JAKARTA - Di tengah persaingan smartphone yang semakin ketat, Nokia kembali meluncurkan produk terbaru dari keluarga G-series, yaitu Nokia G42. Namun, kali ini bukan sekadar ponsel 5G biasa. Perangkat ini hadir dengan konsep yang unik: bisa diperbaiki langsung oleh penggunanya di rumah tanpa harus bergantung penuh pada pusat servis resmi.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi HMD Global untuk memperpanjang umur pakai perangkat elektronik dan sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan. Tidak hanya memperhatikan sisi teknologi, Nokia G42 juga menekankan tanggung jawab perusahaan terhadap isu daur ulang dan pengurangan limbah elektronik.
Konsep Self-Repair: Lebih Hemat, Lebih Ramah Lingkungan
Salah satu nilai jual utama Nokia G42 adalah kemampuan self-repair. HMD Global bekerja sama dengan komunitas iFixit, yang dikenal sebagai penyedia panduan serta perlengkapan perbaikan gadget. Lewat kolaborasi ini, pengguna bisa mendapatkan panduan lengkap, peralatan, hingga komponen pengganti yang dibutuhkan, mulai dari baterai hingga layar.
Konsep ini bukan pertama kalinya diterapkan Nokia. Sebelumnya, fitur serupa sudah dihadirkan pada Nokia G22. Namun, dengan kehadiran Nokia G42, kemampuan tersebut diperluas untuk perangkat 5G, menjadikannya sebagai ponsel 5G pertama Nokia yang mendukung perbaikan mandiri.
Keuntungan dari fitur ini jelas terasa. Bagi pengguna, biaya perbaikan bisa ditekan, sementara dari sisi lingkungan, umur perangkat akan lebih panjang sehingga mengurangi limbah elektronik.
Desain Kokoh dengan Material Daur Ulang
Selain memudahkan perbaikan, Nokia G42 juga dirancang dengan memperhatikan faktor keberlanjutan. Casing perangkat terbuat dari 65 persen bahan daur ulang, sebuah langkah kecil namun penting dalam mengurangi ketergantungan pada material baru.
Tidak hanya itu, perangkat ini juga diklaim tahan banting karena telah melewati uji ketahanan yang lebih ketat. Menurut HMD Global, Nokia G42 berhasil melewati dua kali lebih banyak uji benturan serta metode uji tekan terbaru, sehingga membuatnya lebih tangguh dalam penggunaan sehari-hari.
Layar dan Kamera
Dari sisi tampilan, Nokia G42 mengusung layar IPS LCD 6,56 inci dengan resolusi HD+ (1612 x 720 piksel). Rasio 20:9 dan dukungan hingga 16,7 juta warna membuat visual cukup nyaman, meski resolusinya masih di bawah standar Full HD. Tingkat kecerahan maksimal mencapai 500 nits, cukup terang untuk digunakan di luar ruangan, sementara proteksi Corning Gorilla Glass 3 memberi perlindungan ekstra dari goresan.
Di bagian depan, Nokia menyematkan kamera selfie 8 MP atau 16 MP, tergantung pasar tempat ponsel ini dijual. Sementara itu, punggung perangkat dihiasi tiga kamera: lensa utama 50 MP dengan aperture f/1.8, lensa makro 2 MP, dan sensor depth 2 MP. Ketiganya sudah mendukung autofocus serta lampu LED flash, cukup mumpuni untuk kebutuhan fotografi harian.
Performa dan Baterai
Untuk performa, Nokia G42 ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 480 Plus 5G. Meski masuk kategori entry-level, chipset ini cukup untuk aktivitas sehari-hari, mulai dari multitasking aplikasi kantor, browsing, hingga hiburan ringan.
Chipset tersebut dipadukan dengan dua opsi RAM: 4 GB dan 6 GB, keduanya dipasangkan dengan penyimpanan internal 128 GB. Jika masih kurang, pengguna bisa memperluas kapasitas dengan slot microSD.
Daya tahan ponsel ini juga menjadi salah satu keunggulannya. Baterai 5.000 mAh diklaim mampu bertahan hingga tiga hari dalam sekali pengisian. Tak ketinggalan, ada dukungan fast charging 18W untuk pengisian yang lebih efisien.
Sistem Operasi dan Dukungan Pembaruan
Nokia G42 menjalankan Android 13 murni tanpa banyak bloatware, sesuai ciri khas Nokia belakangan ini. HMD Global juga berjanji memberikan pembaruan sistem operasi selama dua tahun dan update keamanan bulanan hingga tiga tahun.
Bagi konsumen, komitmen ini memberi rasa aman karena perangkat tidak akan cepat usang, meski berada di kelas menengah bawah.
Harga dan Varian Warna
Nokia G42 ditawarkan dalam dua pilihan warna menarik: So Grey dan So Purple. Varian tertinggi dengan RAM 6 GB dan penyimpanan 128 GB dibanderol 249 euro atau sekitar Rp 4,07 juta.
Sayangnya, hingga kini belum ada konfirmasi apakah perangkat ini akan dipasarkan di luar Eropa.
