Kemenkes

Menkes Tingkatkan Deteksi Dini Kanker Paru di Seluruh Indonesia

Menkes Tingkatkan Deteksi Dini Kanker Paru di Seluruh Indonesia
Menkes Tingkatkan Deteksi Dini Kanker Paru di Seluruh Indonesia

JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat deteksi dini kanker paru, penyakit yang menempati posisi tertinggi dalam angka kematian akibat kanker di tanah air. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa fokus utama program ini bukan sekadar pengobatan, melainkan identifikasi sejak dini agar pasien memiliki peluang hidup lebih tinggi.

“Kanker, sebagai strategi bukan pada pengobatan, tetapi pada deteksi dini. Karena kalau kita bisa identifikasi sejak awal, maka peluang hidup pasien jauh lebih besar,” ujar Menkes Budi saat menghadiri Pertemuan Tahunan ke-5 Asian Association for Pediatric and Congenital Heart Surgery (AAPCHS), yang digelar bersamaan dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia (PIT HBTKVI) di Bali.

Menkes Budi menekankan bahwa deteksi dini menjadi faktor krusial, mengingat kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker di Indonesia. Dengan diagnosis pada stadium awal, metode terapi yang diterapkan lebih sederhana dan efektif, yakni operasi, dibandingkan dengan kemoterapi atau radioterapi. “Jika terdeteksi pada stadium satu, terapinya bukan kemoterapi atau radioterapi, melainkan operasi,” jelasnya.

Program ini juga sejalan dengan upaya Kementerian Kesehatan menurunkan angka kematian akibat penyakit tidak menular secara keseluruhan, khususnya jantung dan kanker. Dengan skrining yang lebih baik, pasien dapat terdiagnosis lebih cepat, sehingga penanganan bisa dilakukan secara tepat waktu dan risiko komplikasi dapat diminimalkan. “Apapun infrastrukturnya, ujungnya kembali pada manusianya. Tapi dengan skrining yang lebih baik, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tegas Menkes Budi.

Sebagai langkah nyata, pemerintah tengah mendistribusikan perangkat CT Scan dosis rendah ke berbagai kota di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan layanan kesehatan melakukan skrining kanker paru dengan cepat dan merata, sehingga deteksi awal dapat dilakukan secara lebih luas.

Selain itu, Kementerian Kesehatan menyiapkan 514 laboratorium imunohistokimia di berbagai kota untuk mendukung diagnosis kanker paru dengan akurasi tinggi. Laboratorium ini memegang peranan penting dalam memastikan bahwa pasien mendapat diagnosis yang tepat sehingga terapi yang diberikan lebih efektif.

Di tingkat provinsi, pemerintah juga berencana mengembangkan laboratorium patologi anatomi berbasis teknologi Next Generation Sequencing (NGS). Fasilitas ini akan mempercepat proses diagnosis kanker dan sekaligus mendukung pemberian terapi yang lebih terarah, sehingga pasien dapat memperoleh perawatan yang sesuai dengan karakteristik penyakitnya.

Program ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam membangun infrastruktur kesehatan yang tangguh dan merata, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Peningkatan fasilitas skrining ini tidak hanya bertujuan menyelamatkan nyawa, tetapi juga mengurangi beban sistem kesehatan dalam jangka panjang, karena pengobatan pada tahap awal relatif lebih ringan dan biaya lebih terkendali dibandingkan jika kanker telah mencapai stadium lanjut.

Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa masyarakat dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai program ini melalui Halo Kemenkes di hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak@kemkes.go.id. Dengan demikian, masyarakat diharapkan lebih proaktif memanfaatkan layanan skrining kanker paru yang disediakan pemerintah.

Upaya ini menjadi bukti nyata bahwa deteksi dini bukan sekadar jargon, tetapi langkah strategis yang dapat meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia sekaligus memperkuat sistem kesehatan nasional. Dengan kolaborasi antara teknologi, fasilitas kesehatan, dan kesadaran masyarakat, Menkes Budi optimistis program deteksi dini kanker paru akan berjalan efektif dan berdampak positif pada kesehatan publik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index