JAKARTA - Fenomena kuliner pedas kembali mencuri perhatian, kali ini lewat kemunculan mie jebew yang sukses merebut hati generasi Z. Hanya dalam dua bulan terakhir, tagar #MieJebew sudah meraup lebih dari lima juta tayangan di TikTok, menunjukkan betapa besarnya antusiasme warganet terhadap sajian mie kenyal dengan kuah cabai yang super kental ini. Istilah “jebew” sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti “mengagetkan”, merujuk pada sensasi pedas yang benar-benar mengguncang lidah dan membuat bibir serasa bergetar. Tak mengherankan, berbagai portal resep daring seperti Resep Nasional hingga ResepDapur langsung memasukkan mie jebew dalam daftar “street-food paling dicari 2025”.
Mie jebew sebenarnya bukanlah hasil inovasi pabrikan besar, melainkan kreasi sederhana yang lahir dari eksperimen warung mie di Garut. Resepnya kemudian menyebar cepat melalui platform seperti Cookpad dan diadaptasi oleh pedagang kaki lima di berbagai kota. Dengan harga yang sangat terjangkau, yakni sekitar Rp5–7 ribu per cup, mie ini cepat meraih popularitas di kalangan pelajar dan mahasiswa yang mendambakan sensasi pedas dengan bujet hemat.
Di balik kepopulerannya, rahasia kelezatan mie jebew terletak pada bahan sederhana dan cara memasak yang praktis, sehingga cocok dijadikan menu jualan bagi UMKM kuliner. Berikut rincian bahan dan langkah pembuatannya:
Bahan-Bahan:
1 bungkus mie keriting kering atau mie instan tanpa bumbu.
3–4 sendok makan chili oil rumahan (minyak yang diinfus cabai rawit).
1 sendok makan cabai bubuk Korea atau cabai rawit giling.
2 siung bawang putih, dicincang halus.
1 sendok teh kecap asin dan 1 sendok teh saus tiram.
½ sendok teh gula pasir, sejumput lada bubuk.
Topping sesuai selera: telur rebus, pangsit goreng, sawi rebus, bawang goreng.
Cara Membuat:
Rebus mie selama 2 menit hingga teksturnya kenyal, lalu tiriskan.
Tumis bawang putih dalam sedikit minyak hingga aromanya harum.
Masukkan chili oil, cabai bubuk, kecap asin, saus tiram, gula, dan lada. Aduk cepat supaya bumbu tercampur merata.
Tambahkan mie ke dalam wajan, aduk selama 30 detik sampai semua bumbu meresap. Jika menyukai mie sedikit berkuah (nyemek), bisa ditambah 2 sendok makan air rebusan mie.
Sajikan selagi panas bersama topping favorit dan taburan bawang goreng.
Selain dari kelezatannya, mie jebew juga digemari karena proses pembuatannya yang super cepat, hanya membutuhkan sekitar 10 menit dari persiapan hingga siap disajikan. Tak hanya itu, modal bahan yang relatif murah membuat margin keuntungan cukup besar bagi para pedagang kecil. Faktor inilah yang membuat mie jebew menjadi salah satu peluang usaha kuliner kaki lima paling menjanjikan di 2025.
Namun, di balik keunggulannya, mie jebew tetap menyimpan sejumlah catatan penting. Sensasi pedas ekstremnya memang menjadi daya tarik utama, tetapi juga membuat mie ini kurang ramah bagi sebagian konsumen yang memiliki masalah lambung atau tidak terbiasa dengan makanan pedas. Ditambah lagi, kandungan natrium yang tinggi dari mie instan dan bumbu yang digunakan perlu menjadi perhatian, terutama jika dikonsumsi secara rutin.
Kendati demikian, potensi pasar mie jebew masih sangat terbuka lebar. Video challenge “makan mie jebew” yang viral di media sosial memberikan peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis, termasuk menjual mie jebew dalam bentuk frozen food yang bisa dikirim ke luar kota atau bahkan luar pulau. Strategi bundling dengan produk lain seperti minuman penetral pedas atau camilan pendamping juga bisa menambah nilai jual.
Dari sisi tantangan, geliat tren kuliner di media sosial kerap bergerak cepat. Setelah fase viral, tak jarang muncul kejenuhan yang membuat peminat menurun drastis. Mie jebew juga harus bersaing ketat dengan tren jajanan serupa seperti mie nyemek, seblak, atau bakso mercon yang juga mengandalkan keunikan rasa pedas. Oleh karena itu, inovasi varian rasa, strategi pemasaran kreatif, dan kemasan yang menarik menjadi kunci agar mie jebew bisa bertahan lebih lama di pasar.
Seperti diungkapkan oleh salah satu penjual mie jebew di kawasan kampus Bandung, Rani (27), “Modalnya kecil, masaknya gampang, dan cepat balik modal. Tantangannya cuma satu: bikin pembeli penasaran terus. Kalau nggak kreatif, nanti mereka bosan,” ujarnya.
Dalam skala lebih luas, fenomena mie jebew menunjukkan bagaimana kekuatan media sosial, khususnya TikTok, mampu mengangkat kuliner sederhana menjadi tren nasional hanya dalam hitungan minggu. “Sekarang banyak yang pesan lewat online setelah lihat video challenge. Jadi pasarnya nggak cuma di sekitar warung, tapi bisa kirim ke luar kota juga,” tambah Rani.
Melihat antusiasme yang masih tinggi, pelaku UMKM yang ingin menambah varian jualan atau membuka usaha baru di bidang kuliner kaki lima bisa menjadikan mie jebew sebagai pilihan menarik. Namun, tetap penting untuk mempertahankan kualitas rasa, kebersihan, dan memberikan informasi yang jujur kepada pembeli terkait tingkat kepedasan, agar mie jebew bukan hanya jadi tren sesaat, melainkan bisa bertahan sebagai ikon street food khas generasi muda.