JAKARTA - Di tengah persaingan ketat dunia e-commerce dan ritel saat ini, konsistensi layanan menjadi nilai lebih yang membedakan sebuah platform dari yang lain. PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli), sebagai pionir dalam ekosistem perdagangan omnichannel di Indonesia, menunjukkan bahwa membangun kepercayaan pelanggan tidak cukup dengan memberikan diskon atau promosi sesaat melainkan melalui pengalaman yang konsisten dan berkualitas di setiap interaksi.
Menghadirkan kenyamanan dalam belanja, baik secara daring maupun luring, bukan sekadar strategi, tapi bagian dari filosofi bisnis Blibli yang berfokus pada pelanggan. Menurut Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo, pengalaman konsumen yang positif secara berkelanjutan adalah kunci dari loyalitas, bukan satu-dua transaksi yang mulus.
Blibli, yang kini melayani konsumen ritel maupun institusi yang terkoneksi secara digital, terus memperkuat posisinya sebagai platform terpercaya dengan memperhatikan setiap titik kontak pelanggan. Mulai dari proses pemesanan produk, konsultasi, transaksi, hingga layanan purnajual semua dirancang agar pelanggan merasa nyaman, aman, dan diperlakukan dengan penuh transparansi.
- Baca Juga Investor Muda Dominasi Pasar Modal
Salah satu elemen penting dari pendekatan omnichannel Blibli adalah keberadaan toko fisik elektronik konsumen. Kehadiran toko-toko ini bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari upaya perusahaan untuk menjembatani pengalaman belanja digital dengan keandalan pelayanan langsung. Dengan kata lain, Blibli tidak hanya fokus pada tampilan aplikasi dan situs, tapi juga bagaimana pelanggan berinteraksi dengan staf toko di lapangan.
Hingga akhir Juni 2025, Blibli telah mengoperasikan 223 toko fisik elektronik konsumen, yang terdiri dari 122 toko bermerek tunggal dan 101 toko multi-merek. Pertumbuhan ini juga diwarnai dengan kolaborasi strategis bersama mitra global, seperti hello (Apple), Samsung, dan Huawei, yang menunjukkan keseriusan Blibli dalam menjangkau lebih banyak segmen pelanggan.
“Menempatkan pelanggan di pusat keputusan bukan sekadar prinsip operasional kami, ini adalah praktik nyata yang membentuk cara kerja tim kami setiap hari,” ujar Alvin Harirahardjo, Director of Retail Operations PT Global Teknologi Niaga (GTNi), entitas anak Blibli yang mengelola toko-toko fisik tersebut.
Alvin menekankan bahwa loyalitas pelanggan dibangun secara bertahap, melalui perhatian yang konsisten dan komitmen terhadap kebutuhan pelanggan. Bagi Blibli, memahami pelanggan bukan berarti sekadar mendengar keluhan, tapi juga mampu menciptakan solusi yang relevan dari tantangan yang terjadi di lapangan.
Dalam praktiknya, ini diwujudkan melalui peningkatan kualitas produk, percepatan layanan, dan kemampuan untuk merespons keluhan atau masukan dengan tepat dan empatik. Tak hanya itu, pengembangan sistem serta pelatihan tim layanan menjadi fokus berkelanjutan agar seluruh staf toko memiliki standar pelayanan yang seragam di seluruh Indonesia.
Blibli tidak hanya membicarakan pelayanan pelanggan sebagai konsep, tetapi juga mewujudkannya dalam tindakan nyata. Sejumlah testimoni pelanggan di berbagai toko fisik menjadi bukti bahwa standar layanan diterapkan merata dan bukan bergantung pada satu individu atau lokasi.
Misalnya di Blibli Store Bekasi Cyber Park, seorang pelanggan menyampaikan kepuasan setelah staf toko membantu proses klaim garansi adaptor charger yang rusak. Di Blibli Store Emporium Pluit, staf toko tetap melayani hingga larut malam demi menyelesaikan proses trade-in produk karena ada kendala dalam backup data.
Cerita positif juga muncul dari pelanggan di Blibli Store Bintaro Plaza, The Park Sawangan, dan Dago Bandung. Mereka menilai staf toko tidak hanya ramah, tapi juga informatif dan proaktif dari awal hingga akhir transaksi, menunjukkan bahwa budaya pelayanan memang dijalankan di semua lini, bukan hanya sebagai slogan.
Melalui pendekatan yang berorientasi pada pengalaman pelanggan sebagai pusat ekosistem, Blibli berhasil membangun ikatan emosional dan kepercayaan yang langgeng. Model omnichannel yang diterapkan pun tidak berhenti pada integrasi sistem antara online dan offline, tetapi benar-benar dimaknai sebagai sinergi dua dunia yang menjawab kebutuhan konsumen modern secara menyeluruh.
“Keseriusan dalam mendengarkan dan bertindak adalah bagian dari cara kami bertumbuh bersama pelanggan,” lanjut Alvin. Ia juga menegaskan bahwa komitmen Blibli tidak berhenti pada pelayanan hari ini, tapi terus berkembang agar tetap relevan terhadap kebutuhan konsumen di masa depan.
Dengan semangat keterbukaan dan akuntabilitas, Blibli tidak hanya ingin menjadi platform belanja, tapi juga partner dalam kehidupan digital masyarakat Indonesia. Melalui standar layanan yang kuat, sistem yang terus ditingkatkan, dan tim yang berdedikasi, Blibli hadir tidak sekadar menjual barang, tetapi membangun pengalaman belanja yang bermakna.