JAKARTA - Program pembangunan 3 juta rumah rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan langkah konkret dengan pendekatan teknologi inovatif. Tidak hanya menggandeng BUMN, keterlibatan pihak swasta juga menjadi tulang punggung percepatan proyek ini. Salah satu bentuk sinergi itu terlihat dari kolaborasi antara PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dengan pengembang properti Asatu Realty Property Group.
Proyek yang akan dibangun di Graha Asatu Puncak, Cianjur, Jawa Barat ini menargetkan pembangunan 500 unit rumah dengan mengusung teknologi bata interlock presisi. Teknologi ini bukan sekadar solusi pembangunan cepat, namun juga ramah lingkungan dan tahan bencana. Di tengah tantangan mewujudkan perumahan layak untuk masyarakat luas, kehadiran teknologi seperti ini menjadi angin segar yang menjanjikan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas.
Kerja sama ini ditandai melalui seremoni peletakan batu pertama sebagai simbol dimulainya proses pembangunan. Sejak awal, proyek ini sudah dikemas dalam semangat gotong royong yang menjadi nilai kunci dalam mewujudkan target perumahan nasional.
Bata interlock presisi merupakan produk turunan dari semen hijau milik SIG. Berbeda dengan bata konvensional, sistem kerja bata ini menyerupai permainan bongkar-pasang, di mana setiap bagian saling mengunci secara presisi. Keunggulannya meliputi kecepatan dalam proses konstruksi, efisiensi biaya, dan ketahanan terhadap gempa maupun api. Aspek ramah lingkungan juga menjadi nilai tambah yang sesuai dengan arah pembangunan berkelanjutan.
Brigjen Pol. Julisa Kusumowardono dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman menyoroti pentingnya kerja sama seperti ini dalam skala nasional. Ia mengapresiasi inisiatif SIG dan Asatu Realty sebagai cerminan gotong royong dalam menyukseskan program perumahan rakyat.
“Ini adalah gambaran dari gotong royong bersama dalam mewujudkan perumahan untuk rakyat. Ini adalah solusi perumahan yang bisa menjadi percontohan bagi yang lain,” ujar Julisa.
Dari pihak SIG, komitmen penuh ditunjukkan oleh Direktur Sales & Marketing, Dicky Saelan. Ia menegaskan bahwa penggunaan bata interlock presisi tidak hanya soal efisiensi pembangunan, tetapi juga menjamin aspek keselamatan dan kenyamanan penghuni rumah.
“Melalui produk bata interlock presisi, SIG memastikan masyarakat dapat memiliki rumah yang nyaman dan aman, lebih tahan terhadap gempa dan api, serta ramah lingkungan. Ini adalah bentuk dukungan untuk pencapaian 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintahan Bapak Presiden Prabowo Subianto,” tegas Dicky Saelan.
Sementara itu, Direktur Utama Asatu Realty Property Group, Joko Santosa, mengungkapkan kebanggaannya atas kerja sama strategis dengan SIG. Menurutnya, perusahaannya telah menjadi pionir dalam penggunaan teknologi bata interlock di Pulau Jawa, dan proyek di Cianjur merupakan proyek ketiga setelah keberhasilan di Kendal dan Bandung Barat.
"Alhamdulillah, kolaborasi dengan SIG semakin solid. Konsumen juga mengakui bahwa rumah bata interlock presisi sejuk saat siang hari, hangat pada malam hari, dan kedap suara. Ke depan, kami akan membangun seluruh unit dengan bata interlock presisi karena mutunya bagus, waktu konstruksinya cepat, dan biayanya murah," jelas Joko Santosa.
Pengalaman lapangan yang sudah dialami Asatu Realty dalam dua proyek sebelumnya menjadi bekal berharga untuk menyukseskan pembangunan 500 unit rumah di Cianjur. Bahkan, Joko juga mengungkapkan rencana perluasan kerja sama ke proyek-proyek selanjutnya, termasuk pengembangan dengan Agung Podomoro Land.
Langkah yang diambil SIG dan Asatu Realty menjadi representasi nyata dari pendekatan kolaboratif lintas sektor demi menyukseskan agenda nasional. Dalam konteks lebih luas, kehadiran teknologi seperti bata interlock presisi diharapkan mampu mendorong revolusi dalam cara pembangunan rumah di Indonesia, menjadikannya lebih cepat, lebih murah, dan lebih tangguh menghadapi tantangan lingkungan.
Ke depan, keterlibatan lebih banyak pihak dalam proyek pembangunan rumah rakyat akan sangat menentukan keberhasilan target ambisius 3 juta rumah. Teknologi konstruksi yang adaptif serta pola kerja sama yang berkesinambungan diyakini menjadi dua pilar utama dalam menjawab kebutuhan hunian yang layak, aman, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dengan semakin eratnya sinergi antara BUMN dan swasta serta dukungan pemerintah, pembangunan rumah rakyat tidak lagi menjadi mimpi, tetapi kenyataan yang tengah diwujudkan satu demi satu. Transformasi inilah yang menjadi harapan besar bagi masa depan perumahan Indonesia.