukan pertama kalinya, namun tetap memiliki makna yang sama pentingnya.

Sebagai provinsi termuda yang memiliki wilayah perbatasan laut dan darat, Kaltara memerlukan perhatian khusus dalam hal pemerataan akses layanan keuangan dan distribusi uang. Melalui pendekatan seperti ini, pemerintah dan otoritas moneter menunjukkan keseriusan dalam menjadikan semua wilayah Indonesia sebagai bagian utuh dari sistem perekonomian nasional.

Terkini