Erick Thohir Pastikan Kepercayaan PSSI kepada Patrick Kluivert

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:12:09 WIB
Erick Thohir Pastikan Kepercayaan PSSI kepada Patrick Kluivert

JAKARTA - Ketika nama Patrick Kluivert diumumkan sebagai pelatih tim nasional Indonesia, banyak yang melihatnya sebagai langkah ambisius PSSI untuk mengangkat prestasi sepak bola nasional ke level internasional. Meski dua tahun menjabat baru menyisakan tantangan besar—termasuk harapan lolos ke Piala Dunia 2026—Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, menegaskan bahwa kursi Kluivert tetap aman meskipun target ini gagal tercapai.

Dalam kesempatan wawancara resmi, Erick menegaskan kepercayaan penuh kepada pelatih ternama asal Belanda itu:

“Patrick Kluivert diberi tugas membangun Timnas Indonesia,” ujar Erick.

Secara eksplisit ia menambahkan bahwa target lolos ke Piala Dunia 2026 bukan satu-satunya indikator untuk menilai kinerja Kluivert.

Membangun Tim Jangka Panjang: Lebih dari Sekadar Lolosi Trofi Dunia

Penegasan Erick ini membawa pesan jelas bahwa PSSI mempercayakan Kluivert pada proyek jangka panjang. Timnas Indonesia dilihat dari perspektif lebih besar: peningkatan kualitas pemain, pengembangan sistem pelatihan, dan peningkatan mental juara—bukan hanya soal lolos atau tidak ke putaran final Piala Dunia.

Langkah ini mencerminkan kesadaran bahwa pembangunan tim nasional membutuhkan waktu dan konsistensi. Banyak negara maju pun membutuhkan beberapa siklus membawa pelatih asing kelas dunia, dan mereka baru menuai hasil setelah membangun kultur, infrastruktur, dan generasi pemain yang matang.

Risiko Sistem yang Stabil Melebihi Madder Kilometik

Sikap tegas Erick menunjukkan bahwa PSSI menghindari jebakan short-termism. Banyak federasi nasional cepat mengganti pelatih hanya karena gagal lolos satu turnamen besar. Namun, pergantian pelatih berulang bisa menimbulkan kegaduhan, merusak kepercayaan pemain, dan menunda kemajuan pembangunan tim.

Kluivert datang bukan untuk panik terhadap kekalahan, melainkan untuk menyusun proses pengembangan terstruktur. Erick berkata:

“Target lolos ke Piala Dunia 2026 bukan satu-satunya indikator memecat pelatih atau tidak.”

Dengan standar manajemen seperti ini, PSSI berharap memberikan ruang yang cukup bagi pelatih untuk menerapkan visi, konsep pelatihan, dan style permainan yang ingin dibangun.

Mengukur Keberhasilan di Luar Hasil Akhir Kompetisi

Jika tidak lolos ke Piala Dunia 2026 bukan indikator utama, apa saja parameter keberhasilan Kluivert? Beberapa aspek bisa menjadi tolok ukur utama:

Level kehidupan pemain muda: apakah terdongkrak dari segi teknik, fisik, dan mental?

Konsistensi hasil positif: apakah Indonesia mampu tampil merata di AFF, Kualifikasi Piala Asia, dan lawan dari level Asia Tenggara sampai Asia?

Implementasi filosofi: seberapa jauh tim cepat memahami dan mempraktikkan filosofi Kluivert?

Penguatan struktur: adanya sistem pelatihan yang mulai berjalan baik, seperti pelatihan timnas U-23 dan U-19 sesuai visi jangka panjang.

Jika target-target semacam ini dijalankan dengan baik, walau tidak lolos Piala Dunia, tetap ada kejutan capaian yang menunjukkan keberhasilan strategi pelatih.

Tantangan Era Piala Dunia: Mimpi dan Strategi Realistis

Mimpi lolos ke Piala Dunia 2026 memang menjadi dorongan besar. Namun, dari segi rasio pertandingan, kualifikasi kemenangan, kekuatan grup, Indonesia harus bersaing ketat dengan tim-tim yang jauh lebih mapan. Arah Erick tidak salah jika ingin menjaga mimpi ini, namun memberi ruang pada proses realistis.

Waktu untuk membangun kultur juara, latihan berdampak, dan integrasi strategi butuh kurun 3–4 tahun sebelum hasil benar-benar terlihat. Dan Erick menegaskan, PSSI siap mendukung proses tersebut.

Pesan Kunci bagi PSSI, Pelatih, dan Publik

PSSI sebagai institusi: bersedia mengambil risiko pendekatan jangka panjang, toleran terhadap hasil sesaat, namun tegas jika ada indikasi stagnasi.

Kluivert sebagai pelatih: punya mandat luas untuk membangun fondasi sistem yang akan digunakan para pelatih selanjutnya, bukan strategi tempel jangka pendek.

Publik dan media: diharapkan mendukung proses, bukan hanya menuntut hasil instan, dan tetap kritis terhadap kemajuan yang terjadi—seperti perkembangan pemain muda, teknik tim, dan kematangan mental.

Menyambut Tahun 2026: Momentum Transformatif atau Sekadar Episode?

Dalam dua tahun ke depan, publik akan mengamati berbagai aspek pembangunan timnas: apakah Kluivert berhasil mengintegrasikan visi permainan, membangun struktur pemain muda, dan memberikan identitas tim yang kuat? Apakah pembinaan internal makin berkembang di era pelatih profesional?

Melalui pernyataan Erick Thohir, langkah ini memberi petunjuk bahwa PSSI memilih jalur sistemik, bukan opportunistis. Target Piala Dunia memang besar, namun itu bukan deadline penentu kelangsungan kerja pelatih.

Menyusun Batu Fondasi untuk Generasi Sepak Bola Indonesia

Kepercayaan penuh dan jangka panjang yang diberikan PSSI via Erick Thohir kepada Patrick Kluivert adalah indikator penting: Indonesia berani merencanakan masa depan, bukan hanya menuntut hasil instan. Jika pengembangan berjalan konsisten, dan pertumbuhan timnas semakin nyata pada level Asia Tenggara serta Asia secara umum, maka proyek Kluivert ini pantas dicatat sebagai fondasi era baru sepak bola Indonesia.

Sementara mimpi Piala Dunia 2026 tetap jadi target, publik harus bisa memahami bahwa proses itulah yang jadi pondasi utama. Dan dari sini, kita bisa mulai menantikan bukan hanya calon peserta Piala Dunia, tapi juga timnas yang mewakili identitas dan tingkat pencapaian sepak bola Indonesia yang sesungguhnya—setelah bangunan fondasi kuat dibangun secara serius dan berkelanjutan.

Terkini