JAKARTA - Ajang FIBA Women’s Basketball World Cup 2026 kian mendekat dan atmosfer persaingan mulai memanas. Sebanyak 24 negara telah dipastikan akan mengikuti babak kualifikasi yang digelar pada Maret 2026. Keikutsertaan negara-negara ini menjadi babak krusial dalam upaya mereka merebut tempat di putaran final turnamen basket putri paling bergengsi di dunia yang akan digelar di Berlin, Jerman.
Kualifikasi ini akan digelar di empat lokasi berbeda. Kendati lokasi spesifiknya belum diumumkan oleh Federasi Bola Basket Internasional (FIBA), pengumuman keikutsertaan para peserta sudah memberi gambaran besarnya skala kompetisi yang akan berlangsung.
Negara-negara yang tampil dalam fase ini merupakan perwakilan dari empat turnamen kontinental utama: FIBA Women’s AfroBasket, Women’s AmeriCup, Women’s Asia Cup, dan Women’s EuroBasket. Masing-masing turnamen ini telah menentukan siapa saja wakil terbaik dari zona mereka yang layak bersaing di kualifikasi.
Dari benua Afrika, empat tim terbaik dari FIBA Women’s AfroBasket 2025, yakni Mali, Nigeria, Senegal, dan Sudan Selatan, akan tampil di babak kualifikasi. Keikutsertaan mereka menandai dominasi tradisional negara-negara tersebut dalam basket putri di kawasan Afrika.
Sementara itu, zona Amerika mengirimkan enam wakil. Mereka adalah Argentina, Brasil, Kanada, Kolombia, Puerto Rico, dan Amerika Serikat. Keenamnya lolos sebagai penghuni enam besar dalam turnamen Women’s AmeriCup 2025.
Kekuatan basket putri dari Asia dan Oseania juga tidak bisa dianggap remeh. Enam negara yang lolos dari FIBA Women’s Asia Cup 2025 adalah Australia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Filipina. Negara-negara ini telah memperlihatkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi penantang serius dalam kompetisi global.
Kawasan Eropa menjadi zona paling kompetitif dengan banyak negara kuat. Jerman, selaku tuan rumah FIBA Women’s Basketball World Cup 2026, tetap diikutsertakan dalam babak kualifikasi meski statusnya sudah dipastikan lolos otomatis. Selain itu, Belgia, Prancis, Italia, Spanyol, dan Turki lolos sebagai tim-tim terbaik dari FIBA Women's EuroBasket 2025.
Menariknya, dua negara Eropa lainnya yakni Republik Ceko dan Hungaria juga mendapatkan tiket ke babak kualifikasi setelah menjadi juara dalam Turnamen Pra-Kualifikasi FIBA Women’s Basketball World Cup 2024. Ajang ini diselenggarakan secara paralel di Kigali, Rwanda dan Mexico City, Meksiko.
Meskipun mengikuti kualifikasi, Jerman sebagai tuan rumah bersama empat juara turnamen kontinental yakni Nigeria (AfroBasket), Amerika Serikat (AmeriCup), Tiongkok (Asia Cup), dan Prancis (EuroBasket), sudah dipastikan langsung tampil di putaran final. Artinya, hanya 11 tempat tersisa yang akan diperebutkan oleh peserta lainnya.
Babak kualifikasi menjadi titik penentu siapa yang akan meramaikan kompetisi di Berlin pada 4–13 September 2026. Dengan hanya 16 tim yang akan lolos ke putaran final, turnamen ini dipastikan akan menyajikan duel-duel kelas dunia sejak babak penyisihan.
FIBA Women’s Basketball World Cup 2026 merupakan edisi ke-20 dalam sejarah turnamen ini. Dua arena di Berlin telah dipilih untuk menjadi lokasi pertandingan, yakni Arena Berlin yang mampu menampung 14.500 penonton dan Max-Schmeling-Halle dengan kapasitas 8.500 penonton.
Turnamen kali ini juga menandai kelanjutan dari perubahan skema penyelenggaraan yang mulai diterapkan pada edisi sebelumnya. Sebelumnya, FIBA Women’s World Cup sempat berlangsung dalam waktu yang berdekatan dengan Piala Dunia Putra. Namun, sejak 2022, jadwalnya diubah agar memiliki siklus empat tahunan yang setara dengan kompetisi pria, tetapi digelar setelah Piala Dunia Putra dan sebelum musim WNBA dimulai.
Langkah tersebut memberikan ruang khusus bagi turnamen basket wanita untuk menempati panggung utamanya sendiri dan mendapatkan sorotan maksimal di kalender olahraga dunia.
Kehadiran 24 negara dalam kualifikasi menjadi cerminan kuatnya kompetisi basket putri internasional saat ini. Negara-negara unggulan seperti Amerika Serikat dan Tiongkok terus menunjukkan konsistensinya, sementara tim-tim lain seperti Filipina, Kolombia, dan Sudan Selatan mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Perhatian juga tertuju pada Jerman, yang meski berstatus tuan rumah, tetap terlibat dalam babak kualifikasi. Hal ini dinilai sebagai upaya untuk menjaga ritme kompetisi dan memberikan pengalaman bertanding yang optimal sebelum menghadapi lawan-lawan tangguh di kandang sendiri tahun depan.
Dengan makin meratanya kekuatan dan meningkatnya profesionalisme tim-tim nasional wanita, kualifikasi FIBA Women’s Basketball World Cup 2026 diharapkan tidak hanya menjadi pertarungan memperebutkan tiket ke Berlin, namun juga momen penting untuk menunjukkan bahwa bola basket wanita kian berdaya saing di kancah global.
Turnamen ini tidak hanya penting bagi para pemain dan federasi nasional, tapi juga bagi pengembangan olahraga wanita secara umum. Sebab, semakin kompetitif dan meratanya persaingan, semakin besar pula peluang untuk meningkatkan eksposur, minat, dan dukungan terhadap olahraga ini.
Dengan begitu, pelaksanaan FIBA Women’s Basketball World Cup 2026 di Berlin akan menjadi panggung pembuktian seberapa jauh transformasi basket wanita telah melangkah baik dari sisi kualitas permainan, daya saing tim, maupun partisipasi penonton dunia.